seventy six

119 9 1
                                    







Sudah cuci kaki dan tanganmu? Jangan lupa bersihkan muka, kau sudah seharian terpapar sinar matahari dan bergelut dengan polusi. Makan malam yang ibumu siapkan jangan sampai terlewat. Balas pesanku nanti saja, setelah kamu sudah selesai berbincang dengan keluargamu tentang hari yang sudah kau lalui.

Sudah lihat bulan malam ini? Setengah terlihat dari daerah Sukajadi. Ada sekitar tujuh, delapan, sembilan bintang yang bisa aku hitung dengan jari. Bagaimana di daerahmu? Sama seperti Sukajadi, kah? Atau malah tidak terlihat sama sekali?

Aku harap kamu tidak bosan mendengar celoteh dan keluhku tiap malam. Tentang bulan dan bintang, tentang kejuaraan yang akan datang, sampai tentang setan yang selalu mengajakku perang. Aku harap kamu akan selalu mendengar pada tiap cerita yang aku lontarkan, pada tiap tangis yang tak sengaja aku perlihatkan, pada amarah yang tak pernah bisa aku tahan.

Aku selalu berterima kasih kepada Tuhan karena sudah menciptakanmu dan menitipkannya pada ibumu. Aku bersyukur atas hadirmu, aku bersyukur atas pertemuan kita yang tidak disengaja. Terima kasih karena telah mau menjadi temanku. Terima kasih untuk semua waktu yang telah kau sisihkan untukku. Terima kasih karena kamu membuatku lebih bernyawa lagi.

Aku tidak tahu apa yang semesta punya untuk takdir kita berdua, tetapi aku sangat ingin hubungan ini terus ada walau mungkin, kita akan berakhir dengan pasangan masing-masing atau malah berakhir bersama-sama dan merajut cinta. Aku tidak tahu jika nanti, nanti, nanti mungkin kau akan lelah denganku—dengan keluh kesahku, dan mungkin kau akan berlari seperti orang-orang yang lainnya. Tapi aku selalu memohon kepada Tuhan, agar kamu diberi kesabaran untuk menghadapiku.

Aku takut, kau tahu? Aku takut jika nanti kau akan jenuh dan pergi dariku. Aku takut jika nanti kau menemukan wanita lain yang mempunyai pelangi, sedang aku hanya ada badai yang saban hari semakin meraja. Aku tidak punya warna merah muda, aku tidak seindah bunga azalea, aku tidak seperti mereka yang hidupnya dipenuhi tawa tanpa berpura-pura.

Tapi ada yang perlu kau tahu—
bahwa aku mempunyai jiwa yang tiap harinya terus berperang melawan setan, jantung yang terus berdebar walau tak jarang aku inginkan ia berhenti berjuang, otak yang semrawut memikirkan hal-hal yang membuatku takut, dan kamu yang (aku harap) akan selalu ada di sisi—menemaniku menaklukkan badai serta ombak yang selalu menghampiriku.

     — Luar Bumi,
        



LUAR BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang