Enam

15.3K 833 18
                                    

"Kau tidak akan bisa terus menerus menyembunyikannya seperti ini Sean. Lambat laun semua pasti akan terungkap. Aku tidak ingin kau semakin hancur saat waktunya tiba."

"Cukup bantu aku untuk selalu menjaganya. Kau tau apa yang harus kau lakukan Peter." Sean menatap Peter dengan ekspresi dingin

"Aku tidak menyangka kau akan berubah menjadi monster serakah seperti ini." Peter berkata dengan nada menusuk dan menunjukkan ketidaksetujuannya pada sikap Sean kali ini.

"Kau tidak mengerti, kau tidak tahu apa apa. Cukup lakukan apa yang harus kau lakukan. Jangan mengacaukan apa yang sudah aku susun." Ia membalas dengan mutlak.

Sedangkan Peter hanya mengehela nafasnya pelan. Ia tahu betul Sean sangat ketakutan dan gelisah akan akhir dari skenario yang ia ciptakan sendiri.

"Sean dengar, aku hanya ingin kau mendapatkan kebahagiaanmu, dan meninggalkan keserakahan serta keegoisan yang kau genggam, ini hanya akan menyiksamu!" Peter beranjak dari kursinya "Aku harus kembali ke kantorku, kita bahas lagi soal ini nanti." Lalu ia pergi meninggalkan Sean dengan segudang kegelisahan yang sama.

***

Seumur hidupnya Sean tidak pernah merasa takut atau sedih selain saat ayahnya, mendiang George William sakit lalu meninggal. Namun kali ini hampir setiap tarikan nafasnya ia selalu dihantui rasa sakit dan ketakutan, karena itulah ia tidak pernah mau tidur sendirian. Tanpa Alana.

"Bibi Anne, dimana Alana?"

"Nona ada dikamarnya tuan. Mungkin sedang mandi, mau saya buatkan teh hangat sementara anda mandi tuan?"

"Tidak, biar nanti Alana yang buat. Aku ke atas dulu." Sean berlalu untuk menghampiri gadis yang hampir seharian ini tak ia temui.

Tanpa mengetuk pintu ia masuk ke dalam kamar Alana

"Astaga daddy aku bisa mati muda jika kau mengendap seperti maling begitu. Kau--

Ucapan Alana terpotong karena Sean lebih dulu menariknya kedalam pelukan yang sangat erat. Pelukan yang sarat akan kesedihan dan ketakutan. Namun sama sekali tidak di ketahui oleh Alana.

"Are you okay? Daddy what's wrong?" Alana bertanya dengan lembut sembari mengusap pelan rambut Sean yang berantakan.

"Nope baby, i miss you somuch." Sean menjawab pelan dan lembut diceruk leher gadisnya

Alana tertawa ringan menanggapi keluhan yang Sean utarakan, "Seanku sangat manja akhir akhir ini, ah tidak tidak kau memang selalu manja setiap waktu" Ia melonggarkan pelukannya pada Sean dan meraih wajah pria itu dengan kedua tangannya menatap langsung ke manik hitam pria yang sangat ia cintai lalu tersenyum hangat

"Pergi mandi setelah itu kita makan malam. Kau tahu aku juga sangat merindukanmu." Alana mengecup kening Sean lama dan lembut

Bukannya pergi mandi, Sean malah semakin mengeratkan pelukannya "Aku ingin seperti ini dulu princess. Aku lelah."

"Tidak. Kau harus mandi dulu dad. Jangan jadi pemalas atau aku tidak akan mau tidur denganmu."

Dengan sangat amat terpaksa Sean menegekan tubuhnya dan melesat ke kamar mandi. Alana selalu mendapatkan apa yang ia mau karena Sean selalu mempermudah segalanya. Dari mulai hal kecil hingga hal hal yang tak masuk akal, namun dibalik segala keinginan yang selalu Alana ingini, Sean adalah semua hal yang ia mau dan butuhkan didunianya.

Sugar Daddy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang