Chapter 33

160 5 0
                                    

"Eh, kak Andara sama siapa tuh?"

"Gila cantik banget? Cocok tuh cocok, dari pada sama si cabe Arleta."

"Wah, udah satu gantengnya ngga nahanin. Satu cantiknya kelewat."

"Kok tumben Kak Andara Boncengin cewek selain Arleta si? Jalan bareng lagi."

"Senyum senyum juga lagi mereka."

   Bisikan bisikan bingung terdengar di parkiran dan juga koridor yang di lewati Andara bersama seorang gadis yang entah siapa. Keduanya terlihat begitu akrab satu sama lain. Bahkan ketika gadis itu menggenggam tangan Andara, pria itu hanya diam dan membiarkan.

***


   Berita tentang Andara yang memboncengkan dan di gandeng oleh gadis cantik yang entah siapa langsung menyebar di setiap penjuru SMA DINATA. Hingga kabar itu berhasil sampai di telinga Arleta yang memang tadi tidak di jemput oleh Andara karena pria itu ada urusan.
 

  Tepat saat bel istirahat berdering, Arleta yang tengah menunggu Andara menjemputnya di kelas mulai kelaparan karena pria itu tak juga datang. Padahal pagi tadi Andara sudah memaksa Arleta untuk tidak ke kanti sebelum dirinya datang.

  Dengan sabar Arleta terus menunggu Andara di kelas. Padahal semua temannya sudah pergi ke kantin semenjak lima belas menit yang lalu. Arleta yang mulai lemas karena keadaan perut yang kosong sebab pagi tadi dia lupa sarapan karena bangun kesiangan.

  "Kak Andara mana si?" Tanya Arleta kesal dengan pria itu yang tak kunjung datang.

  Gadis itupun merebahkan kepalanya di atas meja. Hingga perlahan, Arletapun memejamkan matanya karena lemas belum makan. Hingga 12 menit kemudian sebuah tangan menyentuh rambutnya begitu sayang. Membuat tidur Arleta terusik dan membuka matanya.

  "Kak Andara?" Gumam Arleta menatap lelaki yang ada di hadapannya.

  "Maaf ya." Pinta Andara.

  "Udah mau masuk." Gadis itu berucap kesal karena melihat jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul dua belas lebih 27 menit.

  "Maaf. Kamu lemes banget si?" Tanya Andara yang melihat wajah lemas Arleta.

  "Aku tuh tadi ngga sarapan, istirahat pertama kan aku ngga pernah kekantin. Terus sekarang yang harusnya makan malah udah mau bel. Tega si lagian. Kalo ada urusan tuh pacarnya ngga usah di suruh nungguin." Sunggut Arleta.

  "Maaf dong. Ini juga dadakan acaranya." Ucap Andara seraya duduk di samping Arleta.

  "Udah lah ngga papa. Udah terlanjur, nanti makan di rumah aja sekalian." Arleta tersenyum terpaksa dan merebahkan kepalanya di atas meja.

   Bel masukpun terdengar ketika baru beberapa saat mereka berbincang. Mendengar bel berbunyi, Arleta langsung mengusir Andara karena tak ingin pria itu terlambat masuk. Sepeninggalan Andara, kedua sahabat Arleta memasuki kelas dan langsung mengerubungi gadis itu.

  "Eh let? Lo tuh sekarang udah kek artis yak. Ke kantin ajah bisa jadi hits gitu." Tanya Cika dengan raut antusias.

  Arleta hanya menggeleng lemah dan menangkat kepalanya.

  "Maksud lo apa nih geleng gitu." Ucap Cika bingung.

  "Gue ngga ke kantin."

  "Terus kak Andara di gosipin sama siapa dong?" Rania menatap Cika yang juga tengah kebingungan.

  Mendengar itu dahi Arleta mengernyit.

  "Tadi tuh yak. Kak Andara kaya biasa, jadi sorotankan kalo di kantin. Nah fans fansnya pada histeris gitu bilang kak Andara cakep kalo lagi ketawa. Kek gitu. Terus mereka juga bilang kalo ceweknya cantik banget." Penjelas Rania yang di beri anggukkan mantap oleh Cika.

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang