Langkahmu sangat ragu—
tertatih hampir pincang.
Ada apa gerangan, Tuan?
Adakah yang mengganggu
sehingga pikiranmu kusut?
Atau netramu yang
semakin terhalang kabut
sehingga kau tak tahu
harus mengambil jalan yang mana?Maukah kau tunggu sebentar?
Diam.
Tetap diam di tempatmu.
Dan aku akan ke sana
menjemputmu
menggandeng tanganmu 'tuk temukan
jalan keluar.Setelahnya, kau bisa pulang.
Kau bisa tinggalkan aku
dan kembali ke tempat asalmu—
kembali ke dekapannya
yang kau sebut
rumah.—Luar Bumi
KAMU SEDANG MEMBACA
LUAR BUMI
Poetryini sajakku, dan ini aku seseorang di Luar Bumi -Luar Bumi Ps: sajak ini tidak sepenuhnya aku yang buat. •••• hey, if you like my story, let's add my account. thank you, readers Started - 28 juli 2018