12|| RAGU

27 4 0
                                    

Jangan paksakan hatimu untuk percaya
Tapi jangan buat hatimu merasa ragu apalagi hancur
🍭

"Lo?!"

"Lita kenapa?",tanya laki-laki itu khawatir melihat kondisi Lita.

"Dia pingsan",ucap Leo sambil memasukkan tubuh Lita ke dalam mobilnya.

"Lo mau bawa dia kemana?",tanya laki-laki itu lagi.

"Pulang",jawab Leo

"Gue ikut!"
***

Mobil Leo terparkir di depan rumah Lita. Leo membopong tubuh Lita masuk ke dalam rumah. Tanpa basa-basi,Leo langsung membawa Lita ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Gur ke dapur dulu. Lo tunggu dia sadar",Leo meninggalkan Lita dan Kevan.

Ya,dia adalah Kevan. Kevan Kalardo Regata.

Siswa kelas 12 IPS 2. Ia adalah murid yang biasa-biasa saja. Ia tidak tenar,meskipun ia tampan. Ia bukanlah seorang player yang selalu menggunakan ketampanannya dalam bertindak.

Ia adalah anak seorang pengusaha yang sangat sukses. Tapi ia tidak seperti anak yang lain. 'Yang kaya pasti tenar!'. Tidak! Itu bukan Kevan. Samasekali bukan Kevan.

Kevan menggenggam hangat tangan Lita yang masih belum sadarkan diri.
"Gue sayang sama lo",ucapnya tanpa sadar.

Leo yang sedari tadi berdiri di depan pindu kamar Lita merasakan ada yang aneh telah terjadi padanya tatkala Kevan mengatakan kalimat itu.

"Dia udah sadar?",tanya Leo yang berusaha merubah raut wajahnya seperti biasa.

"Ehh—belum",Kevan gelagapan karena kedatangan Leo yang tiba-tiba.

"Lo suka sama dia?",tanya Leo tanpa mengalihkan pandangannya dari Lita.

"Ehh! Lo denger?!",tanya Kevan was-was.

"Iya"

"Iya,gue suka sama Lita. Tapi gue masih ragu sama perasaan gue",jujur Kevan.

"Kenapa lo ragu?",tanya Leo.

"Karena gue takut kalok dia nggak suka sama gue",terang Kevan dengan bersungguh-sungguh.

"Usaha dulu lah. Deketin dia perlahan-lahan",Leo memberikan sarannya.

"Gue nggak bisa!"

"Lo coba dulu. Jangan jadi pengecut yang suka sama cewek diem-diem!",mulut pedas Leo sudah muncul.

"Tapi gue nggak yakin Yo"

"Lo harus yakin!",Leo menepuk pelan pundak Kevan meyakinkan.

"Ngg—gue kenapa? Lho Kak Kevan?",Lita mulai sadar.

"Ehh—hai Lita",sapa Kevan kikuk.
"Kok Kak Kevan ada di sini?",Lita mengerutkan keningnya.

"Ee itu—tadi gue ketemu Leo di jalan. Ya sekalian ikut nganter lo pulang",Kevan menjelaskan panjang lebar meskipun masih ada rasa gugup.

"Ohh",Lita hanya ber-oh-ria.

"Masih pusing?", tanya Leo.

"Dikit", ucap Lita sambil memijit pelipisnya.

"Gue panggilin Bi Ratih mau?", tawar Leo.

"Biar apa? Kan ada lo disini", ucap Lita santai.

Sedangkan Kevan? Baru saja ia menata hatinya untuk yakin dengan Lita, tapi dalam hitungan detik Lita memporak-porandakannya. Meskipun Lita tidak tau.

"Gue mau pulang. Capek. Lo ternyata berat yaa",ucap Leo yang menghadirkan pelototan tajam dari Lita.

"Gue nggak berat kok. Buktinya aja lo masih sering gendong gue",elak Lita.

"Em—gue pulang ya", ucap Kevan hati-hati.

"Eh sorry Kak Kevan. Gue lupa ada lo", Lita cengengesan.

'Baru aja mau deket udah dianggap nggak ada. Apalagi kalok jadian', batin Kevan.

"Iya nggak papa. Gue pulang. Jaga kesehatan Lit", pamit Kevan.

"Iya Kak. Makasih", balas Lita.

Kevan keluar dari kamar Lita meninggalkan pemiliknya bersama Leo. Perasaanya semakin ragu. Apakah perasaannya harus dipertahankan atau dikubur dalam-dalam?

"Lo nggak tertarik sama Kevan?",
Lita tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan yang ia anggap konyol itu.

"Ya enggak lah. Gue mah biasa aja kalok sama Kak Kevan",ujar Lita dengan santai.

"Lo yakin sama omongan lo?",tanya Leo yang masih meragukan jawaban dari sahabatnya ini.

"Iya Leo. Emang kenapa lo nanya gitu ke gue? Lo takut gue diembat sama Kak Kevan?", tanya Lita yang berusaha mati-matian menahan tawanya.

"Nggak",ucap Leo ketus.

"Ciee cemburu",Lita masih saja menggoda Leo.

"Udah deh,gue capek,mau pulang. Tidurnya jangan terlalu malem", pesan Leo.

"Iya"

"Gue balik",

"Ehh tunggu. Inget besok Senin. Lo nggak boleh telat jemput gue",

"Iya-iya Lita sayang. Bawel banget sih",Leo menarik kedua pipi Lita.

"Aduhh---Leo sakit tau nggak!",Lita memukul tangan Leo yang masih mencubit pipinya.

"Yaudah, gue pulang ya?",

"Sana balik", ucap Lita dengan jengkel.

"Udah dong marahnya", Leo menoel-noel pipi Lita.

"Iya-iya", ucap Lita masih sedikit ketus.

"Good night", Leo mengusap gemas puncak kepala Lita.

"Good night too",balas Lita sambil menatap punggung Leo yang menghilang di balik pintu kamarnya.

Selalu saja begini. Sepeti ada kupu-kupu beterbangan di perutnya jika mendengar Leo mengucapkan kata 'sayang'.

Leo terlalu sering mengucapkan kata itu padanya,sampai-sampai Leo lupa untuk mengutarakannya pada gadis lain.

Singkatnya Leo masih stay jomblo sampai sekarang.
*****

Hai haii
Ketemu lagi
Ayo follow ig :

@listyadeww
@litania.ashley
@leodevano_

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa. Caranya tinggal klik tanda bintang
:v
Gampang kan? So,ayo lakuin sekarang juga
Wkwkwk
Berasa jadi tukang promosi barang
:v
See you next part

Ketjup💋

Memory✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang