Senang sekali aku menulis semua ceritaku ini, begitu senang juga pada akhirya sudah banyak yang merespon ceritaku dengan baik, malam ini, aku tulis bab terakhir dalam ceritaku ini, dan malam ini juga aku masih berada dirumah lama, masih berada dikamar yang lama. Ketika menulis cerita ini, dari bab satu sampai epilog ini, begitu banyak menguras kenangan, begitu banyak menguras emosi juga, karena memang, masa-masa SMA-ku memang seperti itu, memang penuh kejutan dan juga penuh dengan tantangan. Mungkin saja.
Besok aku akan pergi ke Surabaya, ada acara disana, mungkin selama seminggu aku berada disana, selain untuk hadir sebagai pembicara seminar, aku juga sekalian akan jalan-jalan, berkunjung keberbagai macam tempat yang bersejarah disana. Jadinya sekarang, malam ini, selain menulis bab terakhir di novel ini, aku juga berkemas beberapa barang untuk keperluanku nanti di Surabaya.
Cerita ini, memang aku rasa cukup sampai disini, "Cerita Cinta SMA" ku, sudah berakhir sampai disini, selebihnya biar aku tulis dicerita yang lain, mungkin saat jalan-jalan di Surabaya besok dan seminggu selanjutnya, aku bisa banyak menemukan inspirasi, untuk ku tulis kedalam cerita baruku nanti."Kak, jangan lupa oleh-olehnya ya dari Surabaya!" Faza mengejutkanku dikamar, aku tersentak, menoleh padanya, adik kecilku ini sudah bertumbuh menjadi remaja yang nantinya juga akan mendapatkan pengalaman yang sama denganku.
Aku merangkulnya. "Iya.. tenang aja, oh kamu kan bulan depan mau nge-band, nanti deh Kakak beliin gitar baru buat kamu" ucapku, kulihat wajah Faza senang. Dia berdiri, duduk dikursi belajarku."Kak, cinta itu emang susah ya?" tanyanya. Aku seketika tersenyum, juga kaget sih, adik kecilku satu ini, sudah merasakan yang namana cinta ternyata, entah sudah berapa cewek yang dia taksir, dan selama itu juga dia tidak pernah berkonsultasi dengan kakaknya satu ini.
"Kamu pasti ngerasain sendiri deh ntar" jawabku, aku tidak menjawab pertanyannya.
Aku selesaikan epilog ini, setelahnya aku save, kemudian aku tutup laptopku. "Kak, ati-ati ya besok!" imbaunya.
"Pastilah" jawabku. "Kenapa emang, khawatir ya?" tanyaku.
Dia tersenyum. "Takut ketemu sama... nostalgianya Kakak sih lebih tepatnya!" rupanya dia hanya mengejek, aku lempar dia pakai bantal tidurku, dia menjulurkan lidahnya, memelet, kemudian dia pergi dari kamarku, dasar usil dia, sama usilnya dengan Kak Lina, nular deh.
Aku lihat lagi "Udah semua kekn
nya" ucapku, kupandangi beberapa barang yang nantinya aku bawa itu sudah lengkap, jadilah aku tinggal merebahkan tubuhku diatas ranjang, kemudian memejamkan mata.*****
"Dari tadi sibuk sendiri?" tanya pacarku, dia duduk disampingku, melihatku mengetikkan sesuatu disana. Dia pandangi layar laptopku itu. "Ngapain sih Mas?" tanyanya.
"Ini, buat epilog, bab terahir dari novel saya" jawabku. "Kamu... enggak kuliah sekarang?" tanyaku, dia tersenyum, manis sekali, jika pacarku tersenyum itu, matanya menyipit, lesung pipitnya begitu mencolok, jadi tambah sayang dengannya. "Senyumnya itu loh.. ntar banyak cowok yang deket kamu lagi, saya ketikung deh" godaku.
"Ih apaan si Mas, enggak juga" bantahnya. "Oh ya Mas, besok beneran ke Surabaya ya?" tanyanya.
"Iya, ada urusan, kamu tau kan, kerjaan, enggak bisa ditinggal nih" jawabku, seketika mukanya begitu cemberut, kucoba menenangkannya. "Cuma lima hari kok, udah itu kan saya kesini lagi, buat terus ngeliat kamu main theatre di kampus, jago deh!" kupuji dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta SMA [TAMAT]
Jugendliteratur"Hei" sapanya. Aku tidak menjawab, aku cuek saja. "Hei" sapanya lagi. Tak tahan, aku menjawab, menolehnya sedikit. "Iya?" jawabku. Dia menyusulku, kemudian berjalan bersama disampingku. "Hei, maap mengganggu saya liat resleting tas kamu terbuka, dan...