Chapter 45

210 5 0
                                    

Seperti lo yang seolah terlahir kembali. Cinta gue buat lo juga belum mati, justru kembali terlahir dengan kekuatan yang bisa menghipnotis hati.

Andara Zean Wijaya
***


6 bulan kemudian

  Wajah manis yang tengah terlelap itu seolah begitu tentram dalam tidur panjangnya. Kelopak mata yang masih setia memejam dan masih engga membuka mata untuk menatap dunia.

Rambut panjang itu bertambah semakin panjang yang membuat si pemilik terlihat semakin cantik. Ya, itu adalah Arleta Alzhafea. Gadis cantik itu sudah tertidur selama enam bulan lamanya. Namun dia masih engga untuk bangun, seolah dunia mimpinya begitu indah.

  "Let, ini udah enam bulan. Besok aku bakal wisuda, sekaligus pengumuman hasil ujian. Aku udah janji kan sama kamu kalo aku bakal juara satu pararel. Makanya kamu doain yak biar janji aku terpenuhi. Dan besok kamu harus bangun, temuin aku. Tapi maaf let, aku ngga bisa jenguk kamu besok karna aku harus dateng pagi. Maafin yak. Oh ya, aku sekarang pulang yak udah malem." Ucap Andara yang tengah terduduk di kursi yang berada di samping ranjang Arleta.

  "Bye Let. Good night!" Andara bangkit dan mengecup kening Arleta.

  Pria itu berjalan keluar ruangan Arleta. Berpapasan dengan kedua orang tua Arleta yang memang sudah kembali semenjak Daren mulai sibuk dengan ujiannya. Daren juga berdiri di depan pintu dan menepuk punggung Andara.

  "Saya pulang dulu Om tante." Ucap Andara datar.

  "Iya, hati hati nak Andara." Balas papah Arleta seraya tersenyum pada pria itu.

  "Hati hati bro!" Ucap Daren.

  Andara menganggukkan kepalanya dan mencium punggung tangan kedua orang tua Arleta sebelum berlalu pergi. Kedua orang tua Arleta sudah mengetahui hubungan gadis itu dengan Andara karena Daren yang menjelaskannya. Ketiganya masuk kedalam ruangan dan Daren langsung berjalan kearah samping ranjang Arleta.

  "Tuh liat cowok lo masih setia nunggu lo, Let. Dia makin dingin sekarang! seolah es yang ada di tubuhnya tuh ngga bisa di cairin lagi. Andara juga udah ngga deket lagi sama Nadrel, cowok lo bener bener jaga jarak sama yang namanya cewek, Let. Cepet lo bangun, gue kasian sama Andara yang begitu ngga perduli sama sekitar! Bangun yak Let." Daren mengecup kening Arleta.

  "Udah abang pulang sana, besokkan harus wisuda." perintah mamahnya.

  Daren hanya menganggukkan kepalanya singkat. Pria itu meninggalakan ruaangan Arleta. Melenggang keluar karena besok harus bersiap lebih awal.

***

  Suasana sakral tergambar di dalam aula SMA DINATA. Kebaya kebaya modern terlihat anggun di kenakan para siswi kelas 12. Begitupun dengan setelan jas hitam putih yang membuat siswa semakin tampan saja.

  Sebelum acara pengumuman peringkat, kelas dua belas berkeliling untuk menyapa teman teman mereka. Namun berbeda dengan Andara, pria itu justru berdiri diam dengan tubuh yang bersandar di dinding aula.

Kemeja dengan kancing bagian atas yang di biarkan terbuka membuat pria itu terlihat semakin tampan saja. Satu tangan yang menggenggam segelas jus dan satu tangan yang lain di masukkannya ke dalam saku celana.

  "Ndar, ayok sama yang lain." Ajak Nadrel ketika menghampiri Andara.

  "Kapan selesai." Datar Andara.

  "Paling sejam lagi. Tinggal nunggu peringkat pararel sama sepatah kata dari si juara nanti."

  "Oh."

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang