Maya POV*
"Maya, kamu mau gak jadi pacarku?" ucapnya lantang.
"Hah?!" kaget ku.
____
Aku kaget setengah mati, gimana ngga secara tiba-tiba Meldy nembak aku. Dia gak bercanda 'kan?
"Maksud kamu apa Mel?,"
"May, aku cinta sama kamu. Aku sadar selama ini tuh aku sayang sama kamu, dan aku yakin perasaanku untuk Mellyana dulu itu cuma obsesi aku aja. Kamu mau 'kan jadi pacar aku?" ucapnya.
Meldy cinta sama aku? Ya Allah aku seneng banget ternyata selama ini perasaanku gak bertepuk sebelah tangan dong, tapi apa perasaan Meldy ke aku itu tulus? Atau jangan-jangan aku cuma jadi pelampiasan nya aja.
Beberapa pikiran negatif mulai bersarang di kepalaku. Namun segera kutepis pemikiran itu, mungkin selama ini Meldy memang memiliki rasa padaku tapi ia menyangkalnya karena status kita yang sebagai 'sahabat'. Lagipula kita sudah dekat dari kecil, dan aku pernah dengar kalo cinta itu bisa tumbuh karena terbiasa.
Terbiasa bersama. Ya, itu sering terjadi di kehidupanku dan Meldy.
"Jadi gimana?," tanyanya.
Tanpa ragu lagi, aku menganggu kan kepalaku lalu mengambil beberapa tangkai bunga yang di sodorkan Meldy tadi. Meldy melihat responku, kemudian ia berdiri dari posisinya. Ia melompat kegirangan sambil berteriak seperti orang gila.
Untung di sini tidak ada orang kecuali kita berdua. Tak dipungkiri aku pun merasa sangat bahagia dan ingin meluapkannya tapi aku akan menahannya sampai aku kembali ke rumah.
Meldy mulai bisa mengontrol dirinya kembali, tiba-tiba ia menarik tanganku dan membawaku ke parkiran. Ia juga menyuruhku naik ke motornya. Meldy menjalankan motornya, lagi-lagi ia tak menberitahuku kemana tujuan kita kali ini.
Setelah beberapa menit, ternyata Meldy membawaku ke sebuah mall yang jaraknya lumayan dekat dengan taman tadi. Tapi untuk apa ia membawaku ke sini? Daripada aku penasaran mending kutanya sajalah.
"Mel, kita mau ngapain ke sini?"
Meldy melirik ke arahku, lalu ia tersenyum manis. Bukan. Tapi, sangat manis.
"Ya buat rayain lah, 'kan hari ini kita udah resmi pacaran," ucapnya.
Pipiku memerah, perkataan nya membuatku teringat kejadian beberapa saat yang lalu. Meldy terkekeh melihatku, aku menundukkan kepalaku karena malu dan pipiku bertambah merah.
Meldy pun menarik tanganku menuju dalam mall. Setelah di dalam aku di ajak untuk menonton film di bioskop yang ada di sana, aku dan Meldy memilih film yang berjudul 'Rompis' karena kita penasaran bagaimana sih film sedang di gandrungi oleh remaja seperti kita-kita ini.
Kita menonton film itu sambil berpegangan tangan, sesekali Meldy menggodaku. Haha, rasanya seperti ada kupu-kupu yang masuk ke dalam rongga dadaku dan tinggal di sana.
Setelah selesai nonton, kita berkeliling mall mencari sesuatu yang dapat merebut perhatian kita. Kita juga sempat mampir ke toko aksesoris dan membeli sebuah gelang couple.
Lalu kembali berkeliling, dan tanpa sengaja aku melihat orang bergerombol karena aku penasaran aku menarik Meldy ke sana dan ternyata itu adalah tempat pameran cosplay tak menyia-nyiakan kesempatan ini kita berdua berfoto ria dengan mereka.
Setelah puas, akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe Starbucks karena perut kita sudah keroncongan.
"Kamu mau pesen apa?" tanya Meldy.
"Samain aja deh kek kamu," jawab Maya
Meldy pun memesan makanan yang lumayan bisa mengganjal perut. Tak lama pesanan pun datang. Mereka makan dengan hening, hingga tiba-tiba Meldy mengasongkan satu sendok makanan kepada Maya.
Maya menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Aaa..,"
Akhirnya Maya pun mengerti maksud Meldy, ia membuka mulutnya dan Meldy pun menyuapinya. Akhirnya Meldy dan Maya saling menyuapi hingga sampai makanan yang ada di piring mereka habis.
Tak terasa ternyata hari sudan mulai sore, mereka pun memutuskan untuk pulang.
____
"Thx for today, sweety," ucap Meldy.
Lagi-lagi pipi maya memerah.
"Too," cicit Maya masih dengan rona pipinya.
Meldy memutuskan untuk pulang setelah berpamitan pada Maya. Maya pun masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan berbunga-bunga, membuat sang kakak yang berada di ruang keluarga heran.
"Nape lu?" tanyanya.
Maya hanya menggendikkan bahunya, Lalu melanjutkan perjalanannya (*apasih aku lupa namanya) menuju ke kamarnya.
Ia tak sabar ingin cepat-cepat hari senin agar ia bisa sekolah dan bertemu dengan sahabatnya dan menceritakan peristiwa tadi.____
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Halluhayy🙋🙋
I'm combek, aku percepat updetnya karna takutnya besok mager.Gmn nih part kali ini?..
singkat? Iya
Gaje? Apalagi
Gk krasa feelnya? Pasti,..Maaf-maaf aja yahh, lagi gk mood ngetik. Ide pun ngilang, ini tuh gegara tadi aku tuh abis d suntik jadi ny kek gini nihh..
Apa hubungannya? Gak ada! Emg!!
Terima gak terima, suka gak suka.. Paksain masuk aja yahh, aku lg gak mood bgt,..
Bubayy semuanya, Good malem semuanya..
Terimakasih karena udah mau baca juga;)))
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU & DIRINYA
OverigJika perpisahan adalah yang terbaik untuk kita. Aku rela, meski harus menanggung luka lebih dalam lagi. -Maya Septiany Al-Hussen Salahkah diriku bila terlanjut mencintainya. Jangan tanya kenapa? Karna perasaan itu tumbuh dengan sendirinya ~Meldy Din...