Chapter 12

247 8 0
                                    

Bahagiaku saat bersamamu tak pernah bisa tertutupi.

ArletaAlzhafea
***

Bel istirahat ke dua yang sudah berdering sejak 5 menit yang lalu membuat kantin sesak oleh siswa siswi SMA DINATA untuk melakukan makan siang. Di sudut kantin tempat dimana most wanted SMA berkumpul sudah penuh dengan cemilan dan Soft drink yang hanya tersisa setengahnya.

   "Kapan hangout lagi?" Tanya Daren sembari menenggak soft drinknya.

   "Nanti malem yuk! Bang Rano ngajak balapan lagi nih sama kita-kita di sirkuit! Katanya nanti malem juga di sana bakal ada yang balap!" Ucap John menjelaskan.

    "Boleh tuh! Tapi kita jangan balap dulu deh, udah kelas 12 takut kenapa kenapa!" Peringat Daren.

    "Ya udah kita nonton ajah nanti malem, jam berapa emang John?" Boy bertanya sembari melahap cemilannya.

    "Jam 7 kita di suruh ke sana soalnya bang Rano mau ngobrol" Penjelas John.

    Ketiga temannya hanya mengangguk paham. Kecuali Andara yang hanya menatap datar ke depan dengan tangan kanan yang memegang sekaleng soft drink. Melihat Andara seperti itu bagi mereka sudah biasa karena tabiat Andara memanglah begitu adanya.

***

    "Beli es coklat Bas"

    Gadis bernama Arleta itu menarik lengan Bastian begitu antusias ketika melihat penjual es coklat yang berada tak jauh dari taman kota. Usai membeli apa yang Arleta ingin keduanyapun duduk di salah satu bangku taman dan menikmati es coklat bersama.

   Di sini lah mereka di salah satu taman kota yang berada di daerah Jakarta. Sepulang sekolah tadi, Bastian meminta izin pada Daren untuk mengajak Arleta jalan sebentar sebelum mengantar gadis itu pulang. Dan Darenpun menyetujui hal itu.

   "Enak deh Bas.. Suka gue tuh" Arleta berbicara dengan mulut yang penuh akan minuman. Gadis itu begitu lahap menyantap es coklat dan memakan batangan coklat yang ada di cup es yang membuat Bastian gemas sendiri melihatnya.

   Melihat bibir Arleta yang belepotan di penuhi coklat. Bastianpun meraih dagu Arleta dan mendongakkan wajah gadis itu agar menatap matanya.

Tangan kanan Bastian yang bebas mengambil sapu tangan dari saku celananya dan mulai mengelap coklat di bibir Arleta.

  Arleta yang mendapat perlakuan seperti itu pertama kali dari Bastian langsung membulatkan mata dan menatap manik mata Bastian yang tengah fokus dan telaten membersihkan bibirnya.

Jadi gini ya rasanya adegan yang kaya di sinetron-sinetron itu? Ya ampun abangggg bawa Leta ke dokter Jantung please! Jantung Leta ngga Selo ini bang! -Batin Arleta.

   Usai membersihkan bibir Arleta, Bastian kembali melepaskan tangannya dari dagu gadis itu. Arleta hanya termenung dengan kedua pipi yang memanas akibat perlakuan dari Bastian barusan.

  "Hey!" Seru Bastian yang berhasil mengembalikan kesadaran Arleta.

  "Emhh?" Pekik gadis itu.

  "Ngga usa seblushing itu lagi. Gue pacar lo ini kan?" Bastian mengedipkan sebelah matanya yang membuat Arleta memukul lengannya.

   "Ih rese! Genit jadi cowok! Cowoknya siapa si?" Arleta memajukkan wajahnya menantang.

   "Ngga usah di maju-majuin mukanya! Mau di cium hah?" Seringai Bastian muncul yang langsung membuat Arleta kicep.

   Gadis itu memundurkan wajahnya dan menangkup wajahnya sendiri dengan kedua tangan. Arleta benar-benar malu di perlakukan seperti ini oleh Bastian. Ini kali pertama seorang Arleta Alzhafea merasakan seperti ini.

  "Bastian malu tau guee! Jangan gitu ihhh!" Rengek Arleta.

   Mendengar itu membuat Bastian terkekeh geli. Beginikah yang di katanya malu bagi Arleta. Sungguh pacarnya ini memang begitu menggemaskan.

   "Udah yuk pulang,udah sore. Nanti malem katanya mau pergi lagi." Ajak Bastian.

   Bukannya menjawab Arleta justru masih menangkupkan wajahnya karena kedua pipinya masih terasa begitu panas. Dasar Bastian ini tidak tau jika jantung Arleta sudah tidak selo mendapat perlakuan manis darinya.

   "Udah buka tangannya! Apa mau gue tinggal?" Ancam Bastian seraya membuka kedua tangan Arleta.

   "Iyaa"

   "Ya ampun pipi lo Let. Gila lo kepanasan apa gimana tuh pipi ampe merah gini?" Ucap Bastian seraya terkekeh melihat wajah cantik pacarnya yang merah padam.

   "Udah ayo pulang! Bete ih Bastian mah! Nyebelin ngga suka gue tuh!"

   Arleta cemberut dan melangkahkan kakinya menjauh. Namun ada cekalan tangan yang menahan tangnnya, cekalan itu menariknya kebelakang yang berhasil membuat Arleta terbentur dada bidang milik Bastian. Pria itu mendekap Arleta dan mendekatkan wajahnya pada telinga gadis itu.

   "Ngga suka tapi lo cinta kan sama gue! Ngga usah malu gitu sama pacar! Love you, babe!" Bisik Bastian yang berhasil membuat tubuh Arleta mematung sempurna.

   Gadis itu masih diam tanpa ada niatan untuk menjawab semua perkataan Bastian. Arleta masih berusaha menetralkan detak jantungnya dan geleyar aneh di tubuhnya ini.

   "Hey,babe! Are you okey? Ngga perlu degdegan gitu, selama gue ada, lo akan selalu dapet perlakuan kaya gini! You is my spesial girl, babe." Bisik Bastian kembali.

   "A... a.. ayo pulang!" Ajak Arleta lalu melepas pelukan Bastian dan berlari pergi.

   Bastian yang melihat punggung Arleta mulai menjauh hanya bisa terkekeh. Arleta memang benar-benar gadis polos, baru begitu saja sudah seperti orang kesetanan. Dan mungkin karna kepolosan itu yang membuat Bastian bisa bertahan mencintai Arleta walau selama setahun tak beratraksi dengannya.

***

Iya ini pendek pake banget. Maapin yak😂

Voment jan lupa guys😊

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang