Maafku untuk jiwa tua renta
padahal ia masih belia—yang
harus memanggul setan di atas
pelupuk mata, yang berusaha
menghindar dari kata insekuritas,
yang menahan lari dari selaksanya
sendiri.Maafku untuk warna yang sekarang
memudar dan akhirnya hanya tersisa
hitam pekat dan abu-abu yang terus
meraja. Di situ kau bersemayam,
bersama warna abu pada pagi,
siang, sore, dan malam.
Di situ kau bersembunyi, bersama
warna hitam pada tawamu, teriakmu,
bencimu, marahmu, dan tangismu.Maafku untuk orang yang pernah
kau tinggalkan lantaran bisik setan
sangat bising—riuh dan tak terkendali.
Kau biarkan mereka mengambil alih,
bersorai dalam kemenangan saat kau
terpuruk dan akhirnya kau merasa mati.Maafku, sekali lagi, maafku untuk bulan
dan bintang dan matahari dan segala
yang ada di bumantara. Mengira mereka
semua tak pantas dihidangkan untuk
jiwa tua yang tempatnya di penjara.
Karena ini, jiwa ini, adalah definisi
dari kata keterpurukan.— Luar Bumi,
KAMU SEDANG MEMBACA
LUAR BUMI
Poetryini sajakku, dan ini aku seseorang di Luar Bumi -Luar Bumi Ps: sajak ini tidak sepenuhnya aku yang buat. •••• hey, if you like my story, let's add my account. thank you, readers Started - 28 juli 2018