eighty two

100 6 0
                                    



















Teruntuk Nona bermuka dua
Yang malamnya dimakan duka
Pukul tiga bersama durjana
Sampai terlelap berharap esok tak ada

Yang habiskan dahina dengan
suka cita
Melukis urna pada semua netra
Tawa menggelegar—padahal jiwanya
berteriak inginkan perang

Kenapa, Aura?
Obat tak lagi ada, lantas kau
inginkan tiada?
Keningmu ronyok, lantas kau
ingin terus terpojok?

Katakan, kenapa, Aura?

Jika aku bilang, Aruna ingin Aura
Dengan segala luka yang ada
Dari sisa perang semalam,
apakah kau, Aura,
masih ingin bertahan?

Jika aku bilang, dirimu lebih indah
Dari segala yang ada di bumantara
Dan tempatmu bukan di terungku
melainkan di suralaya,
sudikah kau, Aura,
untuk terus hidup dan tetap ada?

    — Luar Bumi,
       











LUAR BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang