01 ; beginning

2.6K 286 27
                                    

Gadis itu memandang dirinya dari pantulan kaca. Seragam baru berwarna putih dan biru tua itu sangat cocok membalut tubuh semampainya.

Sambil membenarkan kemeja seragamnya, wajahnya membentuk suatu mimik yang tidak bisa diartikan. Entah ia harus bersyukur karena memiliki wajah yang sangat cantik, atau tidak.

Lucy Aphroditha, namanya. Seorang gadis yang akrab dipanggil Lucy. Seorang gadis yang memiliki warna iris mata yang berbeda sejak lahir. Sindrom itu lebih tepatnya dinamakan Heterochromia Irridium.

Iris berwarna hazel di sebelah kiri, serta iris berwarna biru di sebelah kanan. Unik? Tentu saja. Hanya seperempat orang di dunia yang memiliki keunikan tersebut.

Lucy sama sekali tidak bersyukur atas perbedaan yang ia miliki ini. Malahan, gadis pemilik surai hitam panjang itu selalu merutuki dirinya sendiri,

Pertanyaan yang selalu menghantuinya setiap hari, bahkan setiap jam adalah 'Mengapa ia harus memiliki sindrom aneh itu?'

Karena sindrom ini, Lucy harus menghadapi beberapa hal yang sama sekali tidak ingin ia alami. Semua orang yang bertemu dan melihat dirinya, pasti akan menghindar dan menjauh. Seakan dirinya monster atau alien di bumi ini.

Dan karena sindrom itu juga, ia harus pindah sekolah saat ini. Dengan alasan yang tentu sangat jelas.

Di bully. Lucy tidak memiliki satupun teman di sekolah lamanya. Semua murid menghindar, dan selalu memanggil dirinya dengan sebutan siluman atau monster.

Yang Lucy terima setiap harinya hanyalah cacian dan makian. Tidak hanya dengan ucapan, teman-temannya juga membully dirinya dengan fisik. Entah didorong, disuruh sana-sini, maupun dilempari kertas atau penghapus.

Dan berakhirlah Lucy disini, di SMA barunya. Untung saja, SMA Palapa menerima siswi pindahan saat semester 2, sehingga Lucy tidak perlu mengulang kelas 2 SMA dari awal lagi.

Lucy berharap, sangat berharap, ia tidak akan mendapat bully-an yang lebih parah dari sekolah lamanya. Setidaknya tidak secara fisik. Kalau berbicara secara mental, mungkin mental Lucy sudah seperti baja. Ia tidak berharap teman-teman barunya tidak akan menyebutnya siluman dan aneh, karena hal itu merupakan hal yang pasti ia dengar dan tidak khayal disangkal.

Dugaannya benar. Baru saja ia turun dari mobil dan memasuki wilayah SMA Palapa, sudah banyak siswa maupun siswi yang saling berbisik sembari menatap dirinya.

Lucy tetap saja berjalan sambil menundukkan kepalanya. Sebagai murid baru, ia harus bertemu terlebih dahulu dengan sang Kepala Sekolah untuk menanyakan dimana kelasnya berada.

Lucy berkeliling sekolah hanya untuk mencari dimana ruang kepala sekolah berada. Sekolah ini terasa sangat asing dan sangat besar baginya.

"Lo murid baru ya?"

Mata Lucy tiba-tiba saja bertemu dengan mata coklat seorang gadis yang memiliki tinggi hampir sama dengannya. Gadis itu tersenyum sangat manis padanya, dan Lucy membalasnya dengan senyuman serta anggukan kepala.

"Lo pake softlens beda warna ya? Tanya gadis itu sembari memelototkan matanya memandang mata Lucy. "Beli dimana? Keren banget! Gue juga mau beli!"

Lucy sedikit tertegun. Ia berpikir, apa gadis ini ingin menghinanya secara halus, ataukah ia benar-benar tidak tahu?

"Gue gak pake softlens. Ini mata asli." jawab Lucy, dan langsung membuat gadis itu membulatkan matanya lebar lagi.

"Serius? Kok bisa? Lo operasi dimana?"

Lucy menggeleng pelan. "Gue punya sindrom Heterochromia Irridium, jadi warna iris gue beda."

Heterochromia Irridium || Yoon SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang