"TUH KAN APA GUE BILANG, KITA PASTI GAK BAKALAN LOLOS JUNG HAHAHAHAHAHAHA!"
Wajah imut Yoojung memelas ketika ejekan dari Doyeon. Keduanya bersama dengan Lucy berada tepat di depan papan pengumuman besar yang berada di depan ruang guru.
"Bentar ah doy, beneran nih nama gue ngga ada?" ucap Yoojung yang masih menjinjitkan kakinya untuk melihat pengumuman hasil siswa maupun siswi yang keterima untuk menjadi anggota dari OSIS.
Hasilnya nihil. Nama Yoojung maupun Doyeon tak terlihat di dalam daftar tersebut.
"Gimana jung? Lo keterima?" Rocky langsung berucap ketika melihat ketiga gadis cantik tersebut datang kearahnya.
Yoojung lantas menggelengkan kepala sembari memajukan bibir bawahnya. Sirna sudah keinginannya untuk menjadi bagian dari OSIS saat SMA, mengingat sebentar lagi ia akan naik ke kelas tiga, yang tandanya angkatan mereka tidak diperkenankan lagi untuk mendaftar lantaran harus fokus pada ujian nasional.
"Udahh dongg, jangan sedih gituu. Nanti pas kuliah kan masih bisa coba ikutan BEM jungg...." Rocky mengulurkan tangannya ke depan, mengelus pelan ujung kepala sang gadis.
"Lo sama Lucy gimana doy? Ketolak juga?" kali ini, giliran Inseong yang bersuara. "Lucy sih masih mungkin keterima menurut gue." lanjutnya yang kian menerima lirikan mata dari Doyeon.
"Maksud lo gue pasti ketolak gitu??!!" Doyeon melebarkan matanya menghadap Inseong. "Iyaa emang bener juga sih, gue ketolak HAHAHAHA!"
Sanha yang sedang menyendok kuah baksonya menepuk-nepukkan kursi di sampingnya, menyuruh Lucy untuk duduk. Telah tersedia juga semangkok bakso yang masih utuh disana, yang telah Sanha pesankan untuk gadisnya.
"Aku keterima san." ujar Lucy ketika mendaratkan tubuhnya diatas kursi.
"Seriusan?" Sanha menoleh sambil tersenyum lebar. "Congratss Lucyy! Bener kan kata aku, kamu pasti keterima! Semangat yaa sayang nanti!"
Deretan gigi putih terpancar dari mulut Lucy. Tadi, saat membaca pengumuman, terbesit rasa sedikit khawatir dari dalam dirinya. Melihat kedua sahabatnya tidak lolos seleksi, Lucy takut, takut dengan siapa ia harus bergaul saat di OSIS nanti. Takut bila nantinya ia akan terkucilkan dan terpojokkan lagi seperti dahulu kala.
Namun semua itu lama perlahan luntur ketika melihat senyuman serta dukungan penuh dari Sanha.
Kemarin saat Lucy bercerita kepada Sanha bahwa ia akan mendaftar menjadi bagian OSIS, Sanha sangat bersemangat, bahkan lebih semangat dari Lucy yang akan melakoni-nya.
"Syaratnya apa aja cy buat daftar? Sini aku bantu siapin. Ah aku punya ide bagus!"
Malam harinya, bagai parasit yang menempel pada inangnya, Sanha membuntuti Jinjin selama 3 jam. Bocah nakal itu berada di atas kasur Jinjin sembari merentangkan tangan dan kakinya lebar-lebar.
Sanha merengek kepada Jinjin untuk memberikan bocoran pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan saat wawancara rekrutmen OSIS.
"SANHA GUE NGGAK TAU PERTANYAANNYA! LAGIAN KALO GUE TAU, KAN ITU RAHASIA KAGAK BOLEH DIBOCORIN KE SIAPA-SIAPA! MUSNAH SANA LO DAJJAL!"
Sudah entah seberapa kesalnya Jinjin atas sikap adiknya itu. Padahal, malam itu ia merasa sangat lelah dan segera ingin beristirahat tidur. Namun Sanha masih sangat kekeuh karena ia yakin Jinjin tahu segala hal melihat kakaknya adalah ketua dari organisasi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...