Chapter 30

204 7 0
                                    

Holayy guys, apa kabar? Baik yak? Baik dong pastinya? Iya lah baik ajah jangan ngga baik.

Eh apa deh yak gue. Udah udah lupakan.

Gue cuma mau bilang kalo part ini khusus kisahnya DAREN sama KEYLA yak. Buat yang pengen Andara sama Arleta. Ada kok mereka di bawah sendiri. nyempil!!

Udah yak. Happy reading😙😙😙😂

***



Jika saat itu dunia memberiku sebuah pilihan, mungkin semuanya tak akan seperti sekarang.

Keyla Patrisia
***

   Weeding Party Safila dan Gatha berlangsung lancar hingga usai di pukul 22.00 waktu setempat. Daren dan Keyla memutuskan untuk kembali ke Villa mereka dengan berjalan kaki. Daren menolak ketika akan di antar oleh supir yang tadi menjemput mereka. Pria itu ingin menyelesaikan masalahnya dengan Keyla malam ini juga.

   Kedua remaja itu berjalan di trotoar jalanan kota Lombok yang masih ramai oleh hilir mudik orang orang. Mereka terlihat mencolok di antara yang lain dengan pakian mereka.

Kemeja yang sudah keluar dari celana dan di gulung hingga siku, sebuah jas yang tersampir di bahu kiri pria itu. Sedangkan Keyla yang masih komplit dengan dress putih panjangnya.

   Keduanya terus berjalan hingga kaki mereka menginjak pasir pantai di malam hari yang dingin ini. Keyla melepas wedges miliknya dan menenteng wedges itu. Udara dingin pantai terasa begitu menusuk apa lagi dress yang di gunakan Keyla sekarang adalah dress tanpa lengan.

  "Kenapa lo ninggalin gue gitu ajah? Tanpa pamit?" Daren memecah hening di antara mereka.

  "Gue ngga pernah ninggalin lo" Keyla tak menatap Daren sedikitpun.

  "Huft, terus selama 4 tahun ini apa?" Tanya Daren yang menatap lurus kedepan.

  "Gue juga ngga tau." Keyla menunduk menatap pasir pantai yang sesekali di tersapu oleh ombak.

  "Apa lo tau gimana sakitnya gue? Saat lo tiba tiba pergi gitu ajah, tanpa kabar. Gue bingung nyari lo, gue dateng ke rumah lo dan nanyain lo ke satpam dan ternyata dia bilang lo pindah ke luar negri. Gue juga sampe bela belain tanya ke tata usaha lo pindah kemana.

"Gue selalu nunggu lo sampe gue buta keadaan sekitar. Gue bahkan ngga pernah bisa terima cewek cewek yang nembak gue. Bagi gue, cuma lo yang pantes. Dan ternyata pantes juga buat ngehancurin hari gue." Seringai meremehkan muncul di bibir Daren.

  "Lo pikir gue bahagia dengan semua ini? Gue juga sakit ren, gue juga sama kaya lo. Di sana gue nutup diri dari cowok cowok, karna di dalam hati gue cuma ada lo. Elo, Daren Nathalio. Yang bahkan sekarang ngga pernah mau dengerin penjelasan gue." Keyla tersenyum miris mengingat kejadian di pantai tadi pagi.

  "Gue terlalu kecewa sama lo, lo tau kan hari itu? Itu tuh hari dimana gue ngungkapin perasaan gue ke lo. Lo juga udah nerima, tapi tiba tiba. Malemnya lo ngga bisa di kabarin dan paginya lo ngga dateng ke kelas. Lo pikir dong gimana kecewanya gue?" Daren berhenti berjalan dan menatap Keyla yang juga menatapnya.

  "Kalo saat itu gue bisa milih, mungkin gue lebih baik tetep di sini ren. Tapi keadaan yang buat gue ngga punya pilihan. Dan please dengerin gue." Ucap Keyla memohon.

   Daren melihat tatapan Keyla yang begitu dalam untuknya. Menatap lekat mata teduh itu yang selama ini dia rindukan, melihat raut memohon di wajah gadis itu membuat Daren mengangguk dan keduanya duduk di atas pasir dengan kaki tertekuk dan di biarkan di terpa ombak.

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang