Lima

16.3K 871 24
                                    

"Hai queen."

Jennie tersedak karena sapaan singkat dari pria yang baru saja datang dan duduk disampingnya.

"H-hai jeon." Dia tersenyum kikuk

"Jennie ini Jeon yang kau bilang makhluk paling menggemaskan yang pernah kau miliki?" Alana sengaja balik menggoda Jennie. Dan gadis itu sudah membulatkan matanya pada Alana.

"Aku memang menggemaskan. Jennie selalu bicara begitu padaku." Pria itu tertawa manis

Alana juga tertawa karena melihat Jennie yang wajahnya sudah semerah udang rebus.

"Omong omong kau Alana yang sangat terkenal di angkatanmu itukan?"

"Aku tidak terkenal. Tapi ya, aku Alana." Gadis itu tersenyum manis.

"Aku dan Jeon harus pergi. Aku harap kita bisa bicara lebih banyak lain waktu, Cessa." Tiba tiba billy beranjak dari tempat duduknya.

"Heh! Aku baru saja duduk. Kau ini benar benar." Jeon hendak protes namun Billy lebih dulu menariknya keluar dari cafetaria.

"Nice to meet you, alana. And see u next time queen." Jeon mengedipkan sebelah matanya pada Jennie dan pergi mengikuti Xabilly.

Alana merasa tidak asing dengan panggilan itu. Cessa, ia merasa terbiasa dengan nama itu padahal Sean selalu memanggilnya princess. Tidak pernah memanggilnya cessa.

Berbeda dengan Alana, Jennie terdiam karena menahan detak jantungnya yang menggila karena kehadiran singkat Jeon, ia sudah berusaha untuk bersikap biasa saja pada pemuda itu. Namun usahanya selalu saja gagal. Karena memang pada dasarnya ia belum bisa melupakan pemuda bergigi kelincinya itu.

"Ayo ke kelas. Mau sampai kapan kau melamun Jennie ya ampun"

"Kau mempermalukan aku!!!! Alana aku marah padamu." Tapi setelahnya Jennie menarik tangan Alana menuju gedung b dimana kelas mereka berada.

***

"Astaga kenapa dia terus mengoceh tentang kisah  cintanya? Alanaaaa aku bosan." Jennie terus saja merengek

"Jennie diamlah kau sudah mengeluh selama 46 menit. Kau tidak lelah?" Alana berdecak malas.

"Ck. Kita bolos saja. Lagipula aku dan kau sudah mengisi kehadiran. Ayolaaah."

"Bolos bolos, kita baru saja masuk tahun ajaran baru."

"Lebih baik kita ke salon lalu spa dan melakukan perawatan lainnya. Ayo!" Mendengar kata salon Alana sedikit goyah. Ia sangat mencintai tempat itu.

Alana terdiam. Pertahanannya benar benar melemah saat membayangkan treatment spa dan lainnya.

"Ayo!!! Aku tau tempat spa terbaik seantero jakarta. Kau pasti tidak akan menyesal ikut bolos denganku."

Akhirnya pertahanan alana benar benar runtuh "Baiklah ayo pergi."

Ia berdiri dengan Jennie meminta izin pada mister ryan untuk pergi ke toilet.

Setelah sampai diparkiran Alana baru ingat bahwa dia akan pulang di jemput oleh Uncle Peter.

"Jen kita pergi dengan orangku saja. Sean akan marah jika tahu aku pergi sendiri."

"Astaga yang benar saja. Kita ke salon ditemani pengawal pengawal kakumu itu?"

"Mau bagaimana lagi. Sebentar lagi mereka sampai."

"Terserahlah yang penting kita terbebas dari--

Jennie berhenti bicara dan terfokus pada satu titik dibelakang Alana.

"Hei. Ada apa?" Alana menoleh kebelakang.

"Uncle peteeeer!!!" Alana memekik senang dan langsung memeluk pria jangkung itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uncle peteeeer!!!" Alana memekik senang dan langsung memeluk pria jangkung itu.

"Oh god. Baby girl kau benar benar semakin dewasa. Bagaimana bisa aku melewatkanmu yang semakin cantik ini?" Peter melonggarkan pelukannya dan melihat ke arah Alana.

"Uncle jika aku sudah sedewasa itu kenapa kau masih saja memanggilku begitu. Sangat menyebalkan." Alana melepas pelukannya

"Karena kau masih menggemaskan seperti bayi! Yah hanya saja sekarang kau semakin seksi." Peter terkekeh dan mendapat pukulan keras dilengannya

Jennie masih diam tak berkutik melihat sosok tampan dihadapannya. Bahkan bisa jadi dia lupa mengedipkan matanya.

"Ehmm, Al siapa gadis cantik yang ada dibelakangmu itu?" Peter menyadarkan Jennie dari keterkejutannya dan mulai mengedipkan matanya secara spontan

"Jennie Velicia. Sahabat baruku. Dia memang suka terkena serangan jantung dan mendadak gagu jika melihat lelaki tampan." Alana tertawa puas

"Alana! Ckkk aku benar benar marah padamu kali ini." Jennie mendelik sebal kepada temannya itu

Sedangkan Peter berjalan menghampirinya dan mengulurkan tangan berniat menjabat tangan gadis yang sejak tadi terdiam karenanya.

"Namaku Peter Moreno. Umurku 35 tahun. Masih belum pantas dipanggil uncle oleh alana." Pria itu tertawa renyah di akhir kalimatnya. Membuat Jennie lagi lagi terdiam dan terpesona

"Aku Jennie. Jennie velicia." Jennie menerima jabatan tangan dari Peter.

"Well uncle aku dan jennie ingin pergi ke salon. Berhubung daddy tidak bisa menemaniku dan berpesan bahwa hari ini aku harus pulang dengan uncle. Jadi ayo kita pergi."

"Aku pergi dengan mobilku sendiri al. Nanti kita bertemu di sana. Queen hair n spa" jennie sudah bersiap menuju mobilnya

"Kau bisa satu mobil denganku dan Alana. Nanti biar orang suruhanku yang membawakan mobilmu ke salon." Peter menahan lengan Jennie

"Itu ide yang bagus. Ayo jennie kita bisa pergi bersama." Alana menggandeng lengan jennie dan meninggalkan peter.

"Uncle. Mana mobilnya?"

"Itu sayang didepan yang berwarna merah."

"Ya ampun kau benar benar sangat payah dalam memilih warna mobil."

"Kau sama saja dengan Sean. Tidak tahu mode." Peter mendengus sebal membuat Alana terkikik geli

"Hei hei kenapa kalian berdua duduk dibelakang? Memangnya aku ini supir?"

"Uncle aku tidak terbiasa duduk didepan jika bukan dengan daddy. Jadi sudah saja terima nasibmu."

"Jennie bisakah kau duduk disampingku saja?"

Jennie tergagap dan panik seperti sedang menahan buang air. Alana lagi lagi tertawa karena tingkah sahabatnya.

"Sudah sana pindah ke depan. Pamanku yang sudah tua itu sepertinya ingin segera memiliki pasangan."

Kemudian Peter turun dari mobilnya lagi, membuka pintu belakang menarik pelan lengan Jennie dan menuntunnya ke tempat penumpang disebelah kemudi. Jennie hanya diam membatu karena gugup setengah mati.

"Nah kau sepertinya akan sering duduk disampingku mulai sekarang nona." Peter berbisik pelan sambil tersenyum manis didekat telinga Jennie.

***

Sugar Daddy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang