"Nonn, ada yang nungguin dibawah..."
Seketika Lucy tersenyum ketika mendengar ucapan bi Ijah yang baru saja masuk ke kamarnya. Ah, rupanya orang yang ia tunggu sejak tadi telah datang.
Model rambut kepang dua di rambut kanan serta kirinya, yang dipadu dengan blouse berwarna kuning stabilo dan rok selutut membuat gadis itu begitu cantik dan terlihat anggun, layaknya gadis manga pada kebanyakan anime Jepang.
Serta membuat Sanha yang sedang duduk di sofa ruang tamu menatapnya tak berkedip dari tadi sejak ia turun dari tangga sampai dengan berada di hadapannya sekarang.
"Cantik amat sih cewe aku?" ucap Sanha yang masih terduduk sambil menatap Lucy, membuat kedua pipi sang gadis memerah seperti buah tomat.
Tak hanya Lucy, penampilan Sanha juga tak kalah keren. Pria itu mengenakan kaos oversize berwarna putih serta celana biru jeans selutut, yang membuat kakinya terlihat sangat panjang. Tak lupa, seperti biasa, ia meminjam sepatu hype milik Jinjin dengan tipe yeezy. Bahkan dalam 1 tipe, Jinjin memiliki setidaknya 2 hingga 3 warna yang berbeda sekaligus.
Bisa membayangkan seberapa banyaknya sepatu Jinjin? Sangking banyaknya, ia kadang kala tidak sadar ketika Sanha sedang meminjamnya, dan baru akan mendumel ketika Sanha pulang dengan memakai sepatunya yang pasti akan kotor.
Entah bagaimana caranya Sanha memakai sepatu. Semua sepatu yang ia pakai akan selalu kotor dan timbul bercak, layaknya seorang bayi yang ditinggal bermain di kubangan lumpur.
"Kamu udah telepon anak-anak? Mereka udah berangkat?" tanya Lucy.
Sanha mengangguk. "Udah kok, si batu bareng Yoojung katanya, terus si Doyeon nebeng Inseong."
Hari Minggu ini dimanfaatkan oleh keenam remaja tersebut untuk pergi bersama. Masing-masing dari mereka berangkat berpasang-pasangan layaknya triple date.
"Loh san, kamu ga bawa sepeda?" tanya Lucy begitu keduanya keluar dari pintu utama, melihat tidak ada sepeda kesayangan Sanha yang tertangkring di halaman rumahnya.
"Iya cy, kita jalan kaki gapapa ya ke mall-nya?" jawab Sanha memelas.
Lucy menaikkan alisnya sejenak. Memang hanya sekitar 10 menit waktu yang dibutuhkan untuk pergi kesana dari rumah Lucy, namun dengan menggunakan mobil atau motor.
Lantas bagaimana dengan berjalan kaki? Lucy tentu saja tidak pernah mencobanya. Ia bukan gadis iseng kurang kerjaan yang akan mencoba berjalan kaki kesana dengan jarak kurang lebih 15 kilometer itu.
Entah ada suatu apa yang merasukinya, dengan cepat ia menganggukkan kepalanya dan tersenyum, meng-iyakan ajakan gila Sanha untuk berjalan kaki di bawah teriknya sinar matahari siang ini.
Sedangkan Sanha? Pria itu malah tertawa terbahak-bahak setelah mendapat jawaban dari Lucy.
"Aku bawa motornya bang Jinjin sayanggg!" Sanha mengacak rambut sang gadis pelan sambil masih tertawa. "Masa iya aku tega ajak kamu jalan segitu jauhnya?"
Tak hanya rambutnya yang teracak tak karuan, hati Lucy juga tak kalah tak karuannya. Sudah sebulan sejak mereka menjadi sepasang kekasih, namun wajah Lucy masih saja memerah setiap kali Sanha menyentuh rambut maupun menggandengnya.
Sebuah motor sport berwarna merah terpampang nyata di depan pagar rumah Lucy. Bodynya sangat mulus dan kinclong, menandakan pemilik sah-nya memang benar Jinjin mengetahui pria mungil tersebut sangat menyukai kebersihan.
"Sini cy."
Tanpa aba-aba, Sanha memasangkan sebuah helm ke kepala Lucy, lalu mengaitkan talinya agar benda tersebur tidak kendur dan terpasang rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heterochromia Irridium || Yoon Sanha
Fanfiction"Lo itu unik. Gue sama sekali gak ada niatan buat ngehina perbedaan yang lo punya. Justru karena itu, gue jadi tertarik buat lebih deket sama lo." Itu kalimat yang selalu dilontarkan Sanha kepada Lucy, si gadis pemilik warna iris mata yang berbeda...