20 ; mad

518 94 3
                                    

"Binnn, bangunn. Udah pagii, ntar telat ke sekolahnya."

"Binn, Moonbinn bangunnnn..."

Sinbi menepuk tubuh Moonbin pelan, berusaha membangunkan pria itu dari tidur lelapnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, dan bel sekolah Moonbin berbunyi tepat pada pukul 07.00. Itu artinya, Moonbin hanya memiliki waktu sekitar 30 menit untuk mandi dan sarapan, sekaligus perjalanannya dari rumah Sinbi ke sekolah. 

Ya, Moonbin menginap di Rumah Sinbi setelah kabur dari acara makan malam layaknya neraka kemarin, tanpa ibunya ketahui.

Sinbi menghela nafasnya pelan. Dari pukul 5 pagi tadi saat ia bangun, gadis itu telah mencoba membangunkan Moonbin, yang berarti sudah 1,5 jam ia berusaha, namun tetap gagal.

Sinbi tahu betul, bahwa sahabatnya dari kecil itu sangat susah dibangunkan, sangat..sangat..sangat susah. Ketika tidur, Moonbin bagaikan orang yang sudah belum pernah tidur selama 1 minggu lamanya.

Oleh karena itu, sembari mencoba membangunkan Moonbin dengan menyalakan lagu yang memiliki beat cukup keras, Sinbi bergegas ke dapur, mengambil beberapa bahan masakan dan memasak makanan untuk Moonbin.

Meskipun lumpuh, Sinbi selalu memasak sendiri makanan untuk kesehariannya. Semua alat masak seperti kompor, mixer, dan peralatan lainnya telah ibu Moonbin sediakan diatas sebuah meja dan lemari yang setara dengan tinggi Sinbi yang berada di kursi roda.

Sejak dulu, ibu Moonbin juga telah menawarkan Sinbi untuk memiliki setidaknya satu orang asisten rumah tangga, namun gadis itu menolak dengan alasan tidak mau merepotkan lagi dan lagi. Sudah banyak, bahkan terlalu banyak bantuan yang telah diberikan Ibu Moonbin kepada dirinya.

Nasi goreng adalah menu yang dipilih Sinbi untuk dimasak pagi itu untuk Moonbin dan dirinya. Selain karena simpel serta mudah, nasi goreng buatannya adalah makanan favorit Moonbin. Pria bertubuh kekar itu selalu meminta untuk dibuatkan nasi goreng bila sedang berada di rumah Sinbi.

Dan pastinya, porsi makan Moonbin sangat banyak. Meskipun sudah makan sebelumnya, Ia bisa menghabiskan 2 piring penuh nasi goreng buatan Sinbi.

"Bin....yuhuu....."

Sambil membawa nasi goreng beserta telur mata sapi setengah matang diatasnya, Sinbi memasuki kamar tempat Moonbin berada yang tepat di sebelah kamarnya.

"Mmm....."

Moonbin menggerakkan tubuhnya, berusaha membuka sebelah matanya seusai mencium aroma makanan di dekatnya.

Sinbi lantas mengulik senyum sembari menggelengkan kepala. Ia tahu betul, bahkan hafal bahwa Moonbin hanya akan terbangun bila dipancing dengan makanan. Apalagi, makanan tersebut adalah nasi goreng.

"Aaakk....." ucap pria yang otomatis bangun dari tidurnya dan terduduk. Ia membuka mulutnya dengan mata yang masih tertutup, meminta Sinbi untuk menyuapkan makanan kedalam mulut lebarnya.

"Sikat gigi sama mandi dulu sana Binnn, cepetannn, nanti telat ke sekolahnyaa!" omel Sinbi.

Mendengar kata sekolah, Moonbin langsung membanting tubuhnya lagi ke kasur, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Aku mauu bolos hari ini bi, males sekolah." jawab Moonbin, yang membuat Sinbi membulatkan matanya lebar-lebar.

Dukk!!!

"Aduhh biiiii!"

Satu tinjuan mendarat di lengan kekar Moonbin. Ia mendengus, lalu kembali duduk diatas kasur. Matanya berbinar, tertuju pada sepiring nasi goreng yang berada di tangan Sinbi.

Heterochromia Irridium || Yoon SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang