Chapter 41

178 6 0
                                    

Karna dia ngga akan terganti. Sekalipun ada orang yang mirip bahkan identik sama dia.

Andara Zean Wijaya
***

Seperti pagi hari biasanya, di weekend pagi ini pria itu kembali mengunjungi toko bunga yang berada tak jauh dari rumah sakit itu. Membeli sebuket bunga Krisan kesukaan Arleta di sana.

Langkah kaki pria itu memasuki toko bunga. Membuka pintu ruangan yang di sambut suara dream catcher yang tersenggol oleh pintu itu.

Andara langsung menuju rentetan bungan krisan yang ada di toko itu. Meminta pelayan untuk membungkuskan sebuket bunga krisan itu untuknya.

Sembari menunggu rangkaian bunga pesanannya. Andara memutuskan untuk berkeliling toko bunga itu dengan melihat lihat bunga bunga segar di sana.

"Permisi."

Suara lemah lembut itu menyapa Andara yang tengah melihat lihat rentetan bunga segar. Hal itu membuat Andara menatap ke arah belakang dan mendapati seorang gadis yang sepertinya memiliki umur tak jauh darinya, atau bahkan seumuran dengan pria itu.

Andara hanya menatap sang gadis begitu datar tanpa berniat menjawab sapaan darinya. Melihat Andara tetap terdiam, membuat gadis itu kembali membuka suara.

"Maaf ganggu. Gue rasa, sebulan terakhir ini lo sering beli bunga krisan di toko ini."

"Iya."

"Oh ya, kenalin gue Zhea."

Gadis itu mengulurkan tangannya pada Andara yang hanya di tatap dingin oleh pria itu. Melihat tak ada pergerakkan apapun dari pria itu, membuat Zhea menarik kembali tangannya.

"Gue Andara. Ada urusan apa?"

"Gue cuma mau minta sesuatu dari lo. Hari ini stok bunga krisannya cuma tinggal satu buket. Apa lo mau berbagi bunga itu buat gue?"

"Nggak. Bukannya masih banyak?"

"Itu pesanan katanya. Gue mohon, Ndar. Gue butuh bunga krisan itu. Selama ini gue juga pelanggan krisan di toko ini. Tapi hari ini bunga itu abis, dan boleh ngga gue minta kita setengahan?"

"Kenapa maksa?"

"Bunga itu buat orang yang berarti di hidup gue, Ndar. Please."

Zhea menatap Andara begitu memelas. Hal itu mampu membuat Andara merasa iba dan memutuskan untuk berbagi bunga krisannya untuk gadis itu.

"Oke. Lo bilang bagi dua."

"Oke. Thanks."

Gadis itu langsung berlari menuju tempat dimana bunga krisan itu dirangkai. Meminta pelayan untuk membagi dua bunga itu.

***

"Sekali lagi thanks ya, Ndar."

Kini mereka tengah berada di trotoar menuju jalan. Melangkahkan kaki menjauh dari toko bunga itu.

"Lo kemana?"

"Rumah sakit. Lo sendiri?"

"Sama."

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang