13 : Dia Peduli?

4.3K 97 5
                                    

"Jadi bagaimana?" tanyaku pada Navia yang sedang menempelkan beberapa lembar Mading dilantai tiga milik anak kelas tiga sepulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi bagaimana?" tanyaku pada Navia yang sedang menempelkan beberapa lembar Mading dilantai tiga milik anak kelas tiga sepulang sekolah.

"Bagaimana apanya?" tanyanya. Dia menempelkan lembar demi lembar artikel itu, sedangkan aku hanya menatapnya dengan sedikit tertawa.

"Susah menempelkan artikel itu sendirian?" jawabku. Aku bangkit kemudian berdiri disampingnya. "Mau saya bantu?" tanyaku. Dan jawabannya adalah..

"Tidak" Sudah bisa kutebak. Jadi ku kembali mundur dan duduk dibelakangnya semula. "Saya baru bertemu dengan cewek yang keras kepalanya tinggi sepertimu Navia, kamu unik, kalau kamu punah, saya akan sangat sedih" ledekku kali ini.

"Ck, pernah enggak sehari aja kamu enggak ngeledekku!" ucapnya marah.

Aku terkekeh. "Saya enggak pernah ngeledek, cuma ngomong sama kamu, kalau kamu baper ya jangan marah dong" jawabku. Dia kesal ternyata dan hendak pergi, aku menyusulnya kemudian menarik tangannya. "Sensi amat sih" ucapku.

"Tauk ah" jawabnya.

Aku berani bertaruh, jika, hal yang paling disukai oleh cowok yang ingin PDKT dengan cewek yakni membuatnya seolah marah, dan kalian menjelaskan situasi hanya bercanda saja. Dan itulah yang aku lakukan padanya.

"Jadi mau kemana sekarang?" tanyaku.

"Ya mau pulanglah" jawabnya.

Aku berjalan bersamanya menuruni tangga, hingga akhirnya sampai di lantai satu. "Ada Celia tuh" ucapku, menunjuk kearah Celia dan gengnya yang entah sedang berbuat apa.

Oh ya, aku belum menceriatakan bagaimana aku bisa jadian dulu dengan Celia dan bagaimana aku bisa putus dengannya, jadi aku ingin jelaskan terlebih dahulu pada kalian. Aku bertemu dengan Celia saat kelas satu, dan jujur aku memang naksir dengannya, dan dari sekian banyak cowok yang naksir padanya, aku pemenangnya, kalian tau kenapa? Karena dia juga suka denganku.

Kami berdua pacaran enam bulan dan putus ditengah jalan karena aku yang memutuskannya, entah kenapa, aku tiba-tiba memutuskannya tak jelas, memang aku jahat, dan dia tidak terima, sampai kami berdua beranjak kelas dua, dia masih kekeh untuk menjadi pacarku namun aku juga kekeh dengan pendirianku jika aku mau putus dengannya.

Dan sampai aku bercerita kejadian ini pada Maya dan aku tau sekarang jawabannya kenapa aku bisa putus dengannya, karena aku sudah tidak nyaman dengannya, bagaimana aku menjelaskannya, aku tidak bisa.

Kerena ketidak nyamanan tidak bisa dipaksakan, ada kalanya kita butuh spot baru untuk merasa nyaman, ada kalanya kita butuh pemandangan baru untuk merasakan kenyamanan, dan Celia adalah spot lama yang aku tinggalkan karena aku menemukan spot baru yang membuatku nyaman dan membuatku seolah kembali ke masa lalu, kembali mengingat Naya dan cinta itu, sekarang berpindah pada Navia.

"Aduh" ucapnya, ketika melihat Celia dan gengnya.

"Mau saya bantu?" tawarku. "Dia masih tau, kalau kita berdua pacaran" lanjutku.

Cerita Cinta SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang