*author pov*
---
"Gua... udah gua bilang gua pacar lu, lu ngapain di sini?" Ucap Meldy, lalu melirik ke arah Zaqia. "Ohh, pasti lu 'kan yang ngajak Maya bolos?" Tuding Meldy.
Zaqia yang tak terima pun memukul tangan Meldy dengan keras.
"Apaan sih kok gua? Gak jelas lu, kurbel dasar! Ayo may balik," ucap Zaqia.
"Gak! Maya balik sama gua," cegah Meldy saat Zaqia menarik tangan Maya.
Zaqia mendengus, kemudian pergi setelah pamit pada Maya. Suasana terasa sangat canggung setelah kepergian Zaqia. Maya kembali duduk di kursinya dan sibuk memainkan HPnya.
Merasa dicueki Meldy mencoba mengajak Maya mengobrol tapi Maya sama sekali tidak meresponnya. Tiba-tiba Meldy menarik Maya keluar cafe, ternyata Maya dibawa ke parkiran tepat di samping mobil Meldy.
"Masuk,"
Tanpa menunggu perintah untuk yang kedua kalinya, Maya memasuki mobil Meldy. Itung-itung mengirit ongkos. Setelah memastikan Maya duduk Meldy pun akhirnya masuk, dan segera melajukan mobilnya.
---
Setelah sekian lama Maya terdiam, ia baru menyadaru jika jalan yang dilaluinya bukanlah jalan menuju rumahnya. Ia segera menegakkan badannya.
"Lu mau bawa gua ke mana?" Tanya Maya was-was.
"Nanti juga kamu tau"
Lah? Kok jadi aku-kamu sih.
Maya tak memperdulikan itu. Ia kembali melihat ke jalanan. Toh, ia yakin Meldy tidak akan berani macam-macam padanya. Kalau pun iya, gampang. Tinggal tendang aja 'adik'nya terus tinggalin.
---
"Yuk turun,"
Maya melihat sekitar, saat ini sedang berada di basement sebuah mall. Maya pun turun dan mengikuti Meldy menuju lift.
Ada yang tau Meldy membawa Maya ke mana? Arena bermain. Kekanakan bukan, entah apa yang ada dipikiran Meldy. Dan yang membuat Maya kesal adalah sedari tadi hanya Meldy yang bermain sedangkan Maya hanya mengikuti ke mana pun dia pergi layaknya babysitter.
"Mel, lu ngapain sih bawa gua ke sini? Gak guna tau gak!" Geram Maya.
Melihat Maya mulai geram, Meldy kembali menarik Maya keluar arena bermain itu.
"Mau ke mana lagi sih!?" Bentak Maya sambil melepaskan genggaman Meldy.
"Makan,"
"Yadah, lu aja yang makan gua mau balik,"
"Gak, lu harus ikut makan,"
Meldy menarik paksa Maya ke sebuah cafe yang ada di mall itu. Meldy memesan makanan dan minuman yang disukai Maya. Tapi itu sama sekali tak menggunggah selera makannya.
"Ayo, makan. Udah aku pesenin juga," ucap Meldy.
"Suruh siapa mesen, gua gak minta yah,"
Jujur Maya mulai kesal dan ingin sekali mencocok mata sipitnya itu.
"Makan yah, gua suapin nih,"
Mau tak mau Maya menerima suapan itu. Demi membuat Meldy diam. Di sisi lain.
---
Seseorang baru saja memasuki cafe itu. Dan saat hendak memesan makannya matanya menangkap seorang lelaki yang ia kenal sedang menyuapi seorang gadis yang tampak bete.
"Eh, bukannya itu Meldy? Sama siapa itu, bukannya Mellyana lagi liburan ama ortunya yah?"
Orang itu terus memperhatikan kegiatan mereka. Hingga ia menangkap sosok gadis itu.
"Maya? Wahh, gak bisa dibiarin nih," ucapnya.
Diam-diam ia memfoto kegiatan itu dan mengirimnya kepada Mellyana. Tak menunggu lama Mellyana membalasnya dan menyuruhnya untuk terus memperhatikan kegiatan mereka. Ia menyerinyai.
"Mampus lu,"
---
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Sorry kalo banyak typo, aku ngetiknya buru-buru itu pun di hp sepupu aku. Jujur aku lagi gak ada mood buat nulis, terlihat dari seberapa berantakannya part ini dan sebelumnya. Maaf kalo kurang memuaskan.
-Azella-
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
AcakJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...