"Bisa gila gue lama-lama!"
Inseong mengacak rambutnya kesal sembari menghentak-hentakkan kedua kakinya diatas kasur.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, dan ia masih saja mengomel sendiri layaknya orang gila.
Perkataan Doyeon adalah penyebab dari kegilaan Inseong malam ini. Tadi saat di ruang karaoke, Doyeon berkata bahwa saat ini ia sedang dekat dengan seorang pria yang umurnya berbeda 3 tahun dari mereka semua.
Entahlah. Inseong juga benar-benar tidak tahu apa penyebab ia menjadi seperti ini.
Sejak dulu Doyeon sering menceritakan tentang beberapa pria yang mendekatinya, dan tentu saja gadis itu akan menolaknya mentah-mentah.
Namun sekarang? Saat bercerita tadi, Inseong dapat melihat wajah Doyeon yang sangat berbinar dan bahagia saat menceritakan pria itu.
Apakah ini pertanda bahwa perasaannya kian berubah kepada Doyeon?
Bukannya mencoba untuk tidur, saat ini Inseong malah membuka aplikasi instagram, meng-klik profil milik Doyeon yang berisikan foto-foto super cantiknya.
Baru saja ia ingin mengarahkan jempolnya pada 1 foto di laman instagram Doyeon yang paling terbaru, sebuah panggilan muncul dan mengacaukan aktivitas stalking-nya.
"Seongg, udah tidur lo?" suara serak Doyeon terdengar dari ujung telepon, membuat Inseong mengganti posisinya yang semula berbaring menjadi duduk.
"Belom, Insom lo kambuh lagi?" saut Inseong pelan.
Doyeon memiliki insomnia yang membuatnya susah tertidur di malam hari. Hal ini ia rasakan sejak 1 tahun yang lalu, yang bahkan ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya.
Dan satu-satunya orang yang mengetahui tentang insomnia yang Doyeon miliki adalah Inseong.
Tak jarang Doyeon menelepon Inseong disaat subuh, membangunkan pria itu dari tidur lelapnya hanya untuk menemaninya berbicara.
Di tengah-tengah pembicaraan mereka, Doyeon biasanya akan tertidur dengan sendirinya. Dan Inseong sengaja tidak mematikan panggilan tersebut, khawatir bila Doyeon akan terbangun dari tidurnya lagi.
"Lo lagi mikirin apa hhmm?" tanya Inseong lagi.
"Menurut lo, gue cantik ngga?"
Mendengar pertanyaan Doyeon, Inseong terdiam sejenak. Pertanyaan macam apa ini? Sudah jelas bahwa gadis itu sangat cantik, bahkan disaat bare face alias tanpa make up sekalipun.
"Apaan dah lo doy, ngapain nanya begituan?"
"Gatau deh, gue kadang ngerasa kalo gue tuh ngga secantik yang dibilang orang-orang, bahkan jauh dari kata cantik."
Inseong lantas menghembuskan nafasnya. Doyeon jelek? Tidak, sama sekali tidak. Yang Inseong tahu, siswa dari SMA sebelah saja bahkan sering mendatangi sekolah mereka secara diam-diam hanya untuk melihat kecantikan dari seorang Doyeon Abigail.
"Lo cantik doy, cantik banget." Inseong mengambil nafas pendek sebelum melanjutkan, "Mana sih yang lebih cantik dari lo? Sini tunjukkin ke gue."
"Barusan gebetan gue ngepost foto di IG, terus dikomen sama cewe-cewe. Gue stalk IG mereka, pada cantik semua..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...