😇I'm back guys☺
⚠Typo everywhere⚠
🍃Enjoy guys🍃---
A
uthor POV*
Maya menatap nanar sebuah kotak kecil yang berisi sebuah gelang dan beberapa foto yang menampilkan dirinya dengan seorang lelaki yang sangat ia rindukan.
Setetes demi setetes air mata mengalir di pipinya seperti sungai yang mengalir. Maya menangis tertahan seraya memeluk kotak itu.
___
Tangis Maya sudah terhenti. Kotak itu masih ia peluk dengan erat. Tapi kini ia terlihat tengah melamun, entah apa yang dipikirkannya. Hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"Dek, Zaqia udah jemput tuh. Cepet turun!" Ucap seseorang di balik pintu.
"Iya, Kak. Sebentar," jawab Maya.
Dengan segera ia menghapus sisa jejak air matanya, ia menaruh kembali kotak itu ke tempat semula dan bersiap untuk turun.
___
"Maaf ya, Zaq. Aku lama," ucap Maya tak enak.
"Iya, gapapa,"
Zaqia lalu memberikan helm, Maya langsung menerima dan memakainya. Saat hendak naik ke motor, Zaqia menaham Maya. Membuat Maya mengerutkan dahinya.
"Kamu abis nangis ya, May?" Tanya Zaqia.
"Hngh...gak kok, udah yuk jalan!" Jawab Maya segera menaiki motor Zaqia.
Zaqia terdiam, ia berpikir kenapa Maya berbohong? Sudah jelas-jelas matanya sembab dan merah. Maya menepuk pundak Zaqia.
"Ayo, berangkat!" Ucap Maya.
___
Sesampainya di kampus, Maya dan Zaqia berpisah karena mereka berbeda fakultas. Maya berjalan di koridor yang mengarah ke kelasnya.
"May!"
Merasa terpanggil, Maya menengok ke arah belakang. Ia melihat seseorang berlari ke arahnya.
"Ke kelas bareng kuy," ucap orang itu setelah berada di hadapan maya.
Maya tersenyum menyambutnya.
"Kuy, Han,"
Reyhan Aditama, lelaki yang selalu menemani Maya beberapa tahun terakhir. Memiliki sifat friendly dan humoris membuat Maya nyaman berteman dengannya.
---
Kelas yang dimasuki Maya telah usai. Kini, Maya tengah menunggu Zaqia di parkiran kampus. Sesekali Maya melihat jam di HPnya.
"May? Belom pulang? Mau pulang bareng gak?" Tanya seorang lelaki-Reyhan- yang melewati Maya menggunakan Motornya.
"Eh..ngga usah Han, aku pulang sama Zaq-"
"May, maaf lam....-melihat ke arah Reyhan- Wehh, Ehan. Mau ngajakin Maya pulbar yak? Sono tarik," ucap Zaqia.
"Tapi Zaq-"
"Udah sono May, gua mau jalan ama si tiang," ucap Zaqia lalu langsung mengambil motornya dan pergi.
Hening untuk beberapa saat.
"Kuy, May. Keburu ujan," ucap Reyhan.
"Iya, helmnya mana?"
"Sorry gua gak bawa dua, atau lo mau pake punya gua?" Reyhan membuka helmnya tapi ditahan oleh Maya.
"Gak usah, lo aja yang pake. Kuy,"
---
Tes.. tes.. tes..
Tetesan air dari langit jatuh mengenai kaca helm yang dikenakan Reyhan. Ia pun segera menepikan motornya di depan sebuah minimarket. Reyhan turun dan menarik Maya untuk berteduh.
"Kenapa berhenti?" Tanya Maya.
"Hujan May, kalo diterusin ntar kamu kebasahan," jawab Reyhan.
Maya mengangguk dan melihat ke arah langit. Dan benar saja, hujan turun. Awalnya hanya gerimis kecil. Tapi, lama-lama berubah menjadi hujan deras.
Maya menggosokkan kedua tangannya. Ia kedinginan karena dirinya hanya memakai kaos lengan pendek serta celana jeans. Reyhan yang melihat itu pun memutar otaknya. Netra matanya melihat sebuah kafe di sebrang jalan.
"May, mampir kafe dulu yuk. Sekalian nunggu ujan reda," ajak Reyhan.
"Gimana ke sananya?"
Reyhan membuka jaketnya dan menyampirkannya pada pundak Maya serta memakaikan hoodienya. Maya menatap tak percaya Reyhan.
"Lho,"
"Udah pake aja, gua mah gampang. Asal lo gak sakit,"
---
Di dalam kafe, Maya masih menatap Reyhan. Maya tidak menyangka bahwa Reyhan akan se-protect itu padanya. Bahkan, lelaki yang ia cintai pun tak begitu.
"Kenapa sih liatin gua terus?"
Sepertinya Reyhan mulai jengah terus ditatap oleh Maya. Dirinya tidak masalah, tapi jantungnya yang bermasalah.
Maya menggeleng. Beberapa saat kemudian pelayan datang membawa pesanan mereka. Mereka makan dengan tenang, sesekali mereka mengobrol untuk menghilangkan suasana awkward.
"May," Maya berdeham.
"Gua mau ngomong,"
"Dari tadi lu juga ngomong, Reyhan,"
"Kita kenal udah lama, temenan udah lama, deket udah lama juga, tiga taun May. Dan selama itu pula gua mendem perasaan sama lo. Gua suka sama lo, nggak. Bukan. Gua cinta sama lo, May," ucap Reyhan.
Mata Maya membola, ditatapnya Reyhan yang kini tengah menunduk. Jujur, dia nyaman bersama Reyhan. Sayang. Tapi, sayang sebagai teman. Tidal lebih.
Baru saja Maya akan membuka suaranya. Tapi, Reyhan terlebih dulu berbicara.
"Udah reda, yuk pulang,"
---
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Tbc🔜
Thx for reading...
Don't forget to voment👇
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...