seventy two

127 9 0
                                    











Nona, sudah berapa malam
kau terjaga? Matamu rungau,
bibirmu penuh lelungit, dan
lidahmu, Nona, ia seakan kaku.

Nona, lihat jiwamu betah
pada sunyi senyap pada
gelap diam. Kau tetap di sana—
di terungkumu; runcit
melihat dirimu bercampur
sampai hancur sudah—
dan dirimu tumpah ruah.

Nona, berhenti.
Tidakkah kau melihat urna
dalam jemala? Pada jemarimu
terdapat cinta.
Lalu mengapa selalu ada hina?
Sedang kau, Nona,
adalah yang adika.

    — Luar Bumi.
      






LUAR BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang