"Jung gue dud-"
"DOYEONN SINII DUDUK SEBELAHH GUEE!"
Failed. Rocky yang baru saja ingin mendaratkan pantatnya ke kursi sebelah Yoojung langsung terdiam ketika mendengar teriakan sang gadis yang seakan tidak menghiraukan ucapan terpotongnya barusan.
"Huhhh...," Mendengar ajakan Yoojung, Doyeon langsung duduk sembari menyenderkan kepalanya di punggung kursi. "Akhirnyaaa bolehh milih bis sendiri, guee jadii bisa gibah sama lo jung di perlajanan."
"Hehh ky, sinii buruan dudukk!" teriak Inseong yang kebetulan mendapatkan tempat duduk bersebrangan dengan milik Yoojung dan Doyeon.
Mau tak mau, Rocky pun duduk di sebelah Inseong. Sejujurnya, ia ingin meng-clear kan masalahnya tadi malam dengan si mungil Yoojung. Namun se-penglihatannya, gadis tersebut masih marah kepada dirinya.
"Jung lo kenapa dah? tanya Doyeon bingung. "Dari tadi gue ajak ngomong cuma jawab oh, hhmmm, gitu yaa. Lo lagi ada masalah ama siapa?"
Bis sudah berjalan menuju Jakarta dari 10 menit yang lalu, yang berarti bahwa sudah 10 menit Doyeon berbicara, dan sudah 10 menit pula Yoojung melamun dan terdiam.
Mulai dari ocehan Doyeon tentang skincare baru yang ingin ia beli, minuman boba yang ingin ia makan begitu sampai Jakarta, serta gibahan tentang Rina pun tidak Yoojung hiraukan. Padahal biasanya, si mungil itu akan sangat heboh bila Doyeon bercerita, bahkan lebih heboh dari Doyeon sendiri.
"Doy, ini pada kenapa sih?" bisik Inseong dengan suara sangat pelan kepada Doyeon yang berada di seberangnya.
Tak hanya Doyeon, Inseong yang setiap hari bersama Rocky pun ikut pusing. Memang sih, biasanya Rocky juga tak banyak bicara, karena itu ia dijuluki "batu" oleh banyak orang. Namun jika dalam keadaan gabut, Rocky akan membual dan mengucapkan gurauan yang cukup garing didengar.
Tapi berbeda dengan sekarang. Rocky malah memasang headphone sembari menyandarkan kepalanya di kursi dan melihat kearah luar jendela, layaknya manusia yang bosan hidup.
"Doy sini sini!" Inseong membungkukkan dan memajukan badannya, mengajak Doyeon melakukan hal yang sama agar percakapan mereka tidak didengarkan oleh Rocky. "Kayaknya mereka berdua lagi galauin gebetan masing-masing deh. Lo tau nggak siapa gebetannya si batu?"
Doyeon membulatkan kedua matanya. "Lah emang lo gatau si Rocky sama siapa? Serius ga tau?"
"Lo tau doyy?" tanya Inseong intusias, yang dijawab Doyeon oleh anggukkan kepala. "Kok lo bisa tau sih? Gue yang tiap hari sama Rocky ampe bosen kok malah gatau??!!" seru Inseong lagi.
Doyeon menghembuskan nafasnya pelan. Ternyata sungguh pintar Yoojung dan Rocky menyembunyikan kedekatan mereka.
"Sama Yoojung, dodol."
Bukannya terkejut mendengar jawaban Doyeon, Inseong malah tertawa terbahak-bahak dan menganggap bahwa Doyeon sedang gila.
"Gila ya lo doy? Gue yakin 100% lo lagi ngelindur doy. Kemaren gue juga udah tanya ke Rocky mereka ada hubungan apa, dijawab ga ada hubungan apa-apa. Sotoy lo ya." jawab Inseong penuh keyakinan.
Doyeon memicingkan matanya. "Kalo sampe gue bener gimana?"
Inseong menaikkan kedua alisnya, meremehkan ucapan Doyeon."Gue turutin 1 permintaan lo."
Mendengar itu, Doyeon lantas memajukan telunjuknya tepat di depan mata Inseong. "Beneran ya? Kalo sampe gue bener, lo harus checkout-in belanjaan shopee gue. Gak banyak kok tenang aja. Deal?" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...