Semua harus diawali dengan hal yang manis bukan? Salah satunya dengan lihat senyum lo yang manis mungkin yang terbaik
💖
Setelah Olive meminta maaf, benar bahwa ia kembali ke Amerika. Buktinya kedua orang tua Olive datang ke sekolah untuk mengurus kepindahan Olive.
Lita yang mengetahui hal itu merasa kehilangan. Bagaimana pun juga Olive pernah menjadi kenangan masa lalunya. Meskipun Olive selalu bertindak jahat padanya. Tapi Olive tetaplah sahabatnya.
Leo menyadarkan Lita dari lamunannya.
"Woy, masih aja lo suka bengong. Ntar kesambet baru tau rasa lo." ucap Leo yang kini duduk di sebelah Lita.
Lita tersentak kaget.
"Sialan lo!" Lita mengumpat.
"Ya lo sih ngelamun mulu. Masih mikirin Olive?"
Tepat sasaran. Perkataan Leo tepat mengenai Lita.
"Please Lit. Jangan mikirin itu lagi. Biarin dia pergi buat nata hidupnya." ucap Leo sambil mengelus punggung Lita.
"Bentar deh. Lo ngapain disini?!" Lita sedikit kaget dengn kedatangan Leo ke kelasnya.
"Ini nih anak yang nggak pernah denger kata orang lain, ngelamun mulu sih. Tadi kan udah diumumin kalok hari ini semua kelas free." jelas Leo panjang lebar.
Lita hanya ber oh ria
"Udah jangan ngelamun mulu. Kantin kuy." ajak Leo.
"Temen gue kemana?" Lita kaget setelah menoleh ke belakang dan tidak mendapati teman-temannya.
"Udah duluan. Lo sih diajakin nggak nyaut." ucap Leo yang membuat Lita mengerucutkan bibirnya.
Leo tertawa kecil. Gemas melihat Lita menjadi manja seperti ini.
Mereka berjalan menuju kantin berdua. Di perjalanan, Leo bertemu dengan Kevan. Leo menyapa Kevan, namun Kevan hanya tersenyum tipis kemudian melanjutkan perjalanannya.
Leo mengernyitkn dahi.
"Kevan kenapa?", batin Leo.
Disinilah mereka. Di tempat dimana banyak makanan yang bisa mereka dapat asalkan mereka memberikan uang.
Kantin.
Mereka berjalan menghampiri meja yang sudah diduduki oleh temn mereka.
"Baru sadar lo?" ucap Abby sambil menyedot jus alpukatnya.
"Sialan lo semua." cibir Lita.
"Udah-udah. Duduk Lit, mau pesen apa lo?" tanya Nanda.
"Bakso sama jus alpukat." ucap Lita.
"By, sana pesenin." titah Nanda yang membuat mata Abby membulat.
"Lah yang nawarin lo, yang jalan gue. Laknat lo." Abby mendumel yang kemudian bangkit dan memesan makanan untuk Lita.
Nanda hanya menahan tawanya yang hampir pecah.
"Sialan lo Nan." ucap Gita sambil melempar kulit kacang.
Mereka semua tertawa hingga Abby datang dengan pesanan Lita. Lita menerimanya dan mengucapkan terimakasih.
"Lo nggak makan Yo?" tanya Lita pada Leo.
"Suapin."
Inilah leo kalau sudah bersama Lita. Manja.
Lita memasukkan satu bakso kecil ke dalam mulut Leo.
"Astaga Leo, lo udah besar dan masih minta disuapin? Dasar bayi dugong", cibir Afka dan memukul kepala Leo pelan.
"Orang iri mah gitu. Sana minta sama Abby." ucap Leo sambil terkekeh.
Sedangkan Afka kini wajahnya sudah memerah karena malu. Abby? Responnya hanya terkejut.
"Apaan sih lo." Afka menoyor kepala Leo.
"Lo sih Yo. Jangan buka kartu disini dong." ucap Rakta yang mulai waspada kepada Leo. Takut-takut rahasianya juga terbongkar.
"Apa Ta? Minta disuapin Gita?" ucap Leo dengan suara yang keras. Sedangkan Rakta sudah menjitak kepala Leo karena gemas dengan sikap Leo yang menjengkelkan.
Gita tersedak mendengar ucapan Leo barusan. Wajahnya memerah karena..
Kaget dengan perkataan Leo
"Oh jadi sekarang kalian mainnya gitu. Nggak mau cerita nih sama gue." Lita tersenyum miring.
"Apaan sih lo." Afka dan Rakta kompak menoyor kepala Lita.
Afka dan Rakta memang menyukai teman Lita itu. Namun yang mengetahui hanya Bayu, Leo dan mereka masing-masing.
"Kalok cinta jangan dipendem. Ntar ditikung orang tau rasa lo." sindir Lita pada Afka dan Rakta
"Diem lo badak!" sentak Afka yang membuat Lita semakin tertawa keras.
"Diem deh!" sentak Abby yang membuat mereka semua kincep.
"Gue ke kelas", ucap Gita kemudian pergi dari kantin.
Dengan cekatan Rakta mengejar Gita. Cinta memang begitu kalau kata Lita.
Lita terkikik melihat tingkah sahabatnya itu. Memang benar sikap Rakta pada Gita. Cinta memang harus dikejar kalau tidak mau kehilangan yang akan membuat kita menyesal dengan keputusan kita untuk berhenti.
"Udah ah. Makan dulu, biarin mereka berkembang." ucap Leo yang diangguki Lita dan yang lain.
Setelah selesai makan, mereka kembali ke kelas. Namun diperjalanan mereka melewati taman yang memang tidak terlalu sering dikunjungi siswa.
Mereka semua melongo melihat Gita dan..
Rakta!
Sungguh GC sekali Rakta ini.
Mereka duduk berdua dengan mawar merah ditangan Gita. Mereka terlihat sangat bahagia, sesekali Rakta mengusap puncak kepala Gita.
Lita mengerti apa yang sahabatnya pikirkan, ia pun menyadarkan temannya yang masih melongo.
"Udah ah. