Kringgg kringgg!
Lucy langsung tersenyum girang ketika mendengar bunyi bel sepeda di depan rumahnya. Ia buru-buru memakai sepatu, lalu segera berpamitan pada bi Ijah yang sudah berada di ujung pintu.
"Ciee, cantik banget, pacarnya ya itu non?" kata bi Ijah sambil mengintip dari jendela.
"Ah bibi bisa aja." Lucy membuka pintu rumah dengan senyuman yang masih merekah. "Duluan ya biii!"
"Iyaa hati-hati nonn!"
Hari Sabtu ini digunakan oleh Lucy dan Sanha untuk pergi ke dufan. Ah, tentu saja Sanha yang mengajak, dan Lucy secara otomatis meng-iyakan ajakan cowok bertubuh jangkung tersebut.
"Hai!" ucap Sanha yang berada di atas sepeda ontelnya sembari menatap Lucy dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Ini kenapa bisa samaan sama gue? Liat nih baju sama celana gue!"
Layaknya jodoh, keduanya sama-sama memakai kaos berwarna putih serta celana panjang berwarna hitam. Bedanya, Lucy memakai legging sedangkan Sanha memakai celana berbahan jeans.
"Eh?"
Masih dengan senyuman merekah, Lucy menunduk dan menatap pakaiannya sendiri, lalu beralih kepada Sanha. Wajahnya jadi memerah sendiri.
"Udahlah, jodoh mah gak kemana." ucap Sanha spontan, lalu membenarkan duduknya untuk kembali menyetir sepeda. "Ayo naik cy."
"San? Kenapa nggak jalan?" Lucy mendongak ke depan, berusaha untuk mengajak Sanha berbicara karena cowok itu sama sekali tidak menjalankan sepedanya.
"Gue kalo naik sepeda kek pembalap cy." Sanha meraih tangan kanan Lucy tanpa menoleh, lalu melingkarkannya ke pinggangnya. "Pegangan ya, ntar jatuh."
"Ha..ahh?"
Tanpa menjawab ucapan Lucy lagi, Sanha langsung mengayuh sepedanya. Senyuman lebar merekah di bibir mungil keduanya.
Ah, tenang saja. Lucy juga tidak ingin melepas pelukannya itu.
♤♤
"Sini gelangnya, biar gue pasangin."
Lucy yang telah sabar menunggu Sanha memasang gelang selama 10 menit, akhirnya merebut gelang itu dan memakaikannya.
Sanha Nicholas, seorang cowok super nakal yang nyatanya tidak bisa memasang gelang kertas sendiri di tangannya.
"Udah nih, yuk main!" ucap Lucy sesaat setelah ia selesai memakaikan gelang milik Sanha.
"Main itu yuk cy!"
Lucy sedikit tertegun melihat wahana apa yang telah dipilih Sanha. Cowok berbadan bongsor itu nyatanya memilih komedi putar sebagai wahana yang ia ingin naiki pertama kali.
"Yuk!"
Jantung Lucy meloncat tidak karuan saat Sanha mengenggam tangannya dan mengajaknya berjalan. Sungguh, telapak tangan Sanha sangat besar sehingga membuat tangan sang gadis tertutup semua.
"Cy."
"Hhmm..."
Klik!
Satu potretan kamera ponsel berhasil didapatkan oleh Sanha ketika Lucy yang sedang berada diatas komedi putar menoleh saat dipanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...