Chapter 22

216 10 0
                                    

Luka hati gue terlalu dalem. Entah bisa di sembuhin atau ngga.

Andara Zean Wijaya
***

Beberapa menit perjalanan, mobil Andara berhenti di sebuah taman yang terlihat indah dan menenagkan. Keduanya keluar dari mobil dan berjalan menuju bangku taman.

Beberapa menit berlangsung, hanya keheningan yang terjadi di antara keduanya. Andara dan Arleta masih hanyut dalam tatapan kosong masing masing.

   "Jadi kakak itu abangnya Bastian?" Arleta membuka suara tanpa menoleh kearah Andara.

   "Gue ngga pantes jadi abang dia. Gue cuma cowok bangsat yang egois. Gue yang seharusnya mati let. Gue yang seharusnya mati." Andara memukul bangku taman dengan tangan kanannya yang sudah mengepal kuat.

   "Mamah Fanya pernah cerita tentang kesalah pahaman keluarganya ke Leta." Arleta kembali membuka suara dengan nada datarnya.

   "Jadi lo udah tau?" Tanya Andara.

   Arleta menganggukkan kepalanya. Kenangan di malam itu kembali terngiang di memori otaknya, saat dimana Bastian memeluk dirinya dan Fanya.

Arleta mengeratkan pelukannya pada boneka beruang itu. Menyalurkan rasa rindu dan memeluk semua rasa sakitnya.

  "Nyokap udah jelasin semuanya ke gue setelah pulang dari pemakaman. Lo tau let, kenapa gue bisa sebenci itu sama Bastian? Dulu di saat acara pelepasan sekolah dasar. Semua siswa siswi kelas 6 di suruh tampil di sana! Nyanyi buat ibu mereka, guru minta untuk semua anak meluk mamahnya saat itu juga.

"Dan gue? Gue cuma bisa diem di atas panggung sambil nangis Let. Ngga ada yang bisa gue peluk, bahkan bokap juga ngga dateng di acara itu. Di Jerman, gue udah kaya anak yang di buang sama keluarganya. Saat itulah gue mulai benci sama nyokap. Selama gue di Jerman, cuma gue yang ngga pernah bareng sama nyokap.

  "Gue di Bully sama temen temen gue karna kalo mereka tanya tentang nyokap. Gue ngga pernah bisa jawab. Di masa masa itu, saat di mana gue bener bener butuh pelukan nyokap saat selessi oprasi. Tapi dia ngga ada, saat gue kesusahan ngerjain tugas matematika, ngga ada sosok ibu yang ngajarin gue berhitung.

"Saat gue nangis gara gara kelaperan, ngga ada sosok ibu yang peluk dan buatin gue makanan. Bokap yang selalu sibuk kerja ngebuat gue terlantar di negara orang. Di tanah yang bukan tempat kelahiran gue.

  "Semenjak kepindahan itu, gue ngga pernah ngerasain tidur di buatin susu sama nyokap, ngga pernah ngerasain sarapan penuh kehangatan bareng keluarga. Setiap malem bokap selalu telfon nyokap, tapi mereka cuma bahas soal Bastian. Bastian yang menang ini lah Bastian yang itulah dan semua tentang Bastian. Sedangkan gue? Cuma di urus sama pembantu.

   "Setelah lulus, gue kembali ke Indonesia dan ketemu sama nyokap dan Bastian lagi. Bokap kasih banyak oleh oleh buat mereka, di pemakaman omah, gue sendiri. Bokap terus gendong Bastian sedangkan gue lagi lagi sama pembantu.

"Sejak itu gue benci mereka semua. Hingga nyokap mutusin pisah rumah sama kita dan bokap mulai kasar sama gue karena semua yang terjadi. Dan karna semua kebencian itu, dulu gue ngaku ke lo kalo gue anak tunggal.

   "Gue yang awalnya berprestasi di sekolah. Mutusin untuk ngga pernah belajar dan berhenti jadi anak nurut lagi. Gue selalu mikir kalau kebahagiaan itu cuma palsu. Gue benci sama tersenyum, gue benci jadi anak penurut, gue benci jadi anakberprestasi dan gue benci anak patuh. Gue benci semua yang udah gue lakuin buat mereka tapi mereka ngga pernah ngehargain gue sedikitpun."

    Andara kembali memukul bangku taman dan mencengkram kepalanya yang terasa begitu sakit. Entah kenapa Andara bisa segampang ini menceritakan semua masalahnya kepada Arleta. Bahkan pria itu menangis di depan gadis itu.

  Melihat Andara seperti ini membuat Arleta meletakan bonekanya di bawah dan menatap Andara khawatir. Arleta melihat raut kesedihan dan penderitaan yang begitu mendalam di mata Andara.

Gadis itu menarik Andara dalam dekapannya. Menenangkan pria itu yang terus saja menjambak rambutnya.

  Arleta mengusap punggung Andara membuat pria itu sedikit tenang. Andara melepaskan cengkraman dari kepalanya. Mengatur kembali nafasnya yang terasa begitu sesak. Melihat itu Arleta menjadi berfikir jika ada seseorang yang lebih sedih dan menderita darinya atas kematian Bastian.

  "Tenang." Ucap Arleta masih mengusap punggung Andara.

  "Gue bingung harus gimana let" Ucap Andara parau.

  "Kita bangkit sama sama kak. Selama ini gue mikir, gue yang paling menderita di sini, tapi ternyata lo lebih menderita akan kepergian Bastian. Kita buat Bastian tenang di sana. Lo udah bikin gue sadar akan semuanya kak!" Ucap Arleta.

   Andara melepaskan pelukan Arleta dan menatap lekat kearah mata gadis itu yang tertutup oleh kacamata hitamnya.

  "Thanks"

  "Gue yang seharusnya berterima kasih sama lo. Lo yang udah buat gue buka mata kalo ada orang yang lebih sedih dari gue. Thanks" Tutur Arleta.

  "Luka di hati gue terlalu dalem let. Entah bisa sembuh atau engga." Ucap Andara memalingkan wajah dari Arleta.

  "Kita bangkit sama sama kak. Gue butuh lo karna kita sama sama punya luka yang harus di sembuhin." Penjelas Arleta dengan menggenggam tangan Andara.

   Andara menatap genggaman tangan Arleta untuk selanjutnya menatap gadis itu. Raut muka Arleta terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Senyum tipis sudah mampu terukir di bibir manisnya. Senyum itu yang membuat Andara memiliki semangat baru.

   Pria itu tersenyum tipis kearah Arleta dan mengangukkan kepala. Andara membalik posisi tangan mereka sehingga kini tangan Andaralah yang menggenggam tangan Arleta.

   Detik bergulir menjadi menit, menit merajut tergantikan oleh jam. Hingga mentari yang semula kokoh di atas kepala, mulai tergelincir di ufuk barat yang menghasilkan sebuah senja yang merona. Senja ke tujuh setelah kepergian Bastian dari dunia ini. Dan menjadi senja pertama dimana kisah baru akan di mulai.

   Arleta dan Andara yang sedari tadi asik menatap anak anak kecil bermain di taman membuat mereka lupa jika senja hari sudah datang mengungkung keduanya.

Hingga mereka memutuskan untuk kembali kerumah. Andara mengantar Arleta menuju rumah gadis itu. Kini mereka akan merajut sebuah kisah yang baru. Kisah yang entah akan berakhir seperti apa.

***

Pendeks kek Authornya😂

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang