seventy nine

134 9 0
                                    


















Selamat malam, yang sempat diagungkan.
Bagaimana keadaanmu sekarang?
Bersuka cita tanpa ada rasa sesal di dada?
Atau malah semakin nahas dan nelangsa seperti aku yang saban hari harus terus terjaga?

Malam ini aku ingin bercerita, boleh?
Ini masih tentang aku dan teman lamaku yang selalu datang tiap malam.
Kemarin, mereka sempat aku kalahkan dan aku sempat bernapas lega tanpa harus berpura-pura. Tapi tadi malam, mereka datang. Mereka datang dengan sopan; mengetuk pintu lalu meminta izin untuk bertamu malam-malam.
Lalu aku bilang, "Silakan."

Tadi malam, mereka tidak mengajakku perang. Mereka tidak membuatku terjaga sampai pukul tiga. Tidak juga membuatku merasa pusing lantaran tangis yang tidak bisa diredakan begitu saja. Tidak, tadi malam, suasananya tidak begitu.
Tadi malam, mereka hanya ingin bertanya. Bertanya, apakah aku, masih menggantung harapan padamu atau tidak.
Mereka bilang, aku seharusnya tidak mengeluarkan air mata karena kepergianmu yang secara tiba-tiba. Katanya, masih ada hal lain yang seharusnya bisa lebih aku pikirkan sampai fajar tiba.
Dan itu, bukanlah tentangmu.

Lalu aku terdiam sebentar. Mengiyakan apa-apa yang mereka bicarakan karena mungkin, memang benar adanya. Mungkin, mungkin, mungkin, kamu tidak pantas untuk aku tangisi lagi. Dan, mungkin, aku selama ini salah tentang mereka—teman lamaku yang aku kira adalah musuh terbesarku, nyatanya sekarang, merekalah yang menolongku dari dalam nestapaku.

Setelahnya, aku suguhkan mereka camilan agar tidak terlalu canggung. Dan, kau tahu tidak? Aku bertanya pada mereka,

"Kapan kalian akan mengajakku perang lagi?

Lalu mereka menjawab,

"Tidak lagi."

Selamat malam, yang sempat diagungkan.
Bagaimana hari-harimu selepas aku pergi meninggalkan?
Dimakan sepi dan gelap yang meradang?
Atau malah semakin berwarna dan kau semakin senang? Atau, mungkin,
adakah mereka yang mulai mengajakmu perang juga?

    — Luar Bumi,
     






LUAR BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang