sixty nine

137 7 0
                                    













Maafku untuk    jiwa tua      renta
padahal  ia   masih     belia—yang
harus memanggul setan   di atas
pelupuk mata,    yang    berusaha
menghindar dari kata insekuritas,
yang menahan lari dari selaksanya
sendiri.

Maafku  untuk  warna     yang   sekarang
memudar dan akhirnya   hanya tersisa
hitam pekat dan abu-abu yang terus
meraja. Di situ kau bersemayam,
bersama warna abu pada pagi,
siang, sore, dan malam.
Di situ kau bersembunyi, bersama
warna hitam pada tawamu, teriakmu,
bencimu,       marahmu,    dan    tangismu.

Maafku  untuk    orang    yang    pernah
kau  tinggalkan   lantaran    bisik  setan
sangat bising—riuh dan  tak  terkendali.
Kau   biarkan   mereka   mengambil alih,
bersorai dalam kemenangan   saat  kau
terpuruk dan akhirnya kau merasa mati.

Maafku, sekali lagi, maafku untuk  bulan
dan bintang dan matahari     dan   segala
yang ada di bumantara. Mengira mereka
semua tak   pantas     dihidangkan untuk
jiwa   tua   yang   tempatnya    di  penjara.
Karena ini, jiwa ini, adalah definisi
dari kata keterpurukan.

    — Luar Bumi,
       






LUAR BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang