Maafku untuk jiwa yang tak pernah kenal lelah
Paginya dihabiskan oleh bercengkrama
Siangnya untuk sedikit istirahat
dan selebihnya untuk ia tertawa terbahak-bahak
Malamnya, ia melahap seluruh sungkawa
Berharap tak ada yang melihatKarena, aduh, boi,
Mana mau jiwa itu terlucuti
Di depan banyak orang?
Bukankah itu hanya akan membuat semua orang berlari karena ngeri?Itu ucapnya.
Tapi, aduh, Nona,
Sudahkah kau lihat
Betapa menawannya dirimu
Dengan segala luka bekas koyak
Dan apa-apa yang sudah menimpamu
Selama ini?
Maafku, Nona,
Tapi aku tidak ngeri
Melainkan aku hanya ingin
MenemaniItu ucapku.
- Luar Bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUAR BUMI
Poesíaini sajakku, dan ini aku seseorang di Luar Bumi -Luar Bumi Ps: sajak ini tidak sepenuhnya aku yang buat. •••• hey, if you like my story, let's add my account. thank you, readers Started - 28 juli 2018