Author POV*
"Zaqiiaaaaa..."
"Ada apaan Maya?!" ucap Zaqia.
Ya, yang berteriak tadi adalah Maya. Entah atas sebab apa ia berteriak seperti itu membuat Zaqia selaku sahabatnya menaikkan sebelah alisnya. Maya pun mengkode Zaqia agar turun dari kursinya dan duduk tepat di belakang meja tempat duduk Zaqia alias mojok. Maya pun bercerita tentang apa yang dialaminya kemarin saat pulang sekolah.
"Gila ya tuh si lonte, gak tau diri banget sih anjirr.! May, pokoknya kalo ada apa-apa kamu cerita sama aku. Harus, kalo dia ngancem kamu lagi atau sampe berbuat yang aneh-aneh lapor sama aku biar aku santet dia," ucap Zaqia menggebu-gebu.
Maya terkekeh mendengarnya, kemudian ia pun mengajak Zaqia dan juga Dara yang baru saja datang ke kantin. Sepulang dari kantin, lagi-lagi bukan hal yang mulus untuk dilewati oleh mereka. Di perjalanan, mereka diadang oleh Mellyana dkk. Mereka mengeluarkan aura permusuhan namun Maya, Dara dan Zaqia tampak tenang saja.
Prokk.. Prokk.. Prokk..
"Wah wah wah, masih berani ya lo masuk sekolah setelah dengan gak tau malunya lo ngerebut dan jadian sama Meldy. Dasar pho gak tau diri," ucap Mellyana menekankan kata pho.
"Huaaa..ohok..ohokk!! Aduh aing batuk! Ohokk..ohok" pekik Zaqia sembari terbatuk-batuk.
Bukan. Bukan batuk sungguhan melainkan hanya untuk menyinggung Mellyana. Ia pun kemudian berjalan mendekati Mellyana lalu mendekatkan daun telinganya ke arah mulut Mellyana.
"Lo bilang apa tadi? Gak saldeng 'kan gua?"
Adel yang geram akan tingkah Zaqia pun, menjenggut kuat rambut Zaqia hingga ia memekik kesakitan. Maya pun ikut memekik melihatnya, sedangkan Dara ia menggeram keras bagai induk singa yang marah karena anaknya dalam bahaya. Dan geraman itu pula yang membuat jenggutan itu lepas. Adel menatap Dara dengan takut.
"Zaq, kamu gak papa?" tanya Maya yang dijawab gelengan oleh Zaqia.
"Mel, kalo punya masalah kita selesaikan baik-baik gak usah kayak gini. Dan gak usah bawa-bawa orang lain," ucap Maya.
"Gak ada kata selesai-in secara baik-baik buat pho kayak lu!" Mellyana menunjuk Maya.
Kriiiingg.....
Bunyi bel membuat Mellyana kesal karena ia harus rela melepas mangsanya. Mellyana menatap tajam Maya kemudian ia berbisik pada Maya, 'lu selamet kali ini, tapi nanti liat aja'. Mellyana pun pergi dan dengan sengaja ia menabrak bahu Maya membuatnya sedikit meringis. Maya menghela nafas jengah lalu mengajak kedua sahabatnya untuk segera ke kelas.
-------
Bel istirahat sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu dan saat ini Maya tengah berjalan menuju kantin seorang diri karena kedua sahabatnya masih menyalin catatan yang guru tulis di papan tulis tadi. Setelah sampai di kantin ia segera mengantri untuk memesan makanan. Saat gilirannya tiba, ia segera memesan menu makan siang yang ia inginkan. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan nya ia pun berbalik hendak mencari tempat duduk.
Bruk..
Entah disengaja atau tidak ada seseorang yang menabrak Maya membuat mangkuk berisi makan siangnya jatuh juga tumpahan dari makanan itu mengenai baju Maya. Maya mendongak dan betapa kaget nya ia ternyata orang tersebut. Dan lebih kagetnya lagi saat orang itu menarik paksa tangan Maya membuat Maya mau tak mau mengikutinya.
Di sisi lain Dara dan Zaqia yang hendak menyusul Maya ke kantin dibuat kaget melihat Maya tengah berusaha melepaskan cekalan dari seorang cewek berpenampilan seperti lonte-lonte.
"Dar, itu si Maya 'kan?" tanya Zaqia memastikan.
"Hooh,"
"Gak bisa dibiarin, kita lapor micin sekarang" ucap Zaqia yang diangguki Dara, kemudian mereka berlari menuju kelas.
--------
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Hollaa🙋👋
Aku comeback nihh, udh lama yah aku gk updet? Masih adakah yg baca ceritaku? Kurasa tidak:(Hmm, maafin yah karna aku updetnya lama lgi banyak tugas+gkada ide+badmood juga. Jadi males buat ngetik dan akhirnya terlantarlah ceritaku.
Maaf sekali lagi kalo updetnya lama+cuma dikit ketiknya, aku juga gak tau mau updet lgi kapan, sumpah akhir-akhir ini tuh badmood parah *curhat*
Udahlah yah, gk ada yang peduli ini bubayyy..
Thxs for reading and see you next part:*
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
RandomJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...