Part 12

50 7 0
                                    

Author POV*

Tepat pukut 8.30 Meldy sampai di rumah Maya untuk menjemputnya. Dia turun dari motor sport kesayangannya itu, lalu ia berjalan ke arah pintu dan mengetuk nya. Tak lama keluarlah tante Nina alias ibu dari maya.

Tante Nina tersenyum menyambut kedatangan Meldy. Meldy menyalami tangan Tante Nina, ia pun di per silahkan masuk oleh Tante Nina. Meldy di bawa ke ruang tamu untuk menunggu sedangkan Tante Nina sendiri pergi hendak memanggil Maya.

Tak lama Tante Nina kembali menghampiri Meldy, ia tersenyum dan di balas oleh Meldy. Ia mengerti dari senyuman itu.

"Kamu bangunin sendiri aja yah," ucap Tante Nina.

Meldy mengangguk lalu ia pun berjalan menuju kamar Maya. Setelah sampai di depan pintu kamarnya tanpa ragu ia membuka pintu itu dan tampaklah seorang gadis yang tengah tertidur lelap membelakangi pintu.

Meldy menghampiri Maya, ia duduk di pinggir ranjang dan mendekatkan kepalanya ke samping telinga Maya. Niatnya ingin membangunkan Maya dengan cara special yang sering ia gunakan, namun tiba-tiba Maya mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang.

Hampir saja tinggal beberapa cm lagi bibir tipis Meldy menempel tepat di bibir Maya. Untung saja Meldy memiliki reflek yang besar jadi ia dapat menghindari hal itu. Meldy pun kembali akan melanjutkan niat awalnya.

Lagi-lagi itu gagal, kali ini bukan karna Maya mengganti posisi tidurnya. Bukan. Melainkan karna paras wajah yang dimiliki oleh Maya, Meldy baru menyadari bahwa wajah Maya jauh lebih cantik dan lebih manis daripada Mellyana.

Rambut coklat kepirangan yang menghalangi sebagian wajah cantik itu, hidung kecil yang mancung, bibir pink yang terlihat menggoda, pipi chubby dan mata biru yang sedang tertutup itu. Tangan Meldy bergerak menyingkirkan helaian rambut-rambut nakal. Meldy tersenyum. Di urungkannya niat membangunkan Maya dengan cara 'spesial' itu.

"Maya," ucap Meldy halus, sambil mengelus pipi Maya.

"Ngghh," Maya menggeliat merasakan sebuah tangan yang mengusap pipinya lembut.

Perlahan-lahan Maya membuka matanya, dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Meldy yang tengah tersenyum ke arahnya, sahabatnya yang diam-diam ia telah menyimpan rasa padanya. Tapi wait....

Meldy? Di kamarnya?

"Meldy lo mau ngapain di sini?," ucap Maya seraya bangun dari posisi tidurnya.

"Kamu gak inget tadi subuh kita ngapain?," tanya Meldy enteng.

Mata Maya melotot lalu ia melihat seluruh pakaiannya, apakah masih menempel di tubuhnya atau kah ...? Tingkah laku Maya barusan tidak lepas dari pandangan Meldy yang sedang terkikik geli melihatnya.

Sadar dirinya telah di bodohi, ia pun mendongakkan kepalanya hendak memarahi Meldy tapi ternyata Meldy telah berlari ke arah pintu sambil berteriak, "cepet mandi, aku tunggu di teras!!"

Maya mendengus lalu ia segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi tak lupa ia juga mengambil handuk yang tersampir di kursi meja belajar.

____

Maya menuruni undakan tangga setelah ia bersiap, setelah ia sampai di lantai 1 ia berjalan menuju dapur menghampiri ibunya yang tengah menyiapkan sesuatu seperti... Bekal? Maya pun tidak tahu.

Ia mengambil segelas susu yang sudah di sediakan oleh ibunya yang berada di atas meja makan. Tante Nina menghampirinya sambil menyodorkan 2kotak bekal yang berisi roti isi, Maya menatap ibunya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Buat di makan di jalan atau di mana kek? Kamu belum makan juga, nih ambil," ucap tante Nina.

Maya mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas kecil yang ia gendong.

"Terus kenapa ada 2, satu aja Maya belum tentu abis?" ucap Maya.

"Buat Meldy, masa kamu makan dia cuma liatin aja 'kan kasian. Yaudah sana pergi Meldy udah stand by tuh di motornya," ucap tante Nina.

Maya pamit dan mencium tangan ibunya, lalu ia pergi keluar sambil berlari kecil.

____

"Udah siap?" tanya Meldy saat melihat Maya keluar dari rumahnya.

Maya mengangguk lalu menaiki motor Meldy, Meldy segera menancap gas dan pergi menuju tempat yang akan ia tuju.

____

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka, yaitu taman. Namun taman itu terlihat sepi daripada taman pada umumnya.

"Mau ngapain kita ke sini," tanya Maya.

"Udah ikut aja, yuk" jawab Meldy.

Meldy menggenggam jemari tangan Maya dan membawanya ke pinggir danau yang indah yang berada di dekat taman itu, ia dan Maya duduk di bangku besi yang ada di sana.
Keheningan melanda mereka, mereka hanya fokus dengan pikiran masing-masing.

Hingga Maya teringat dengan bekal yang di berikan oleh ibunya, ia pun mengambilnya dan menyodorkan satu pada Meldy. Meldy pun menerimanya sambil tersenyum. Kemudian terlintas di kepala Meldy untuk menggoda Maya.

Baru saja Meldy akan berucap tapi kalah cepat dengan Maya.

"Eh, bentar yah Mel. Aku pengen ke toilet dulu, kebelet," ucap Maya sambil cengengesan.

"Oh iyh, mau di temenin gak?" tawar Meldy.

"Gak usah,"

Maya berlalu dari hadapan Meldy. 10menit kemudian Maya kembali lagi ke tempat itu. Ia melihat Meldy tengah melahap roti isi yang di bawanya tadi, ia tersenyum melihatnya. 'Andai kamu tau Mel tentang perasaanku,' batin Maya.

Maya menghampiri Meldy.

"Maaf nunggu lama,"

"Gak papa kok sayang, btw makasih loh udah bawain aku roti isi. Istri able banget deh kamu jadi gemess," ucap Meldy sambil mencubit gemas pipi Maya.

Pipi maya memerah semerah buah cherry, membuat Meldy tambah gemas dan semakin mencubit pipinya. Maya terlihat malu-malu ucing, ia menepis tangan Meldy. Dan menundukkan kepalanya.

"Apasih kamu, tijel ih," ucap Maya salting.

"Cie blushing cieee..,"

Wajah Maya bertambah merah, tawa Meldy pun pecah.

"Hahahahahhah,"

"Udah ih, mau ngapain sih ngajakin aku ke sini?" tanya Maya seraya memukul bahu Meldy.

Akhirnya tawa Meldy terhenti, ia bangkit dari duduknya lalu pergi tanpa memberi kepastian(*edaass.. ). Meldy menyuruh Maya menunggunya, sedang ia mencari sesuatu yang akan membantu melancarkan rencana yang sudah ia pikirkan matang-matang saat di teras rumah Maya tadi.

Setelah berkeliling akhirnya ia menemukannya juga. Bunga. Itulah yang iya cari, setelah memetik beberapa tangkai ia kembali dengan bunga yang ia sembunyikan di balik badannya. Maya melihat kedatangan nya, Maya menatapnya dengan penasaran.

Meldy berjalan ke arah Maya, berdiri di hadapannya kemudian mengubah posisinya menjadi berjongkok seperti orang yang akan melamar. Maya menatapnya heran.

"Mel, kamu ngapain sih? Kenal jongkok di situ? Sini duduk" ucap Maya.

Meldy tak menjawab ucapan Maya, tapi ia mengarahkan bunga yang ia petik tadi ke hadapan Maya. Membuat Maya terbengong, tidak mengerti maksud yang Meld. sampaikan lewat bunga itu.

"May, kamu tau sendiri aku orangnya gak romantis. Aku tipe orang yang gak bisa ngeluarin kata-kata puitis, tapi May..." hufftt, Meldy menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Maya, kamu mau gak jadi pacarku?" ucap Meldy lantang.

"Hah?!"

____

















Maafin kalo di gantung lagi:)✌

AKU, KAMU & DIRINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang