Alana dan Sean benar benar menikah sehari setelah mereka kembali bertemu, Queen sangat bahagia pastinya, karena bisa kembali bertemu dengan sang papa, ia juga bahagia karena daddy X memiliki kekasih yang sangat cantik.
Malam itu Queen dan Sean sangat ceria dan terus saja menempel dengan sang papa.
"Papa apa aku sudah cantik?" Queen bertanya dan langsung merangkak naik agar duduk dipangkuan Sean.
Sean tertawa geli melihat puteri cantiknya, "Dulu mama yang paling cantik namun sekarang kau yang tercantik."
"Daddy X bilang, papa sangat menyayangi mama. Apa papa bisa menyayangiku juga?"
"Tentu saja papa menyayangimu juga. Kau segalanya untuk mama dan papa." Sean mengecup putri kecilnya dengan sayang.
"Apa kita akan pulang ke Indonesia papa?" Queen kembali bertanya dengan mata jernihnya menatap Sean jenaka.
Sean mengangguk antusias, "Tentu kita akan pulang, kau akan bertemu dengan Serena dan Alterio."
Mata gadis kecil itu berbinar senang, "Kita pulang secepatnya ya papa??"
"Tentu.." Sean memeluk gadis kecilnya dengan gemas.
Tak lama, Alana memasuki kamar hotel mereka dan berkacak pinggang ketika melihat putri kecilnya belum juga berganti pakaian.
"Queen, kenapa kau ada disini dan belum mengganti gaunmu dengan piyama?"
"Maaf mama, aku sedang bicara banyak dengan papa, aku akan segera menemui suster Kira untuk bersih bersih." Gadis itu beringsut turun dari pangkuan papanya sambil terkikik geli.
Sean merasakan jantungnya berdetak dengan cepat, kebahagiaan masih membuncah dihatinya bahkan setelah Alana resmi dipersunting olehnya dan membawa serta Queen dalam kehidupan baru mereka.
"Sebentar, aku akan mengantar Queen pada susternya dulu." Alana mendekat dan mengecup bibir Sean dengan cepat lalu pergi membawa putrinya.
Sean masih belum percaya, Tuhan sangat bermurah hati padanya hingga sebanyak ini kebahagiaan yang ia terima dihari ulang tahunnya.
Alana menjadi kado terbaik yang ia dapatkan ditambah lagi dengan kehadiran putri cantiknya yang sangat menggemaskan.
"Daddy.." Alana memanggil Sean dan menyadarkan pria itu dari lamunannya.
"Kemarilah. Aku merindukanmu princess.." Ucapnya dengan suara yang begitu berat dan dalam.
Alana menutup pintu kamar mereka dan berjalan perlahan menghampiri suaminya.
"Aku tidak akan pernah membiarkanmu hilang dari pandanganku barang sedetik saja mulai saat ini." Sean berkata dengan pelan sembari membawa Alana kepangkuannya.
".."
"Daddy akan menghukummu jika kau berani menghilang lagi." Ucapnya lagi.
".."
"Kau benar benar milikku sekarang, meskipun sejak kau lahir kau sudah menjadi milikku,
Setidaknya sekarang kau sudah menjadi milikku yang diakui oleh Tuhan."
Alana masih diam, dan mengusap rambut Sean dengan lembut. Ia masih ingin mendengarkan kata kata yang keluar dari bibir Sean.
"Kau dan Queensha akan selalu bahagia. Daddy janji kau tidak akan menangis lagi seperti dulu. Kau hanya akan mendapatkan hujaman kebahagiaan yang bertubi tubi dariku." Setelahnya Sean menyatukan bibir mereka dengan perlahan dan penuh perasaan.
Alana masih mengusap rambut Sean dengan lembut dan sesekali menekan tengkuk Sean untuk memperdalam ciuman mereka.
Sean tentu saja tidak tinggal diam, tangan kirinya ia gunakan untuk melepaskan ikatan pada kimono yang digunakan oleh Alana dan tangan kanannya sibuk meremas dua benda favoritnya yang sudah lama ia rindukan. Mereka masih menggemaskan meskipun sudah dijamah oleh Queen.
Mengingat fakta bahwa kini ia harus membagi Alana dengan Queensha membuat Sean sedikit cemburu dan melampiaskannya dengan menghisap dada Alana kuat kuat, yang mengakibatkan Alana memekik karena terkejut.
"Calm down daddy, we can do it til' the morning come."
Namun Sean seolah tuli dan enggan mendengarkan apa yang Alana ucapkan. Setiap sentuhan yang Sean beri, meninggalkan jejak panas ditubuh Alana.
"I miss you, i miss you so bad.." Sean berbisik dengan rendah ditelinga istrinya yang sudah terkulai lemah dibawah kendalinya.
"Aku tau.. Maaf.. Aku.. ah shit.. daddy nghh.." Alana kehilangan kendali saat Sean memasukinya dengan cepat namun lembut. Perpaduan yang membuat Alana lupa akan namanya sendiri.
"You still my baby girl.." Sean menggeram dan menghujani leher jenjang istrinya dengan kecupan kecupan yang basah.
Alana hanya mengerang karena tidak sanggup menjawab, Sean membuatnya gila disemua tempat.
Mereka menumpahkan rindu dan cinta yang sempat memisahkan keduanya sepanjang malam. Hingga Alana tidak mampu bergerak lagi karena sudah kehabisan tenaga.
Sean membersihkan tubuh mereka membiarkan Alana terlelap lebih dulu. Setelah selesai dengan semua urusannya, Sean ikut berbaring dan membawa Alana kedalam pelukannya.
"I love you, wife." Gumamnya sebelum ikut terlelap.
***
Alana sudah terbangun sejak satu jam yang lalu, namun ia masih enggan melepaskan diri dari kungkungan kokoh lengan suaminya.
Ia tertawa kecil mengingat bayi manja yang tengah memeluknya itu kini telah menjadi suami dan ayah dari putrinya.
Jika Alana boleh memutar waktu, sejak dulu ia akan kembali pada Sean dan mempertemukannya dengan Queensha. Alana merasakan sesak yang teramat setiap kali membayangkan Sean yang hancur karena mengira Alana sudah pergi.
Alana menelusuri wajah Sean dengan jemarinya, mengusap kening, mata lalu turun ke hidung tajam prianya. Ia sangat suka mengusap rahang Sean, sehingga gerakannya terus terpaku disana dan membuat Sean terjaga.
"Good morning, hubby.." Alana berbisik sebelum memberi kecupan manis di bibir Sean.
Pria itu tersenyum malu malu dan menenggelamkan wajahnya dileher istrinya. "Selamat pagi istriku yang paling seksi sejak belasan tahun yang lalu.."
Alana tertawa renyah, membayangkan Sean dimasa remajanya dulu yang selalu melihat Alana dengan tatapan lapar.
"Ayo bangun, Queen pasti sudah sangat rewel karena kita tidak menemaninya sarapan." Alana mengusap rambut Sean dengan sayang.
Pria itu menggeleng, "Aku sudah membuat perjanjian dengan Queen. Dia tidak akan protes."
Alana tertawa senang melihat tingkah suaminya yang sangat kekanakan ini. Mereka berniat untuk seharian diam dikamar jika saja sebuah panggilan tidak menginterupsi.
"KENAPA BARU KAU ANGKAT SEAN WILLIAM? AKU DAN PETER ADA DIHOTEL YANG SAMA DENGANMU DAN KAMI BUTUH PENJELASAN!" Belum sempat Sean menjawab Alfa sudah menutup telponnya sepihak. Membuat Sean menggerutu sebal.
"Baiklah sayang, ternyata pasukan pengganggu sudah tahu tentang kita. Sampai mereka menyusulku kemari."
"Ayo mandi." Alana tersenyum genit pada Sean dan membuat suaminya tergelak senang.
***
I miss this story somuch!!!!!
I miss Alana and Sean gemes gemesan diranjang:( wkwkwk gila kali ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy ✅
RomanceI'm her daddy 24/7. Don't you dare to touch her. - Sean William