Chapter 37

170 6 0
                                    

Lo itu wajib tau mana yang harus di prioritaskan! Ngga semuanya bisa seiring sejalan!
Ada saatnya lo harus memilih di antara keduanya.

Arleta Alzhafea
***



Malam datang menyingsing, roda roda kendaraan mulai berputar menuju ke rumah para pengendaranya untuk beristirahat. Namun, berbeda dengan Arleta yang justru keluar bersama dengan Andara.

Di atas motor sport merah milik Andara, gadis itu memeluk kekasihnya hingga tiba di rumah Andara.
 
Setibanya di sana, Arleta di sambut antusias oleh Boy dan John yang tengah bermain playstation di ruang keluarga. Mendapat sambutan hangat itu Arleta hanya tersenyum simpul pada keduanya.

Gadis itu di tarik oleh Andara menuju ke dapur rumahnya dan mendapati Fanya yang tengah memasak di bantu oleh Nadrel. Kedua perempuan itu terlihag begitu akrab satu sama lain.

  "Khm!" Andara berdehem yang membuat Fanya dan Nadrel menatap dirinya.

  "Arleta." Pekik Fanya seraya berhambur memeluk Arleta yang tersenyum kearah keduanya.

  "Leta kangen mah." Ucap Arleta yang sudah berada di dalam dekapan wanita baru baya itu.

  "Mamah juga. Kenapa kamu ngga sering main ke sini si?"

  "Leta kan sekolah mah."

  "Ya udah, bantu mamah yuk! Mamah lagi buat cake kesukaan Bastian dan Andara."

  "Iya mah." Arleta tersenyum seraya mengikuti Fanya ke arah pantri dapur.

  Melihat Arleta yang sudah aman bersama dengan mamahnya. Andara memutuskan untuk menemui teman temannya yang tengah bermain playstation di ruang keluarga.

  "Leta kenalin ini Nadrel." Ucap Fanya.

  "Udah tau kok mah, dia kan kakak kelas Arleta." Gadis itu tersenyum ramah.

  "Oh iya yah tante lupa. Nadrel, Arleta itu pacarnya Bastian. Dan Arleta, Nadrel ini calon tunangannya Andara."

Deg!!

   Tiga kata terakhir yang terlontar dari mulut Fanya mampu membuat Arleta kehilangan senyumannya. Matanya menatap kosong dua perempuan di hadapannya. Sedangkan Nadrel justru tersenyum sinis dengan raut kemenangannya. Membuat Arleta berusaha menahan sesak yang ada di dadanya.

  "Harusnya kamu sering main ke sini Arleta. Semenjak Bastian ngga ada, tante jadi kesepian. Ah sudahlah jangan bahas itu, kita bahas yang membahagiakan saja. Arleta, Nadrel ini satu satunya perempuan yang bisa buat Andara tertawa loh. Dia satu satunya perempuan yang mengerti Andara. Cocok ya mereka!" Ucap Fanya yang di balas senyuman oleh Arleta.

  "Ah tante bisa ajah!" Kini giliran Nadrel ya terlihat tersipu.

   Keduanya fokus pada cake yang sedari tadi sudah terhidang di meja dapur. Fanya meminta Nadrel untuk membawakan cake yang terhidang di atas piring itu ke ruang keluarga dimana Andara dan teman temannya tengah bermain PS. Sedangkan Fanya dan Arleta mengikuti di belakang gadis itu.
 

Andara yang terus saja fokus pada PSnya tak menggubris kedatangan ketiga wanita yang berarti dalam hidupnya. Bahkan saat Nadrel duduk di samping pria itupun, Andara tetap tak menghiraukannya.

  "Nih makan cakenya." Pinta Nadrel yang menyodorkan cake itu ke arah mulut Andara yang langsung di sambut oleh pria itu.

  Arleta yang duduk di sofa sembari memegang segelas jus hanya bisa menahan semua emosinya melihat Nadrel dan Andara yang begitu dekat. Toh, cinta Andara itu hanya untuk dirinya bukan untuk Nadrel si cewek kecentilan itu.
 

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang