"Mau beli es krim nggak cy? Gue tau tempat jual es krim paling enak!"
Suara berat Chani terdengar seperti angin lalu bagi Lucy. Gadis itu hanya memandangi jalanan kota Jakarta sembari melamun.
"Cy, ayam sama telor duluan mana?"
Chani mungkin sudah kehabisan akal untuk mengajak Lucy berbicara. Pasalnya, gadis beriris mata berbeda itu hanya terdiam sejak 10 menit terakhir, sejak keduanya keluar dari mall.
Lucy saat ini sedang berada di samping Chani, di sebuah mobil sedan keluaran terbaru yang dibandrol dengan harga cukup mahal.
Jika kebanyakan gadis di sekolah sangat ingin menaiki mobil Chani dan diantar oleh cowok terpintar di sekolah itu, berbeda dengan Lucy.
Bahkan saat ini, Lucy sedang membayangkan bagaimana rasanya digonceng dengan menggunakan sepeda oleh Sanha, menembus hangatnya malam berdua saja.
Kecewa? Mungkin iya. Seharusnya, Ia dapat merasakan hal itu saat ini. Meskipun dengan ekspresi biasa saja, hati Lucy sudah melompat tidak karuan saat Sanha menawarinya untuk pulang bersama tadi.
Namun entah dengan alasan apa, Sanha tiba-tiba saja pergi dan membuat Lucy terdiam.
"Semuanya, gue pulang duluan ya!"
Sanha bahkan tidak mengucapkan sepatah kata apapun kepada Lucy saat ia berlari keluar dari tempat bermain tadi.
Setidaknya, bila Sanha berpamitan terlebih dahulu kepada Lucy dan meminta maaf, mungkin ia tidak sekecewa saat ini.
"Cy, lo mikirin Sanha kan?"
Sontak, ucapan Chani membuat Lucy menoleh, lalu menatap cowok itu dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
"Pikirin orang yang pantes buat dipikirin dan diperjuangin cy." Chani menaikkan kedua alisnya menatap Lucy. "Gue udah kenal Sanha dari SMP cy, jadi gue kenal betul dia gimana orangnya, nggak pernah serius, kerjanya main main doang dia mah."
Lucy menghembuskan nafasnya pelan. Mungkin perkataan Chani ada benarnya juga. Lucy baru saja mengenal Sanha sekitar 3 bulan, kalah dengan Chani yang sudah mengenal Sanha bertahun-tahun.
Entahlah. Yang jelas untuk saat ini, Lucy tidak tahu harus berbuat apa. Tetap seperti biasanya, atau berusaha untuk menghindar dari cowok bertubuh jangkung itu.
⚓⚓
"Cycycycycycycy!"
Lucy tersenyum ketika melihat Yoojung masuk ke dalam kelasnya dan memanggil namanya berulang kali layaknya anak bocah. Ditambah dengan deretan gigi putih yang Yoojung tampilkan, membuat dirinya persis seperti gadis kecil berumur 5 tahun.
"Berisik jung berisik!"
"Salah terus aja gue dimata lo!"
Yap, tidak perlu disebutkan lagi. Sudah pasti, sudah tepat, dan sudah benar, itu adalah sautan dari Rocky.
"Tengkar terus aja, kapan sih jadiannya?" ucap Inseong, dan langsung disambut dengan teriakan menggelegar dari Yoojung.
"Ngantin yuk San, males gue ngeliat muka annabelle disini."
"MATA LO ANNABELLE! DASAR SLAPPY!"
Doyeon tak dapat menahan tawanya mendengar olokan Yoojung kepada Rocky barusan. Slappy, boneka hantu yang ada di film goosebumps.
"Eh tapi ya, Annabelle sama Slappy kalo diliat-liat cocok juga. Boleh lah bolehh!" Inseong, yang sama sekali tidak takut kepada Rocky dan Yoojung, lagi lagi mengucapkan kalimat baru yang bisa dibilang cukup keramat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...