Sepuluh

11.8K 712 17
                                    


"Uncle Peter! Jangan halangi aku. Kau curaaaang!!!!!" Alana menjerit kesal karena Peter membuat pemain virtualnya cedera

Sean memutar bola matanya dengan tampang jengkel. "Kau sudah main lima putaran princess. Kapan giliran daddy?"

Alana dan Sean sudah bersikap seperti biasanya entah karena kehadiran Alfa dan Peter atau memang mereka sudah sama sama lupa, seakan pertengkaran kemarin tidak pernah terjadi.

"Uncle Alfa saja tidak banyak mengeluh dad. Siapa suruh permainanmu buruk." Baik Alfa maupun Peter tertawa dengan keras karena nasib Sean yang tengah tertindas dirumahnya sendiri

Alfa menepuk pundak Sean dengan dramatis, "Sean, sabar. Ini ujian. Hahahahaha.."

Alana dan Peter ikut menertawakan Sean dan yang ditertawakan hanya mendelikkan matanya dengan tajam.

"Ya ampun siapa bayi sebenarnya disini dad? Sepertinya kau yang harus memanggilku mommy dan aku memanggilmu baby." Alana menghampiri Sean dan mencubit pipi pria itu

"Kau mengabaikan daddy dan asik sendiri dengan game sialan itu!" Sean mendengus sebal dan Peter berlaga ingin muntah mendengar penuturan sahabatnya

Alfa memegang perutnya dramatis, "Eww.. kau sangat cheesy! Rasanya sangat mual perutku ini."

"Lihat! Mereka terus mengejekku princess. Kau tega daddy diperlakukan seperti itu?" Alana tertawa karena tingkah Sean, namun Alfa dan Peter benar-benar ingin muntah

"Oh my... sini biar aku peluk. Daddyku tidak boleh diejek seperti itu uncle." Alana mengatakan dengan nada lembut seolah olah sedang membela bayi kecilnya

"Astaga si tua ini benar benar!"

"Uncle Peter juga tua!" Alana menatap tajam ke arah Peter.

Alfa terus tertawa karena drama murahan dihadapannya. Ini benar benar menghibur disela-sela kesibukannya menjadi seorang jaksa. Sepertinya ia akan mengunjungi Alana dan Sean sesering mungkin agar otaknya tetap waras karena beban pekerjaannya bisa membuat ia gila kapan saja.

"Alfa! Terus saja tertawa! Selera humormu benar benar jongkok!" Sean mendelik pada pria mungil disamping Peter

"Masih lebih baik aku, humor yang jongkok. Daripada kau dan Peter, saat jongkok malah pup dicelana!"

Peter dan Sean sama sama melebarkan matanya ke arah Alfa yang tawanya semakin kencang disusul tawa Alana yang memang sudah mengetahui cerita tentang masa kecil mereka, Peter dan Sean pernah pup di celana sewaktu mereka duduk di bangku taman kanak-kanak.

"Itu tidak ada hubungannya dengan humor bodoh!" Peter memukul kepala Alfa dengan keras

"Hehhhh! Kalau aku jadi bodoh sepertimu kau mau tanggung jawab?!!!" Alfa mengusap kepalanya sembari mencibir

Merasa bahwa drama ini akan menjadi sangat alot, Alana memutuskan untuk menjadi penengah meskipun ia masih sangat ingin menertawakan Sean dan Peter.

"Baiklah-baiklah, aku mengalah. Aku akan pergi mandi jadi daddy bisa mendapat giliran untuk main." Alana bangkit dari duduknya dan menggoda Sean dengan tawa tertahan

"Ya . Pergi mandi selama mungkin daddy benar benar merasa harga diri daddy turun hingga kedasar saat ini."

Lalu Alana meninggalkan ruang keluarga disertai tawa lepasnya. Ia harus mandi karena akan mengikuti kuis susulan yang seharusnya ia ikuti pagi tadi.

****

Setelah main 2 putaran dengan Sean, Peter menatap Alfa memberi tatapan yang mengatakan "ini saatnya". Dan alfa menganggukan kepalanya sebagai tanda ia setuju bahwa Peter akan menyampaikan tujuan mereka datang kemari.

Sugar Daddy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang