Hari ini Maya memaksakan dirinya untuk pergi ke sekolah, padahal ia baru kemarin sore pulang dari rumah sakit. Tapi emang dasar keras kepala mau di tahan segimana pun gak akan ada yang bisa, kecuali si.. Ono nohh, si budak micin alias si Meldy.
Saat ini pun Maya sudah berada di depan kelas hendak masuk, "Assalamualaikum," ucapnya. Ia masuk dan duduk di samping Dara, ketiga sahabatnya melihat Maya dengan tatapan tidak suka.
Tidak suka melihat Maya berada di sini, karena apa? Karena dia baru sembuh, seharusnya ia banyak istirahat wtf!
Yang di tatap pun hanya diam memasang wajah polosnya. Entah di memang tidak peka atau pura-pura tidak peka, entahlah hanya dia dan tuhan yang tau.
"Ngapain kamu ke sekolah?!" ucap Dara.
"Heuh siah, naha make asup nying?" -si Zaqia kaga kalem-
"Eh, Zaqia ngomongnya di jaga. Iya May, kenapa kamu sekolah sih? Kamu kan baru sembuh," ucap Manda tenang, dia emang paling dewasa di antara mereka.
"Nyelow dong mba-mbanya, aku kangen tau ama kalian," jawab Maya.
"Kangen ama kita atau si Meldy?" tanya Zaqia sembari menaik-naikan kedua alisnya.
"Ish, apaan sih. Enggalah aku kangen kalian" pipi Maya mulai memerah seperti tomat.
Tiba-tiba yang di omongin-Maldy- pun memasuki kelas, Maya yang memang matanya tertuju pada pintu kelas pun melihat kedatangannya, ia menatap Meldy begitu intens. Para sahabatnya yang menyadari hal itu pun bersorak meledek Maya.
Tak lama bel berbunyi dan dan pelajaran pertama pun di mulai.
____
Setelah 4jam pelajaran berlangsung, akhirnya waktu istirahat pun tiba. Seluruh siswa berhamburan ke luar kelas menuju tujuannya masing-masing, begitupun dengan Maya, Amanda, Zaqia dan Dara.
Saat ini mereka sedang berjalan menuju kantin, tiba-tiba suara dering telpon berbunyi dan itu berasal dari hp Zaqia. Ia pun mengangkatnya, setelah menerima telpon tersebut ia berpamitan pada ketiga sahabatnya.
"Cuk, gua duluan ya. Gua ada pemotretan nihh" oh iya, lupa. Zaqia itu salah satu model majalah remaja.
Asal kalian tau, dia kerja paruh waktu tulang buat ngehidupin dirinya dan ibunya yang sedang sakit. Kenapa? Karna ortu dia udah cerai dan kakak laki-laki satu-satunya telah meninggal dunia.-miris gaes-
-back to story-
"Oke, tiati.." ucap mereka.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju kantin.
____
Di kantin mereka duduk di tempat favorit mereka, pojokan. Salah satu dari mereka yaitu dara tengah memesankan makanan yang di inginkan oleh mereka.
Maya menerawang ke segala arah, seolah ia sedang mencari sesuatu atau seseorang? Dan... Nah ketemu apa yang dia cari, Meldy. Maya melihat Meldy sedang bercanda tawa bersama ketiga sahabatnya, tapi anehnya ia tidak melihat keberadaan pacarnya Mellyana.
'Apa mereka masih marahan?' batin Maya.
Maya menggendikan bahunya mencoba tidak perduli. Ia akhirnya memutuskan untuk makan.
____
Bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu, namun Maya baru akan pulang sekarang. Setelah 10 menit ia ditanyai beberapa pertanyaan yang menyangkut pautkan nya dengan kejadian sehari yang lalu.
Maya berjalan melewati lorong, tiba-tiba ia mendengar suara ribut dari arah taman belakang perpustakaan. Karena penasaran Maya pun menghampiri asal suara tersebut.
____
Maya POV*
Aku sedang mengampiri suara ribut-ribut yang ada di taman, aku mengintip dari balik tembok, ada dua orang di sana satu orang laki-laki yang postur tubuhnya seperti kukenali dan satunya perempuan yang badannya sedikit tertutupi oleh laki-laki tersebut.
"Gak Meldy!! Ngga!! Aku gak mau putus sama kamu!!" Ucap cewek itu setengah teriak. Tapi tunggu, apa tadi dia bilang? Meldy?
Apa jangan-jangan cewek itu Mellyana? Dan cowok itu Meldy?-jelas dia pasti Meldy 'kan cewek itu tadi bilang Meldy.
"Pokoknya gua mau putus sama lo! Lo udah keterlaluan sama dia!!," jawabnya sambil setengah berteriak juga.
Nah loh, dia siapa lagi?
"Cuman karna Maya yang notabene adalah sahabat kamu doang, kamu tega mutusin aku?" deg. Maya? Itukan nama aku, bener dugaanku kalo mereka itu Meldy sama Mellyana.
"Iya, gua bakalan tega sama lo.! Karna sampe kapanpun Maya itu orang yang paling berharga dalam hidup gua setelah mama gua!!, gua kenal dia dari kecil, kita digedein sama-sama. Dan gua sayang sama melebihi sayanh gua ke lu!!" bentak Meldy.
Meldy? Aku gak salah denger 'kan? Ternyata selama ini perasaan ku gak bertepuk sebelah tangan. Tapi tunggu, bisa jadi 'kan sayangnya Meldy ke aku tuh cuman sebatas sahabat dan gak lebih?.
Aku melihat ke arak mereka berdua lagi, si cewek itu hendak pergi dari sana dan benar saja dugaan ku dia Mellyana. Dia berjalan ke arah sini, ke arahku karna inilah satu-satunya jalan menuju ke luar taman.
Mellyana melihatku yang diam terpaku melihat mereka berdua bertengkar. Dia menatapku dengan sinis, kemudian berjalan melewati ku dan dengan sengaja menyenggol bahuku cukup keras, hingga aku kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
Ia pun pergi begitu saja.
Bugh..
"Aww" rintihku membuat Meldy menoleh ke arahku.
Dengan cepat ia berjalan ke arahku yang sedang duduk di tanah sambil memegang lututku yanh memar akibat terjatuh tadi. Raut wajahnya menunjukan bahwa dia khawatir, aku senang melihatnya khawatir seperti itu padaku:)
"Maya kamu ngapain di sini? Itu lutut kamu kok bisa memar? Pasti gara-gara Mellyana 'kan? Bener-bener tuh anak!" ucapnya khawatir tersisip nada geram di sana.
"Aku gak papa kok," ucapku tersenyum.
Aku mencoba berdiri dan berhasil.
"Pulang yuk, aku anter" tawar Meldy.
"Ayo" Tak mau buang kesempatan aku menerima tawarannya.
"Masih bisa jalan 'kan?" tanyanya dan kujawab dengan anggukan.
Aku mulai melangkah kan kakiku, namun karna luka itu aku berjalan sedikit pincang. Tiba-tiba Meldy berkata "kalo jalannya lama kapan sampe rumahnya?! Sini aku gendong"
Meldy menggendong ku ala bridal style, ia mulai berjalan untung sekolah udah sepi kalo gak pasti malu banget deh di liatin orang secara yang gendong aku 'kan most wanted sekolah ini. Aku juga tidak memberontak dia menggendong ku, karna kakiku sungguh sakit.
Meldy menggendong ku sampai masuk ke mobil, ia memasangkan sabuk pengaman dan dia masuk ke dalan kursi pengemudi dan mulai melakukan mobilnya menuju rumahku.
____
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
I'm comeback, sorry banyak typo karna aku cuma manusia biasa yang punya banyak kesalahan.Ada yang masih baca cerita ini gak? maafin yah kalo php, niatnya pengen up beberapa part tapi aku urungin karna aku cuma numpang hospotan:)
Maafin ya, terimakasih buat yang udah mau baca cerita ku yang aneh bin gaje ini..
Babay🙋

KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...