"Ayo kantin buruan, gue udah laper parah!"
Rocky langsung berdiri penuh semangat sesaat setelah bel istirahat mereka berbunyi. Padahal masih ada tugas yang harus mereka kerjakan dan harus dikumpulkan selesai jam istirahat.
Tapi mereka bertiga adalah mereka. Telat mengumpulkan tugas adalah suatu rutinitas yang mereka lakukan setiap harinya.
"Chan, ngantin gak?" tanya Sanha sembari berdiri dari kursinya, dan menatap Chani yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya dengan penuh keprihatinan. "Yaelah Chan, nanti aja ngerjainnya kan bisa, lagian bu Eni gak akan marah juga."
"Dia anak pinter san, nggak oon kayak lo." kali ini giliran Inseong yang menyaut ucapan Sanha.
Chani memang merupakan siswa yang sangat pintar serta rajin. Tak heran, ia selalu mendapatkan ranking 1 dari total 7 kelas IPS yang ada di SMA Palapa selama 3 semester berturut-turut.
"Lo duluan aja, nanggung nih." jawab Chani yang tetap terfokus pada pekerjaannya tanpa menoleh ke arah Sanha.
Trio "gewla" itu mendengus pelan. Bahkan mereka saja belum selesai mengerjakan 2 nomor dari 25 nomor yang ada, dan Chani sudah hampir menyelesaikannya hanya dalam waktu 30 menit tadi.
"DOYYYYY AYO MAKANNN!"
Yoojung Avelia. Si gadis mungil dari kelas sebelah, 11 IPS 4. Sekaligus sahabat karib Doyeon sejak mereka berdua masih SD sampai saat ini.
"Jung, bisa gak sih gak teriak? Sehari aja, Toa Masjid aja kalah sama suara lo!"
Yoojung langsung memelototkan matanya kearah musuh bebuyutannya, Rocky.
"Ky, bisa gak sih gak bawel? Sehari aja, bebek aja kalah sama bawelan lo!" Yoojung berusaha mengucapkan kalimat yang mirip seperti yang Rocky ucapkan tadi.
"LO TUH YA, UDAH KECIL, BANYAK BACOT!"
"SUKA-SUKA GUE WOY! HIDUP HIDUP GUE JUGA, KENAPA LO YANG RIBUT?"
Inseong, Sanha, serta Doyeon hanya terdiam sembari memandangi mereka berdua. Tidak seperti Lucy yang terheran-heran, mengapa 3 orang tersebut, serta semua orang yang berada di kelas tidak melerai Rocky dan Yoojung.
"Loh, ada murid baru ya?" Yoojung akhirnya mengakhiri adu bacotnya bersama Rocky dan menatap Lucy yang masih duduk di sebelah Doyeon.
"Iya Jung, pindahan dari Bandung." ucap Doyeon sebelum melanjutkan, "Namanya Lucy. Kenalan gih sama dia!"
Yoojung dengan cepat duduk tepat di depan Lucy, menempati kursi Sanha dan menghadap ke belakang, karena sang pemilik kursi sudah beranjak pergi ke kantin bersama kedua sohibnya.
"Hai! Nama gue Yoojung, dari kelas sebelah!" Yoojung tersenyum memandangi Lucy yang tepat berada di depannnya.
"Eh lo anak cosplay ya? Mata lo keren banget sumpah!" ucap si gadis mungil itu dengan mata yang berbinar.
Lucy menggeleng. "Gue bukan anak cosplay."
"Terus apaan dong?' Yoojung menggaruk kepalanya bingung.
"Cari tau sendiri anjir! Makanya jung, buku pelajaran itu dibaca, jangan di gambar-gambar terus." Saut Doyeon tanpa dosa. Padahal dirinya sendiri juga menjadikan buku pelajaran sebagai bahan coretan saat ia sedang menganggur.
"Cy, mau ikut ngantin gak? Nanti sekalian kita ngerangkep jadi tour guide lo di sekolah ini deh selama sehari!" tawar Doyeon, dan diikuti anggukan oleh Yoojung.
"Gue bawa bekal dari rumah."
Setelah mendapat jawaban dari Lucy, Yoojung dan Doyeon segera berlari meninggalkan Lucy ke kantin. Kedua gadis itu memang terkenal sangat friendly. Karena jika tidak, mereka tidak akan mau untuk mengajak seseorang yang cuek seperti Lucy untuk berbicara. Dan Lucy, seharusnya ia bersyukur, karena telah mendapatkan teman pada hari pertamanya di sekolah baru, bukan musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...