⚠SORRY FOR TYPO⚠
🍃ENJOY GUYS🍃---
AUTHOR POV*
Maya memasuki kampus terburu-buru. Pagi ini ia bangun kesiangan dan tidak ingat bahwa dirinya ada kelas pagi.
Pernyataan Reyhan kemarin yang membuatnya tidak bisa tidur semalam. Dan... yah, berakibat pada Maya tidak bisa tidur dan bangun terlambat.
---
Bruk..
Tanpa sengaja Maya menabrak seseorang. Buku dan berkas yang dibawanya pun berhamburan. Segera mungkin ia punguti dan mendongak.
Deg
"Meldy?" Ucap Maya. Meldy menggaruk tengkuknya.
"Sorry, ak-gua gak sengaja. Gua buru-buru," lanjut Maya, kemudian berlalu dari hadapan Meldy.
Meldy menatap nanar kepergian Maya. Ia menarik nafas pelan lalu menghembuskannya. Ia melanjutkan langkahnya.
---
"Oke guys, kelas kita akhiri sampai sini. Sampai jumpa minggu depan," ucap salah seorang dosen muda di kampusnya.
"May, kantin kuy," ajak Reyhan.
Setelah kejadian di cafe itu, sifat Reyhan tidak berubah sama sekali. Seolah tidak terjadi apa pun. Tapi Maya, ia jadi sedikit canggung jika berinteraksi dengannya.
"Ayo," ucap Rey (*aku singkat namanya biar gk ribet) sambil mengulurkan tangan.
"Euh, ayo,"
Maya berdiri tanpa menerima uluran tangan Rey, lalu berjalan mendahuluinya. Rey hanya bisa tersenyum saat ulurannya diabaikan. Ia pun segera menyusul Maya yang sudah keluar kelas terlebih dahulu.
---
"May, nanti pulbar lagi yak," ajak Rey.
"Eh, gak usah, nanti ngerepotin. Gua sama Zaqia aja," tolak Maya.
"Kamu gak inget? Dia kan ada pemotretan hari ini," jelas Rey.
Perlu kalian ketahui, setelah menyatakan perasaannya kemarin. Rey memang tak berubah, tapi saat berbicara, ia tak lagi menggunakan gua-lo tapi aku-kamu.
"Oh iya, gua lupa," Maya senyum canggung.
---
"Perhatian guyss!!" Ucap seseorang di tengah kantin.
"Astaga, si Adel ngapain sii?" Gerutu Rey. Maya hanya menggendikkan bahunya.
Kalian masih ingat Adel? Ya, sah-eh babunya Mellyana. Mereka satu kampus lagi dengan Maya. Hanya beda fakultas saja.
---
"Jadi gini, tepat hari ini couple goal kita anniv yang ke tiga taun. Jadi dia bakal ngadain pesta buat ngerayain itu. Ya 'kan Mel?"
Mellyana mengangguk semangat sedangkan Meldy hanya tersenyum tipis. Matanya melihat ke segala arah seakan mencari seseorang. Dan, ketemu. Matanya melihat Maya yang duduk di meja pojok bersama Rey.
Kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku mengepal. Wajahnya pun berubah menjadi datar.
Entah kenapa rasanya aneh, kesal, marah, cemburu, semuanya bercampur aduk menjadi satu saat melihat Maya bersama lelaki lain.
Padahal dirinya sudah memiliki pacar. Bahkan ia sudah bertunangan dengan pacarnya itu, Mellyana. Tapi, entahlah ia merasa kalau apa yang ia lakukan itu salah.
---
Flashback on*
Meldy terlihat tengah bersiap, hari ini ia berencana akan berkunjung ke rumah Maya. Saat ia turun, ia melihat Mellyana sedang mengobrol dengan mamanya.
"Eh, Meldy," ucap Mellyana sehalus mungkin.
Meldy hanya memutar kedua bola matanya. Lalu menghampiri Mamanya.
"Ma, aku berangkat,"
"Mau kemana kamu? Ke rumah Maya? Gak, kamu gak boleh ke sana!"
"Tapi ma, semalem mama udah izinin aku, kenapa sekarang ngga?" ucap Meldy tak terima.
"Masuk kamar!"
Meldy mendengus, lalu kembali ke kamarnya. Ia menghubungi Maya untuk memberi tahu bahwa ia tak jadi datang ke rumahnya.
Minggu depan acara kelulusan sekolah. Ia dan Maya sudah mempersiapkan jas-serta kemeja- dan kebaya dengan motif juga warna yang sama. Agar mereka terlihat seperti couple-couple lain.
Meldy tak sabar ingin memakai itu di acara kelulusan nanti.
---
Saat ini Meldy tengah berada di di ruang keluarga bersama Mamanya dan juga Mellyana.
"Putusin Maya!" Sentak Mama Meldy.
"Apa sih Ma? Gak mau, emang Maya salah apa sampe aku harus putusin dia,"
"Maya selingkuh dari kamu Mel, dan Mellyana liat sendiri pake mata dia,"
Meldy berdiri dan menghampiri Mellyana yang duduk di hadapannya. Dia menarik kasar lengan Mellyana, membuatnya terpaksa berdiri. Meldy menatap tajam Mellyana.
"Punya bukti apa lo, nuduh pacar gua selingkuh? Gua tau lo masih suka sama gua, pengen ngerebut gua dari Maya. Ya 'kan? Sorry cara lo terlalu picik," ucap Meldy lalu menghempas Mellyana.
"Aku punya bukti kok," balas Mellyana.
Ia mengeluarkan HPnya, membuka galeri dan memilih salah satu foto untuk ditunjukkan kepada Meldy. Tangan Meldy mengepal, dan Mellyana melihatnya. Seringai tipis muncul di bibirnya.
Dengan emosi yang tak terbendung, Meldy kembali menaiki tangga. Tak lama suara bantingan pintu terdengar.
---
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Tbc🍃
Maaf aku potong, karena kepanjangan.
Thx for reading❤-Azella-
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
De TodoJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...