---
⚠Sorry for Typo⚠
🍃Enjoy Guys🍃
👉Happy Reading👈---
'Apa kita berakhir sampai di sini?'
---
Author POV
---
Seperti biasa Maya berangkat kuliah dengan Zaqia, tapi saat ini ia tak sedang Zaqia karena tadi Zaqia dipanggil oleh dosennya. Jadilah ia jalan seorang diri menuju kelasnya.
Saat ingin memasuki kelas tiba-tiba ia merasakan pundaknya ditepuk, tapi ketika ia menoleh ke belakang tidak ada seorang pun. Ia mengangkat bahunya tidak peduli dan saat berbalik kembali ia dikagetkan dengan adanya Meldy yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Pagi," sapa Meldy.
Maya memutar kedua matanya. Tanpa membalas sapaan Meldy ia pun mencoba masuk ke kelasnya tapi Meldy menahannya. Maya kemudian mendengus dan mencoba mendorong Meldy agar bisa masuk kelas tapi Meldy tak mau menyingkir.
Dan akhirnya mereka jadi saling dorong. Tapi Meldy menahan tangan Maya dan memegang tangan Maya dengan erat. Tiba-tiba Meldy menyondongkan kepalanya kepada Maya membuatnya gelagapan. Jarak mereka semakin menipis bahkan sekarang hidung mereka pun hampir bersentuhan*//edan kok aku sinetron banget dah? Maaf ye :')*
Chup..
Plak..
"Jal*ng lu yah! Ngapain lu cium pacar gua?! Sialan lu!"
Mellyana datang dengan kedua anteknya. Ia menampar Maya hingga ia terjatuh. Meldy hanya bisa menatap tak menyangka pada Mellyana. Ia segera membantu Maya yang masih terduduk di lantai.
"Apaan sih Mel!? Ngapain lo nampar Maya!?" Bentak Meldy.
"Yang ada juga aku yang nanya sama kamu sayang, ngapain kamu sama dia pake nyium dia segala? Ohh.. atau jangan-jangan kamu digodain dia yah? Sialan li yah," ucap Mellyana hendak menampar Maya.
"Jangan sentuh Maya dengan tangan buluk lo itu Melly!"
Mellyana menegang. Tangan yang hendak ia gunakan untuk menampar Maya pun terdiam kaku di udara. Panggilan itu? Suara yang memanggilnya dengan sebutan Melly. Melly membalikkan badannya menghadap seseorang itu.
Zaqia. Ia melihat Zaqia dengan tatapan dinginnya.
'Ya Tuhan lindungilah aku, jangan sampai kejadian dulu terulamg lagi,' batin Mellyana.
Di belakang Zaqia ada Rey yang bingung menatap Mellyana. Kenapa ia bisa setegang itu?
"Rey, bawa Maya pergi dari sini," ucap Zaqia.
Rey menurut dan membawa pergi Maya dari sana. Zaqia menahan Meldy yang hendak menyusul Maya.
"Gua peringatin lo jangan deketin Maya lagi, kalo gua liat lu deketin dia, gua yang akan bawa dia sejauh mungkin dari lo. Dan lo Melly kalo sampai lo nyakitin Maya, gua yang akan balesin dendam dia, gua bakan sakitin lo balik," ucap Zaqia sambil menyeringai kemudian meninggalkan meninggalkan mereka berempat.
Melihat seringaian Zaqia membuat Mellyana teringan masa lalunya.
Ada apa dengan masa lalunya? Apa ada hubungannya dengan Zaqia?
---
Di sisi lain.
"Hiks, kenapa sih Rey dia deketin gua lagi? Mau dia tuh apa? Gua udah berusaha buat lupain dia, tapi kenapa dia deketin gua lagi. Gua capek tau gak berurusan sama Mellyana terus hiks,"
"Sstt.. Udah gak usah nangis, ada aku yang bakalan jagain kamu dari Mellyana dan aku juga yang bakalan bantu kamu buat lupain Meldy," tekad Rey.
Maya masih terus menangis, detik kemudian Maya sudah berada dalam pelukan Rey. Dengan lembut Rey mengusap rambut Maya membuat Maya sedikit lebih tenang. Tiba-tiba Maya melepas pelukannya, menatap Rey dalam.
"Rey, bantu aku lupain dia. Buat aku cinta sama kamu,"
Rey terkejut mendengarnya, namun tak dapat dipungkiri sebuah senyuman terbit di wajahnya. Rey mengangguk mantap.
Chup..
"May, o-oh sorry salah waktu gua,"
"Zaqia, kenapa? Sini aja, ucap Maya saat Rey melepas kecupannya.
"Ehm, iya. May, gua mau pamit nanti siang gua mau pergi ke singapura, gua mau bawa mama gua berobat di sana,"
"Kok ngedadak sih?" Tanya Maya.
"Iya, sorry May. Baik-baik di sini ya, Rey titip Maya yah. Awas kalo gua pulang dia lecet, jagain yang bener"
"Sipp, tanpa lo suruh gua bakalan jagain dia," balas Rey.
"Yadah kalo gitu gua duluan, mau siap-siap, bye!"
---
Karena siang tadi Zaqia sudah berangkat ke Singapura jadi lah, dia pulang dengan Rey tapi tak apa. Hitung-hitung lebih mendekatkan dengan Rey.
Namun belum sampai di parkiran mereka berpapasan dengan Meldy dan Mellyana. Maya mencoba tak memperdulikannya dan terus berjalan beriringan dengan Rey.
"May, mau pulang?" Tanya Meldy tapi dihiraukan Maya.
"Bareng aku aja yuk, mendung tuh dari pada sama Rey kan naik motor, nanti kalo hujan gimana?" Bujuk Meldy.
"Ih Mel, kenapa ajak dia!?" Protes Mellyana.
"Diem Mel, yuk May!"
Meldy meraih tangan Maya tapi dia menepisnya.
"Lu siapa? Jangan ngatur gua lo, mau gua pulang sama Rey atau siapa pun bukan urusan lo," ucap Maya.
"Lu congek atau apa sih May, gua itu pac-,"
"Pacar? Itu maksud lo? Gua bukan pacar lu!" Sentak Maya.
"Iya, emang sejak kapan gua mutusin lo dulu?"
Maya terdiam. Rey pun segera menarik Maya dari sana tapi Meldy menahannya.
"Kenapa diem?" Tanya Meldy.
---
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Apasih? Makin gaje anjirr😅
Sorry guyss, tenang aja nanti aku akan revisi setelah semuanya tuntas.-Azella-

KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...