25 : Saatnya Merelakan

2.9K 82 0
                                    

Sudah tiga hari sampai hari ini Alana masih tidak masuk ke sekolah, jujur ada yang berubah padaku ketika dia tidak masuk, aku sering ditanya ini itu oleh Celia dan gengnya, oleh Kak Andy dan Kak Jefri, aku sudah jarang mengobrol dengan Rendy dan h...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari sampai hari ini Alana masih tidak masuk ke sekolah, jujur ada yang berubah padaku ketika dia tidak masuk, aku sering ditanya ini itu oleh Celia dan gengnya, oleh Kak Andy dan Kak Jefri, aku sudah jarang mengobrol dengan Rendy dan hari-hariku tanpa dirinya hampa, kosong, dan tak bernyawa.

Apa iya aku sangat nyaman dan senang jika berada didekatnya, jika melihatnya, jika mengobrol, berjalan pulang dengannya. Jujur itu yang aku rasakan, meski dia sering sekali megejekku atau membuatku malu didepan yang lain.

Alana, jika kamu mendengar ini, aku harap kamu segera kembali, entah dimana kamu, dan bagaimana kabarmu, jujur aku ingin sekali kembali bertemu, meski cuma 3 hari dia pergi, itu sangat terasa buatku, rasa kehilangan itu ada, dan aku merasakannya sekarang.

"Rendy berhenti dari Band Vi" saut Siska padaku.

"Kenapa?" tanyaku.

Dia berhenti karena gagal menang di kompetisi Nasional kemarin, dia kecewa mungkin" jawab Siska. "Dan dia juga sering marah-marah pada anak Band lainnya" lanjutnya.

"Termasuk sama kamu?" tanya Arman.

"Enggak sering juga" jawab Siska.

"Gilak tuh anak, emang harus diberi pelajaran" ucap Arman geram.

"Udah lah Sis, mungkin cuma emosi sesaat" ucapku. "Jadi benar-benar sudah tak ingin terlibat lagi di Band?" tanyaku.

"Iya" jawab Siska.

"Apa aku bilang, Rendy bukan cowok baik-baik, pengecut banget" kembali Arman seolah memanaskan situasi. "Aku saranin sama kalian, enggak perlu terlalu dekat dengan Rendy, toh kalian sudah tau sifat aslinya bagaimana" lanjutnya.

"

Udah-udah" pintaku. "Sekarang dimana dia?"

"Di.. entah aku rasa dikelasnya, kenapa?"

"Aku mau bicara" jawabku.

"Woi, enggak usah Vi, enggak perlu" pinta Amran.

"Udah tenang aja" jawabku. Aku bergegas pergi menuju Rendy untuk membicarakan kejadian yang diceritakan Siska, kebetulan Siska juga yang menjadi korban, dan aku sebagai sahabatnya tidak terima.

"Rendy" panggilku, Rendy menoleh dan menghampiriku.

"Navia, ada apa ya?" tanyanya.

"Boleh bicara?" tanyaku.

"Oh boleh, duduk disini" suruhnya, aku duduk dibangku didepan kelasnya. "Mau bicara apa Vi?"

"Kamu, aku dengar keluar dari Band, ada apa?"

Dia menyenderkan badannya. "Udah bosen Vi, udah enggak semangat lagi, Band kita kalah, dan apa yang harus aku lakukan, sudah tidak bisa, aku sudah tidak bisa memenuhi kepercayaan Sekolah kita" jawab Rendy dengan nada penuh putus asa.

Cerita Cinta SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang