Author POV*
"Aaaaaaaaaaaaaaaa!.."
"Syutt, diem ini Risma kakaknya Maya. Kamu lupa?"
Meldy berteriak sekencang-kencangnya saat ia melihat sesosok perempuan bermuka putih. Perempuan itu adalah Kharisma atau biasa di panggil Risma, kakak kedua Maya.
Teriakan Meldy tadi membuat Maya yang berada di dalam kamarnya keluar, ia ingin melihat apa yang sedang terjadi. Meldy melihat Maya keluar pun langsung menghampirinya namun sebelum itu terjadi Maya terlebih dahulu masuk ke kamarnya dan menutup pintu setengah membangting.
"Astagfirullah, sabar Ya Allah sabar" ucap Meldy.
Melihat kejadian barusan, Risma pun menghampiri Meldy yang sedang berdiri menghadap pintu kamar Maya sambil mengelus dada.
"Mel, mending kamu balik deh. Kamu tau sendiri Maya kalo lagi marah susah di bujuknya, mending kamu pulang terus kamu pikiran dah tuh cara ngebujuk dia," nasehat Risma.
"Jadi kakak ngusir nih? Tapi giman caranya coba ngebujuk Maya?" ucap Meldy.
"Kagak ngusir aku, caranya ya kamu yang pikiranlah. Gak inisiatif banget jadi cowok, udah sono balik" ucap Risma sambil mendorong bahu Meldy.
Akhirnya Meldy pun mengikuti saran yang di berikan kakaknya Maya, namun di tengah perjalanan ia bukannya pulang tapi ia malah berbelok ke arah yang lain. Ia juga mengirim pesan ke teman-temannya.
____
D'Prince
~King_Meldy
Guys, ke markas skrg.!~Adit wkkw:v
Otw..~Rizky
Tumben, biasanya balik skola langsung ke pulau kapuk:v~Tara
2 Ky.____
Meldy hanya membaca balasan pesan dari temannya itu. Tak lama ia pun sampai di markas mereka, lebih tepatnya apartemen milik Meldy yang di pake tempat kumpul mereka. Dan semua temannya sudah berada di sana, ya Meldy memang telah memberitahu password apartemennya.
Meldy memasuki apartemennya tersebut, lalu menghempaskan dirinya ke sofa yang berhadapan dengan tv. Ia menghela nafasnya kasar, itu dapat menarik perhatian dari teman-temannya. Ia terlihat begitu frustasi.
"Nape lu Mel?" tanya Adit penasaran.
Meldy kembali menghela nafas.
"Cerita elahh, sapa tau kita bisa bantu" ucap Tara.
Meldy terdiam sesaat, tak lama akhirnya ia pun mengeluarkan suaranya. Bisa terdengar oleh sahabatnya dari suaranya ada nada keputus-asaan.
"Maya ngambek ama gua,"
"WHAT!?" ucap Tara, Adit dan Rizky berbarengan.
Kaget, ya mereka kaget. Seorang Meldy yang biasanya bersikap masa bodoh dengan orang lain, dingin, bisa terlihat seperti orang yang frustasi. Itu semua hanya karena satu orang yaitu, Maya.
Bahkan kemaren-kemaren saja, saat pacar*eh maksudnya mantan pacar Meldy marah, ia tidak pernah sefrustasi seperti ini. Sementara sekarang, Maya marah padanya, keadaannya seperti itu. Padahal status mereka hanya sebatas sahabat, ternyata sungguh besar pengaruh Maya terhadap Meldy.
"Gimana ini coeg, gua pusing gimana caranya supaya Maya gak ngambek lagi sama gua?!" ucap Meldy.
Mereka semua tampak berfikir.
"Kasih boneka aja, warna ipink," usul Tara, yang mendapat geplakan di kepalanya.
"Maya bukan tipe cewek lenjeh tolol," geram Meldy.
