Maya POV*
Pagi ini sepertinya aku datang terlalu pagi, terbukti sekolah masih sangat sepi. Kulihat jam ternyata masih jam 5.47 -huft h..pantesan sepi orang aku kepagian berangkatnya, orang-orang 'kan berangkat paling pagi tuh jam eneman-gumamku.
"Semoga Zaqia, udah dateng deh. Biar aku kaga eb".
-sekip
"Assalamualaikum,"
"Waalaikum salam, udah dateng lo?" jawab seseorang di yang duduk di pojokan.
Saat ku tolehkan kepalaku ke arahnya, di sana ada Mellyana dkk. Mellyana menatapku sinis membuatku sedikit takut, takut karna kau sendiri dan di bersama teman-temannya. Teman-temannya ikut menatapku.
Mereka berjalan mendekati ku, mereka masih menatapku dengan sinis bedanya sekarang ditambah dengan seringaian tipis. Perasaanku jadi tidak enak. Ya Allah lindungilah aku, doaku.
"Maksud lo apa kemaren peluk-pelukan ama Meldy? Mau ngerebut dia dari gua, gak akan bisa gua ma dia itu saling mencintai jadi kita itu gak akan bisa di pisahin. Jauh-jauh deh lo pho," jleb, kok sakit yah di katain pho.
"Pelukan?"
"Iya, ngapain lo kemaren peluk-pelukan? kenapa gk jawab? Mau pura-pura lupa? Amnesia mendadak!" ucapnya sedikit membentak.
Aku sedikit terkesiap karena bentakkannya, sungguh aku gak ngerti apa yang dia ucapin. Pelukan? Aku sama sekali gak pelukan ama Meldy, kemaren kita cuma pulbar terus mampir dulu ke kafe.
"Mel, gua gak pelukan ma Meldy. Kemaren gua cuma pulbar sama dia terus mampir ke kafe bentar" jelas ku padanya.
"Alahh, mau ngelak lo. Jelas-jelas gua liat lo yah peluk-pelukan sama dia di halte deket Mall" ahh, aku ingat kemarin kita sempat neduh dulu karena hujan dan kita gak pelukan. Dia cuma salah paham.
"Mel, lo salah paham. Kemaren tuh.." ucapanku terpotong.
"Bacot lo, udah lo ikut gua sekarang! Guys seret dia!" titah Mellyana kepada temannya.
____
Author POV*
Kedua teman Mellyana-Adel dan Dea-, mencekal pergelangan tangan Maya dengan kencang membuat tangannya memar. Perasaan Maya semakin tidak enak saat dia menyadari bahwa jalan yang ia lewati mengarah pada gudang belakang yang sudah tidak terpakai.
"Mel, lepasin gua. Gua bisa jelasin semuanya kita bicarain baik-baik" ucap Maya.
Mellyana tidak menanggapi perkataan Maya, dia terus berjalan di depan menuntun kedua temannya menuju tempat tujuan mereka.
Mereka telas sampai di tempat tujuan mereka, gudang. Adel dan Dea mendorong Maya ke pojok ruangan, "aww,.. Sakit" suara rintihan keluar dari mulut Maya.
Maya sudah tidak kuat lagi, dia takut. Air matanya pun mulai meluruh.
"Ouhh, sakit ya? Ulukutuk kacian. Mana yang sakit sini gua obatin," ucap Adel sambil menarik Maya supaya menghadap ke arahnya.
"Gak usah di baikin pho kek dia, seharusnya dia itu di hukum" ucap Mellyana, dia mengambil sesuatu di dalam saku roknya.
Gunting
Mellyana mendekat ke arah Maya, lalu dia berucap "ini hukuman buat lo"
Mellyana mulai menggunting pakaian yang di kenakan Maya, tentu saja ia berontak Maya mendorong tubuh Mellyana agar menjauh. Dan..berhasil Mellyana terdorong dan Maya Tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Maya bangkit dan mencoba berlari, air matanya terus mengalir. Namun, dewi keberuntungan belum berpihak padanya kedua teman Mellyana berhasil menangkap Maya terlebih dahulu sebelum dia sampai di pintu gudang.
Mellyana pun melanjutkan aksinya yang sepat tertunda, dan kedua temannya mencekal pergelangan tangan Maya agar ia tidak mencoba kabur lagi.
"Mel, ja..jangan laku..in ini plis gua bakal jelasin semua hiks..nya. Hikss.. Plis Mel lepasin gua, biarin gua balik ke kelas" ucap Maya sesegukan.
"Haha, gua gak butuh penjelasan lo. Dan gua gak akan lepasin lo, kenapa? Lo takut kemana tuh bodyguard lo si Zaqia,?" ucap Mellyana dengan nada mengejek, ia melihat hasil karyanya.
Pakaian Maya sudah compang-campinh, pakaian itu audah tak terlihat seperti seragam namun seperti pakaian gembel.
Tak lama sebuah notif berbunyi, itu berasal dari hp milik Maya. Ia segera mengambilnya.'Chat dari Zaqia:) syukurlah' batin Maya. Ia senang karna ia bisa minta bantuan dari sahabatnya itu.
Zaqia anak bapak Dodi💚
May, aku gak bakal sekolah hari ini. Aku sakit perut dari semalem bulak-balik kamar mandi terus.
Wajah Maya yang tadinya sedikit tersirat kebahagiaan kini kembali muram. Pasalnya ia tidak bisa minta bantuan pada Zaqia karna dia tidak ke sekolah hari ini. Kalo dia minta tolong pada Manda atau Dara.. Mereka tidak seberani Zaqia.
Poor Maya..
"Kenapa? Bodyguard lo gak sekolah? Sakit perut yah, uhh kasian deh lo. Mau minta bantuan sama siapa lagi lo Dara? Amanda? Mereka mah culun ya 'kan duh nasib lo jelek banget sih" Ucap Adel.
"Udah ah, gak usah di pojokkin terus mending kita ke kelas yuk," ucap Mellyana lalu berjalan ke arah pintu dan Dea mengikutinya.
"Bye rakjel" ucap Adel sambil menoyor kepala maya hingga terbentur tembok cukup keras.
Pusing menderanya-Maya-, telinganya mendengung, penglihatannya sedikit mengabur dan semuanya gelap. Maya pingsan di gudang dalam keadaan yang bisa di bilang tidak baik-baik saja.
____
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
-Azella;)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
AcakJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...