Part 28

38 4 0
                                    

Sebelum mulai story nya, aku mau curhat dikit guyss..
Jadi tuh yah, aku tuhhh kesellll bgt, sekesel-keselnya orang yang lagi kesel.. karena apa? Karena nulis part 28 ini nihh. Asal kalian tau nulis part itu uji mental bgt, nguras otak, argghhh pokoknya bikin gila. Sebelumnya maaf kalo partnya aneh, karena ini udah ketikan aku yang ke-6 kalinya untuk part 28. Naskahnya ilang terus, jadii.. maafin kalo rada sableng. Jadi sebelum naskah yang ke-6 ini ilang jadi aku memutuskan untuk segera update...
Byee🙋

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
---

Sorry for Typo
🍃Enjoy Guys🍃
👉Happy Reading👈

---

Author POV*

"Udah siap?" Tanya Rey.

Maya mengangguk, Rey turun dari mobil dan mengitari mobil untuk membukakan pintu untuk Maya.

Mereka memasuki aula hotel yang telah disiapkan Mellyana dan Meldy untuk merayakan anniversary mereka. Hotel yang sama dengan hotel yang dulu.

---

Saat sudah berada di dalam, mereka sibuk mencari meja yang akan mereka tempati. Dan mata mereka tertuju pada meja yang ditempati Zaqia dan teman dekatnya, kita sebut saja si 'tiang'.

---

"Hayoo, berduaan aja. Awas yang ketiganya setan," ucap Maya.

"Astagfirullah, lu setannya," jawab Zaqia.

Maya mempoutkan bibirnya mendengar jawaban Zaqia.
R

ey, Zaqia dan si 'tiang' tertawa melihatnya.

"Duduk May," ucap Rey yang terlebih dahulu duduk.

Maya pun mengikuti perkataan Rey. Mereka pun akhirnya mengobrol ringan sambil memakan cemilan yang disediakan di meja itu.

---

Saat tengah asik mengobrol, terdengar suara dengungan micropon menbuat semua pasang mata tertuju pada panggung kecil yang berada di aula itu.

Di sana, di panggung itu, sepasang kekasih yang tak lain dan tak bukan adalah Meldy dan Mellyana tengah berdiri dengan memegang mic.

"Selamat malam semua," ucap Mellyana.

"Malam..."

"Sebelumnya makasih bagi yang mau datang ke pesta anniversary kami, nah...kami berdua sepakat buat ngadain lomba dansa untuk pasangan. Tenang aja, yang menang bakal dapet hadiah kok, hadiahnya spesial deh, ya 'kan, bee?"

"Iya, silahkan nikmati pestanya," ucap Meldy singkat.

"Lomba akan diadakan di tengah acara, jadi silahkan kalian santai-santai dulu," ucap Mellyana kemudian turun panggung.

---


"Ayolah, May. Sekali ini doang, mau yah?" Ucap Rey memelas.

Pasalnya semua orang sudah mulai berdansa dengan pasangan masing-masing. Begitu pula dengan Zaqia dan si 'tiang'. Rey ingin sekali berdansa dengan Maya, bukan karena hadiah misteri. Tapi, arghh!!

Dan lagi-lagi Maya menggeleng. Rey menghela nafas kasar. Ia sudah mulai geram dengan Maya, untuk apa Maya datang bersamanya jika ia tak ingin berdansa dengannya pikir Rey.

Tak ingin membuang waktu, Rey pun menarik Maya ke tengah orang-orang yang sedang berdansa. Saat Maya hendak memprotes, Rey terlebih dahulu meletakkan telunjuknya di bibir Maya.

"Stttt... just follow me," ucap Rey.

---

Awalnya gerakan Maya begitu kaku dan terasa sangat canggung baginya. Tapi lama-lama Maya mulai enjoy dengan tariannya dan menikmati lagu pengiringnya.

Sampai akhirnya lagu berakhir dan semua orang kembali ke meja masing-masing. Maya melepaskan tautan tangannya dengan Rey dan hendak kembali ke meja mereka. Tapi Rey menahannya.

Maya mengerutkan dahinya. Semua orang yang ada di sana, termasuk Meldy dan Mellyana menatap mereka heran. Tiba-tiba Rey berjongkok di hadapan Maya, membuat para tamu di sana berbisik-bisik membicarakan mereka.

"Maya, kamu udah tau 'kan perasaanku ke kamu itu gimana. So,... will you be my girlfriend?" Ucap Rey tiba-tiba mengasongkan bunga padanya.

"Ehmm... Rey,"

---

Bugh...

"Rey!!" Pekik Maya.

Maya menghampiri Rey yang tersungkur ke lantai. Mencoba membantu Rey berdiri.

"Lo gak papa, Rey?"

Rey menggeleng dan menatap seseorang yang telah menonjoknya. Diikuti Maya yang menatap tak percaya pada.... Meldy?

'Apa Meldy yang nonjok Rey tadi? Tapi kenapa?' Batin Maya.

---

"Maksud lo apa, nembak Maya?! Hah!!" Ucap Meldy.

Wajah Meldy memerah menahan amarahnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran Meldy. Tapi melihat Rey menembak Maya, rasanya hatinya seperti terbakar. Ia merasa tak terima.

"Lho? Salah gua nembak dia? May, gimana, kamu mau 'kan?"

"Salah! Lo gak boleh nembak dia. Dan May, lo gak boleh nerima dia." Ucap Meldy tegas.

Meldy menatap mata Maya dalam. Maya merasa bingung. Kenapa Meldy bersikap seperti itu, apa itu artinya Meldy masih mencintainya? Apakah Maya masih mempunyai kesempatan untuk kembali pada Meldy?

---
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Tbc🔜
Cieee.. digantung lagi, maaf yoo. Sebenernya sih masih ada kelanjutannya, tapi aku pindahin ke part selanjutnya aja whwhw😆
Oiyah, cmn mau kasih tau kalo beberapa minggu ke depan gk bisa update. 'Cuz gak ada kuota, ini aja hotspot😅
Thx for reading🍃

-🍇Azella🍇-

AKU, KAMU & DIRINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang