Kamu tau? Hari ini terasa sangat istimewa. Dan kamu adalah alasan dibalik keistimewaan hari ini
-Afka dan Rakta
💚"Woy, apaan sih lo!" suara Abby menggema di ruangan kelas. Semua penghuni kelas 11 IPA 1 sudah terbiasa dengan suara Abby yang tidak pernah kecil.
"Nggak usah ngegas bisa kali." desis Gita.
"Ya lo sih, ngambil kacamg gue nggak bilang-bilang. Malah langsung ambil aja." sinis Abby sambil menyembunyikan kacang kulitnya di balik badan.
"Halah pelit amat lo. Sini bagi." Gita berusaha meraih kacang itu, namun gagal.
Lita dan Nanda geleng-geleng kepala melihat sikap temannya itu. Sudah kebal kalau kata Lita.
"Harusnya lo yang nraktir kita-kita. Bukannya minta kacang gue." gerutu Abby yang sontak membuat mata Gita melotot.
"Nggak usah sok kaget gitu. Kita udah tau." ucap Nanda santai.
"Ta-tau apaan?" ucap Gita gemetar.
"Rakta." sahut Lita singkat.
Gita menganga mendengar sepatah kata yang Lita ucapkan dengan santai.
"Jangan syok gitu. Sans aja." ucap Lita.
"PJ!" ucap Abby antusias.
"PJ apaan?" tanya Gita dengan wajah polosnya.
"Jangan ngelak. Pokoknya entar kita dapet PJ." ucap Lita final.
"Ahh elah. Iya." sahut Gita
***"Lo mah GC banget Ta." ucap Afka sambil menggeplak punggung Rakta.
"Sakit! Kambing!" umpat Rakta pada Afka.
"Ya lho nya buat gue kaget njir. Tiba-tiba aja lo pacaran sama Gita. Ya gue ngerasa anu." oceh Afka yang membuat Leo dan yang lain terkikik.
"Makanya gercep lah. Kasian Abby lo gantung mulu kayak jemuran." sahut Leo yang diangguki Bayu dan Rakta.
"Gue ada ide!" ucap Rakta antusias.
"Apaan?" sahut Bayu.
"Ntar Gita bakalan nanggung PJ temennya. Gimana kita gabung aja. Ya gue yang traktir lah." ucap Rakta.
"Yes!" pekik Afka.
"Giliran masalah makan lo yang pertama." sinis Rakta.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Lita tengah duduk di ruang keluarga sambil memainkan ponselnya. Ia sedang menunggu Gita menjemputnya. Ia sudah menunggu selama lebih dari setengah jam, namun Gita tak kunjung datang.Drrt
Ponsel Lita bergetar yang menandakan ada pesan masuk.
Gita Ayu: Lit gue nggak bisa jemput lo. Gue sama Rakta.
Lita menghela nafas pelan.
Tak lama kemudian, Leo datang dengan pakaian yang...
Rapi.
"Ngapain kesini?" ucap Lita.
"Jemput elo." ucap Leo santai.
"Tap—eh."
Belum selesai Lita bicara Leo sudah menggaret Lita untuk pergi dengannya. Untung saja Lita ingat membawa tasnya.
Lita masuk ke dalam mobil Leo dengan setengah hati. Tentu saja ia kesal dengan Leo yang seenak jidatnya menggaret ia keluar.
"Sialan lo." sinis Lita.
"Yang penting ganteng." ucap Leo dengan PD nya yang kini sudah menginjak gasnya dan pergi dari halaman rumah Lita.
Mereka sampai di cafe yang sudah mereka sepakati.
Cafe Lintang.
Lita melihat teman-temannya sudah duduk manis disana. Bayu bersama Nanda. Rakta bersama Gita.
Kurang asem emang
"Oy bro!" sapa Leo kepada Afka yang ada disana.
"Lama amat lo dateng. Ngapain dulu?" tanya Afka sambil menaik turunkan alisnya.
"Gaada ngapain." ucap Leo santai yang sudah duduk di sebelah Lita.
"Ngapain lo duduk disini! Sana noh sama temen lo." ucap Lita sinis.
"Galak amat neng. Gue cipok tau rasa lo." ujar Leo kemudian bangkit dari duduknya dan pindah duduk di dekat Afka.
Posisi mereka duduk saat ini memang pisah meja. Rakta bersama Gita. Bayu bersama Nanda.
Double date.
"Gila dah mereka. Iri gue." ucap Afka sambil melirik Abby.
Lita melihat gerakan mata Afka. Ia cukup peka dalam hal ini.
"Jangan dilihatin mulu. Bilang aja. Nggak usah main kode-kodean deh. Nggak cocok." ucap Lita enteng sambil membaca buku menu.
"Diem deh!" sentak Abby.
"Iya Ka, bilang aja. Ntar lo ditikung, mewek dah seminggu." cibir Leo.
"Udah deh, jangan mojokin Afka." ucap Abby.
"Cie dibelain. Langsung dugem dah tuh jantung ma hati." ucap Leo sambil terkikik.
"Oy Gita. Gue mau makan. Inget PJ lo sama Rakta yang tanggung", ucap Lita cukup keras namun tidak mengundang perhatian pengunjung lain.
"Iya."
Lita memanggil waitress kemudian memesan makanan. Leo, Abby dan Afka juga.
"Udahlah Ka, mending lo bicara sekarang deh." ucap Lita yang sangat tidak nyaman dengan situasi Abby dan Afka saat ini.
"Lo tau nggak" Lita berbicara menggantung kalimatnya. "Ada kakel lho yang ngejar-ngejar Abby dari tahun pertama kita sekolah. Lo nggak takut Abby diambil tuh orang?" ucap Lita memanas-manasi. Sedngkan Leo kini terkikik melihat aksi sahabatnya itu.
"Ya enggak lah!" ucap Afka spontan.
Abby melebarkan matanya. Pipinya memanas saat ini.
"By, pokoknya lo harus mau jadi pacar gue! Titik!" tegas Afka tanpa basa basi lagi.
Abby membeku mendengar perkataan Afka.
"Woy. Lo nembak cewek apa nagih hutang? Pemaksaan amat dah." celetuk Leo yang geram dengan cara Afka menyatakan perasaanya.
"Ribet ah." Afka menglihkan pandangannya ke arah Abby. "Mau ya?" ucap Afka sambil mengelus tangan Abby.
Dengan ragu-ragu Abby menatap mata Afka.
"Iya." ucapnya setengah berbisik namun tidak mungkin tidak didengar oleh Leo dan Lita.
"PJ besok", ucap Lita. "Kuy Yo, pindah meja." ajak Lita sambil menarik Leo.
"Ntar lo bilangin pesenan gue pindahin ke meja gue." ucap Lita.
"Iya." ucap Abby.
Fantastis! Ini terlihat seperti...
Fourfold date!
***Jangan lupa vote dan comment yaa
See you💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory✔️
Teen FictionSemua orang pasti ingin merasakan indahnya masa remaja bersama orang-orang yang kita cintai. Dan akan selalu bisa mengenangnya di dalam memori yang manis. Begitupun dengan Lita. Selalu ingin agar memori masa lalunya kembali:)