15|| IDE?

30 2 0
                                    

Sebuah keputusan haruslah diambil sebaik mungkin. Jangan sampai kita salah langkah dalam mengambil keputusan
🦄

Lita merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. Ia merasakan seluruh badannya sakit. Mungkin efek seharian pergi bersama Kevan. Huft. Laki-laki itu lagi.

Lita menatap langit-langit kamarnya. Dengan ponsel yang berada di sebelah tubuhnya.

Bingung.

Hanya kata itu yang dapat mengungkapkan suasananya hari ini. Sebab sudah seharian ini Leo tidak memberikannya kabar. Leo hanya memberi tau tadi pagi bahwa ia akan menjemput orang tuanya. Dan sampai sekarang Leo tidak memberikan kabar.

Ting!

Ponsel Lita berdenting yang menandakan ada pesan yang masuk. Dengan gerakan yang malas, Lita meraih ponsel yang ada di sebelahnya. Ia membaca pesan yang baru saja ia terima.

Leo Devano

Lita lo bisa nggak ke rumah gue?

Lita mengernyit tidak paham dengan maksud pesan yang Leo kirimkan. Lita mulai mengetikan balasannya.

kenapa? Tumben banget

Gue perlu bantuan lo sekarang!

Iya gue kesana sekarang

Lita bergegas keluar dari kamarnya dan segera menuju ke rumah Leo. Tidak perlu waktu 2 menit untuk sampai ke rumah Leo. Dan kini Lita sudah berada di depan rumah Leo. Ia mengetuk pintu rumah Leo. Tak lama kemudian Leo muncul dengan penampilannya yang urak-urakan.

"Akhirnya lo dateng juga", Leo menghela napas lega setelah melihat Lita.

"Ngapain sih?", ucap Lita yang benar-benar bingung dengan Leo.

"Gue perlu bantuan lo. Cepetan masuk", Leo menggiring Lita masuk ke rumahnya. Tanpa ba-bi-bu Lita segera masuk dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.

Lita menatap sekelilingnya. Sepi.

"Bonyok lo mana?", tanya Lita setelah melakukan pengamatan absurd itu

"Mereka ada kerjaan lagi di luar kota. Bahkan mereka nggak sempet pulang. Gue jemput mereka di bandara trus nganter mereka ke luar kota lagi", jelas Leo panjang lebar.

"Kapan pulangnya? Gue udah kangen sama nyokap lo"

"Katanya 2 hari lagi", Lita hanya ber-oh-ria saja.

"Nah sekarang lo perlu bantuan apa?", tanya Lita to the point

"Gue mau buat surprise", ungkap Leo.

"Buat siapa?"

"Bonyok gue lah", sungut Leo.

"Oh", mulut Lita membentuk huruf O. "Trus gue bantuin apa?", sambung Lita

"Bantuin gue nyiapin semuanya. Lo tau kan gue nggak bisa nyiapin surprise", ucap Leo cengengesan

"Hmm. Gue pikirin dulu mau buat surprise kayak gimana. Lo udah punya rencana nggak?", Lita melirik Leo yang memijit pelipisnya.

Memory✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang