Chapter 16

228 6 0
                                    

Kalo kebencian itu mampu buat lo bahagia! Gue bisa apa?

Bastian Putra
***

PRANG!!

Suara pecahan gelas membuat Bastian berdiri dan menatap ke sumber suara. Bastian melihat siapa pria yang berada tak jauh darinya. Pria itu menatap Bastian tajam membuat Bastian hanya mampu memandang pria itu dengan datar.

Cukup lama keduanya saling padang hingga akhirnya Andara memutus kontaķ mata dengan Bastian dan berjalan menaiki tangga. Di tengah perjalanan, Andara berpapasan dengan Arleta yang membuat pria itu menahan tangan gadis itu.

"Di bawah ada pecahan gelas! Hati-hati" Printah Andara untuk kemudian berjalan meninggalkan Arleta.

Sedangkan Arleta yang baru mendapat peringatan dari Andara langsung turun ke bawah tanpa membalas ucapan Andara. Bastianpun kembali terduduk dan menatap datar kearah depan.

Sampe kapan lo benci sama gue?-Batin Bastian.

Arleta yang sampai di ruang keluarga langsung duduk di samping Bastian yang tengah menatap datar ke arah depan. Melihat Bastian yang tiba-tiba berubah sikap membuat Arleta mengajak Bastian ke taman belakang rumahnya.

Sesampainya di sana, keduanya masih saling diam. Apalagi Bastian yang sedari tadi hanya menatap datar sekitarnya. Bahkan Arleta yang berulang kali menanyakan tentang keadaannya tak pernah di jawab oleh pria itu.

"Kamu ada masalah?" Arleta menyentuh bahu Bastian membuat pria itu menatap kearahnya.

Bastian yang melihat tatapan kekhawatiran di mata Arleta langsung berhambur memeluk gadisnya begitu erat. Menerima pelukkan mendadak itu membuat Arleta membalas pelukkan Bastian dan mengusap punggung kekasihnya untuk menenangkan.

"Aku mau cerita ke kamu, tapi kayanya bukan sekarang waktunya let! Ini masalah lama yang ngga seharusnya berlarut larut." Ucap Bastian lirih.

"Sama kak Andara?" Arleta berusaha menebak.

Di pelukkannya Bastian hanya menganggukkan kepala seraya memeluk Arleta erat. Mungkin bukan sekarang pria itu menceritakan masalahnya dengan Andara. Nanti jika semuanya sudah ada kejelasan, maka Bastian akan menceritakan semua yang terjadi di antara dirinya dan Andara.

Arleta terus mengusap punggung tegap Bastian yang seolah tengah rapuh sekarang. Bastian yang biasanya terlihat begitu kuat dan kokoh, sekarang justru memeluknya dengan keadaan yang terasa begitu rapuh. Arleta melepaskan pelukkannya dengan Bastian dan menggenggam kedua tanggan pria itu.

"Masalah seberat apapun jangan di simpen sendiri! Ada aku di samping kamu yang akan berusaha bantu, Bas." Ucapan lembut Arleta mampu membuat Bastian tenang.

Bastian hanya menganggukkan kepala seraya tersenyum pada Arleta. Arleta yang melihat itu ikut tersenyum kepada prianya dan menyandarkan kepalanya di bahu Bastian.

"Makasih ya" Bastian mengusap kepala Arleta dengan sayang.

"Untuk?"

"Semuanya."

"Makasih juga kalo gitu"

"Untuk?"

"Semuanya. Apalagi udah jaga aku selama ini"

Bastian tersenyum dan menyandarkan kepalanya di kepala Arleta. Dan tanpa mereka berdua sadari, dari lantai dua ada sepasang mata yang menatap keduanya dengan sorot datar.

Ada rasa sakit yang di rasakan Andara saat harus melihat gadis yang di sayangnya bersama pria lain. Apalagi berdekatan dengan pria yang sangat dia benci selama ini.

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang