Author POV*
Brakk..
"Allahuma, Astagfirullah. Meldy lu ngapain dateng-dateng maen gubrak-gubrak meja gua?!"
Pagi ini Zaqia sedang mengerjakan pr nya yang tak sempat ia kerjakan di rumah karena pemotretan di laksanakan sampai larut malam. Namun aktivitas itu terganggu saat Meldy tiba-tiba datang dengan emosi meletup-letup dan menggebrak mejanya.
Meldy kesal, marah, itu semua di akibatkan oleh peristiwa kemarin. Padahal 'kan Zaqia tidak tau-menau tentang itu. Dan.. Zaqia juga sedang ada keperluan kemarin.
"Lo, ya jadi sahabat gak ada gunanya banget sihh!!" bentak Meldy, membuat Zaqia dan orang yang ada di sekitarnya kaget. Termasuk Maya yang baru saja memasuki kelas.
Maya memperhatikan Meldy dari tempatnya berdiri, Maya bingung sedang apa Meldy di sana dan Meldy terlihat seperti sedang marah. 'Ngapain Meldy nyamperin Zaqia? Keliatan marah pula, apa jangan-jangan dia mau kasih tau tentang kemaren lagi' batinnya.
Maya terus memperhatikan keduanya. Lalu samar-samar ia mendengar Meldy berbicara dengan nada membentak, "lu tau gak?! Kemarin Maya hampir aja.." tidak ingin Meldy menceritakannya ia segera menghampiri mereka.
"Pagi semuanya,!" teriak Maya setelah berada di sebelah Meldy, ia sengaja melakukannya untuk mencegah Meldy.
Meldy mendengus lalu ia pun pergi menuju bangku nya, Maya hanya bisa menghela nafas 'untung aja aku tepat waktu'. Ia pun menaruh tasnya lalu melirik ke arah Zaqia, Zaqia menatapnya dengan tatapan intimidasi seolah-olah menuntut penjelasan.
Maya hanya cengengesan, "aku gak papa Zaq, udah lanjutin aja kerjain pr nya," ucap Maya enteng, Maya tau Zaqia akan lupa dengan segalanya jika di ingatkan tentang pr atau tugasnya.
____
-sepulang sekolah, di mobil Meldy.
Di dalam mobil hanya ada keheningan yang mengisi, tidak ada yang berbicara baik Maya maupun Meldy. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Meldy masih terlihat kesal, karena niatnya untuk memarahi Zaqia tadi pagi gagal. Sedangkan Maya juga kelihatan marah, karena Meldy hampir saja memberitahu Zaqia tentang kemarin. Padahal 'kan Meldy sudah janji tidak akan membicarakan hal itu pada siapa pun.
Flashback on*
Maya dan Meldy sudah berada di depan teras rumah Maya.
"Yuk Mel, masuk dulu," ajak Maya.
Meldy sedikit menimang-nimang, setelah itu ia menggelengkan kepalanya tanda menolak.
"Gak sekarang deh May, aku langsung balik aja. Maaf yah" sesal Meldy.
"Gak papa, yadah tiati yah"
Meldy tersenyum menanggapi perkataan Maya, ia pun berbalik dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di luar pekarangan rumah Maya. Tapi sebelum Meldy keluar dari pekarangan, Maya mencegahnya. Ia berlari ke arah Meldy lalu memegang pergelangan tangan nya.
"Kenapa May?" tanya Meldy.
"Hmm.. Soal tadi, kamu jangan kasih tau siapa pun yah? Apalagi sama sahabatku, terutama Dara dan Zaqia" pinta Maya, dan Meldy hanya menganggukkan kepalanya.
"Janji?" ucap Maya.
"Iya May, aku janji" ucapnya sambil tersenyum membuat matanya yang sipit menjadi tak terlihat. (*sultan kok sipit_- )
Meldy pun berjalan ke arah mobilnya dan pulang menuju rumah.
Flashback off*
____
"Mel/May?" ucap mereka berbarengan.
"Kamu duluan/Maya duluan," ucap mereka berbarengan-lagi-
Hufft, akhirnya Meldy mengalah dan membiarkan Maya berbicara duluan.
"Kamu kenapa ingkar janji? Aku 'kan kemaren dah bilang 'jangan.kasih.tau.hal.ini.sama.siapapun.', tapi kamu tetep aja mau bilang ini ke Zaqia. Untung aja aku gak telat," ucap Maya dengan sedikit penekanan di beberapa kata.
"Seharusnya aku yang tanya 'kenapa'. Kenapa kamu potong omongan aku tadi, pas mau marahin Zaqia? Seharusnya ya sebagai sahabat tuh saling jaga, ehh dia malah mentingin diri sendiri," ucap Meldy.
Maya mendengus, lalu ia pun kembali diam. Meldy hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabat tersayang nya ini marah.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 10menit, mereka pun sampai di rumah Maya. Maya pun turun dari mobil Meldy tanpa mengucapkan sepatah atau dua patah kata pun. Meninggalkan Meldy yang terus memanggil namanya.
Tak mau membuat Maya bertambah marah, ia pun ikut turun juga dan pergi mengejar Maya yang sudah masuk ke dalam rumahnya. Namun saat ia masuk ke rumahnya ia tak mendapati Maya di manapun.
Hingga ia memutuskan untuk naik kr lantai 2, di mana kamar Maya berada. Tapi suara dari arah belakang membuatnya memberhentikan langkah saat akan menaiki undakan tangga pertama.
"Meldy, lagi ngapain? Nyari Maya yah," ucap tante Nina-ibu Maya-
"Eh tante," Meldy menghampiri tante Nina, lalu mencium tangannya.
"Iya tante, Meldy nyari Maya. Dia dimana ya? Apa di kamarnya?" tanya Meldy.
"Iya kayaknya si di kamarnya, soalnya tadi masuk-masuk langsung nyelonong gitu aja ke atas," ucap tante Nina.
"Makasih tante, Meldy ke atas dulu ya" ucap Meldy, lalu segera pergi ke lantai 2.
____
Meldy sudah berada di depan pintu kamar Maya. Dengan ragu ia mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban sama sekali. Meldy berpikir mungkin Maya sedang berada di toilet. Ia menunggu beberapa menit.
Kemudian ia mengetuk pintunya lagi, namun tidak ada jawaban pula. Ia tidak menyerah begitu saja, ia terus mengetuk, mengetuk dan mengetuk tapi hasilnya tetap sama TIDAK ADA JAWABAN.
Ia pun pasrah dengan keadaan ini. Hingga ia mendengar suara seseorang yang berbicara kepadanya.
"Meldy, kamu lagi ngapain diem di sini?" suaranya begitu pelan dan halus.
Seketika bulu kuduknya berdiri, perasaannya berubah tidak enak. Dengan pelan tapi pasti ia memutar badannya untuk melihat sosok tersebut.
Dan......
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!...."
____
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
829 kata, segitu aja udah cukup jari tanganku sampai keriting.
Serasa di gantungin? Sori kehabisan ide😂
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...