"Hmm, gimana kalo lo bacain puisi buat dia terus lo minta maaf?" kali ini Rizky yang memberi usul, namun Meldy menggelengkan kepalanya.
"Au ah Mel, gua puyeng. Gua kaga tau apa yang Maya suka atau kaga, jadi gua kaga bisa kasih usulan, seharusnya elo elah yang mikirin caranya. 'Kan elo yang tau Maya luarrl dalem," ucap Adit.
"Ah, unfaedah lu semua" ucap Meldy, sambil beranjak dari sofa menuju pintu keluar.
Ia memilih pulang, dan memikirkan cara membujuk Maya sendiri. Meninggalkan para sahabatnya yang terbengong, melihat Meldy pergi begitu saja dari hadapan mereka. Setelah mengucapkan beberapa kata.
____
Meldy POV*
Gua balik ke rumah dengan keadaan lesu, semangat gua ilang cuma gara-gara Maya ngambek sama gua. Ya, cuma karna itu doang. Entah kenapa? Tapi gua ngerasa gak enak sama dia.
Dia marah sama gua itu karna tadi pagi pas di sekolah, gua mau kasih tau Zaqia tentang dia kemaren yang hampir mau di bully sama lonte. Bukan ngasih tau sih, tapi marahin dia. Dia udah lalai jagain Maya dan asik dengan dunianya sendiri(*lu kaga tau beban hidup gua, njeer_-Zaqia )
Arggghhhhhh, gua pusing. Gua masuk ke dalem rumah tanpa mengucap salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu. Gua langsung nyelonong masuk dan pergi menuju kamar gua. Dan menghempaskan diri ke kasur kingsize yang super duper empuk itu.
Mama yang melihat gua pulang pun menghampiri gua ke kamar, ia duduk di pinggiran kasur dan mengusap lembut kening gua. Gua pun mengganti posisi gua menjadi gua tiduran di atas pahanya menghadap perut mama gua dan kedua tangan gua memeluk perut ratanya.
Hangat. Itulah yang gua rasain saat ini.
"Kenapa kamu pulang-pulang kok muka di tekuk?" tanya mama gua.
Gua hanya diem.
"Ada masalah sama Mellyana?" tanya mama gua lagi, oh iya mama gua belum tau kalo gua dah putus ama dia.
"Meldy dah putus ama dia ma, udah gak usah bahas dia lagi ma. Ini tuh tentang Maya ma," ucap gua mendongakkan kepala gua..
Gua ngeliat kerutan di dahinya, mungkin dia bingung. Kenapa gua busa putus sama Mellyana dan ada apa dengan gua dan Maya?! Mungkin, itu baru perkiraan gua.
"Tentang Mellyana aku jelasin pankapan deh ma, gini loh ma Maya ngambek sama aku," adu gua.
Mama gua tersenyum.
"Kamu buat kesalahan kali sama dia, jadi dia ngambek?" ucap mama gua.
"Gak kok ma, cuma tadi aku gak sengaja ngelanggar janjiku" ucap gua setengah berbohong.
Mama menggelengkan kepalanya.
"Hmm, tuh 'kan kamu yang salah. Mending kamu minta maaf sama Maya" ucap mama gua.
"Gimana caranya ma?"
"Ya kamu pikir aja sendiri, dah ah mama mau ke dapur lagi. Mau masak buat makan malem" mama pun pergi.
Huftt, mending gua mandi dulu dah biar otak gua fresh lagi. Setelah mandi gua ngerasa lebih semangat, gua terus berfikir apa yang harus gua lakuin. Gua berfikir, berfikir dan terus berfikir dan ketemu gua nemuin caranya. Kebetulan besok adalah hari minggu. Gua pun mengirim pesan ke si Maya.
Dunia ( Maya*)
May, besok gua jemput jam set.9
ReadSetelah mengirim pesan tersebut gua pun turun ke bawah untuk, maen ps di ruang keluarga.
____
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Haloyohh, Meldy mau ngapain?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...