Dua puluh sembilan

5.8K 479 13
                                    

"Jadi si bodoh ini sudah melamarmu?" Alfa  bertanya ketika mereka sudah mendapatkan tempatnya masing masing didalam pesawat.

Alana mengangguk senang. "Daddy sangat manis uncle."

Peter memutar bola matanya. "Dia itu sudah berlatih sejak lama. Jadi kata katanya pasti diluar kepala."

"Dasar tua bangka, sok tahu." Sean melirik Peter dengan sinis

Alfa tergelak, ia teringat beberapa minggu yang lalu Sean memang memintanya untuk mendengarkan kata kata yang akan ia ucapkan pada Alana dihari ia melamar gadis itu.

"Sean benar benar menyiapkan hari ini dengan matang, if you want to know princessa." Alfa tersenyum lebar

Pria itu bermaksud untuk menggoda Sean, namun justru membuat Alana terharu dan memeluk pria disampingnya dengan erat.

"thank you daddy, i love you with all my breath.." gadis itu berbisik ditelinga Sean dengan lembut

Sean membalas pelukan gadisnya dan tersenyum senang.

"Al, kemungkinan aku akan mengambil cuti kuliah. Atau bahkan berhenti." Jennie tiba tiba besuara. Membuat seluruh atensi berpusat pada gadis itu.

Lea menautkan alisnya. "Kau yakin? Kenapa? Padahal kau bisa melanjutkan kuliahmu sayang. Kampus itu milik Sean.

Lagipula tidak ada larangan untuk ibu hamil mengikuti perkuliahan." Lanjutnya

Alana mengangguk setuju. Ia benar benar malas mencari teman baru. "Kau harus memikirkan dengan baik Jennie."

"Aku tahu. Peter juga tidak melarangku untuk tetap melanjutkan pendidikan." Gadis itu menoleh kearah pria yang kini menggenggam lengannya dengan erat.

"Tapi aku ingin merawat baby dengan tanganku sendiri. Dia bahkan belum lahir, namun cintaku sudah sebesar ini untuknya." Jennie melanjutkan.

Percakapan mereka harus terpotong karena ponsel Alana yang berdering.

"Ada apa?" Alana langsung bertanya

"..."

"Aku sudah didalam pesawat. Sebentar lagi kita akan lepas landas."

"..."

"Katakan."

"..."

Alana terdiam. Wajahnya berubah pucat dan kaku. Sean memberi isyarat pada Alana untuk mengatakan apa yang terjadi. Namun gadis itu masih bergeming.

"Tunggu aku. Jangan ambil tindakan apapun sebelum aku tiba disana."

Alana mengakhiri panggilan, gadis itu bergetar hebat dengan lengan yang menutupi wajahnya. Ia menangis.

Semua orang panik. Namun para petugas menahan mereka agar tetap duduk karena pesawat akan lepas landas.

"Alana ada apa? Demi tuhan. Apa lagi ini."
Alfa bertanya pada Alana dengan wajah super panik

"Baby, kenapa sayang? Apa yang salah?" Sean meremas jemari gadisnya pelan.

"Al.. oh my god.." Lea menutup mulutnya dengan wajah terkejut karena mendapat laporan dari rumah sakit bahwa Rhea Valdrict baru saja masuk kedalam ruang otopsi.

Perempuan itu memotong nadinya hingga ia tewas kehabisan darah.

"Alfa lihat ini." Lea memberikan ponselnya pada Alfa. Pria itu sama terkejutnya dengan Lea. Begitu pula dengan Peter.

Jennie ikut terkejut, karena ia sudah tahu bahwa wanita itu adalah ibu dari sahabatnya.

"Alfa. What should i do?" Sean bertanya dengan wajah sepucat kertas

Sugar Daddy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang