Author POV*
"Eh, aku kesel banget sama si Adel. Apa-apaan coba dia dekat-dekat sama..." ucapan Zaqia terpotong karena Meldy tiba-tiba datang dan mengapit tangan kanan Maya.
"Apaan sih? Lepas, malu tau," ucap Maya.
"Iya, apaan sih lo micin ganggu aee," tambah Zaqia.
"Diem lo jomblo!," dan kalimat Meldy ini sukses membuat Zaqia diam tak berkutik.
Meldy segera menarik Maya ke luar kelas. Mereka duduk di kursi taman dengan Meldy masih mengapit tangan kanannya. Maya mengerutkan dahinya, entahlah Maya pikir Meldy terlalu manja hari ini.
"May," panggil Meldy manja-dibuat-buat.
Maya berdeham.
"Pengen es krim,"
Maya menghembuskan nafas jengah, lalu melepaskan tangan Meldy yang mengapitnya.
"Yadah, beli sono ke kantin," Meldy menggeleng. "Terus?"
Meldy cengengesan kepada Maya.
----
Entah sudah keberapa kalinya Maya membuang nafasnya. Lagi-lagi Maya terjebak di parkiran umum sekolah menunggu Meldy, kalo saja ia tidak memiliki janji akan menemaninya membeli es krim, ia lebih memilih pulang saja dari tadi.
"Aduh May, maaf nunggu lama tadi disuruh koreksiin ulangan kelas 11,"
Akhirnya Meldy datang juga, Maya hanya menganggukkan kepala. Dan segera menaiki motor Meldy. Mereka pergi menuju kedai es krim yang berada tak jauh dari sekolah.
----
"Mau pesan apa kakak-kakaknya?" tanya seorang pelayan.
Mereka menyebutkan apa yang ingin mereka pesan, pelayan itu pergi. Tidak ada percakapan diantara mereka, Maya sibuk dengan hpnya dan Meldy yang sedang memperhatikan nya.
Pesanan datang. Maya dengan tak sabar langsung ingin memakan es krimnya, namun belum es krim itu masuk ke dalam mulutnya. Seseorang menyenggol sikut nya, membuat es krim itu mendarat di hidung Maya.
Siapa lagi pelakunya kalo bukan Meldy."Ihh, aku 'kan mau makan es krim jadi kena idung 'kan," Maya cemberut, dengan kesal ia mengambil tisu dan mengelap hidungnya asal.
Meldy tertawa kecil melihat tingkah laku Maya, ia mengambil tisu yang dipegang Maya lalu membersihkan es krim yang menempel di hidung Maya dengan sangat lembut dan pelan.
"Udah bersih, makan gih es krim nya nanti keburu leleh,"
----
Merasa terus terkacangi, Meldy menggoyang-goyangkan lengan Maya. Namun, tidak ada respon sama sekali.
"Yang, marah yah,?" tanya Meldy menyesal.
"Gak,"
"Terus kenapa diem aja?" tanya Meldy lagi.
"Gak papa,"
Meldy menghembuskan nafasnya, ia bingung harus bagaimana. Tiba-tiba Maya berdiri dan hendak melangkah.
"Mau kemana?"
"Pulang," ucap Maya.
"Tunggu bentar aku anter, aku mau bayar dulu,"
----
Mereka-Meldy dan Maya- sudah sampai di depan rumah Maya. Maya turun dari motor Meldy, kemudian langsung berjalan masuk ke dalam. Meldy kembali menghela nafasnya, biasanya Maya akan masuk ke dalam rumah setelah Meldy pergi melajukan motornya, tapi ini apa? Meldy pun memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya untuk menenangkan pikirannya.
----
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
-Azella🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...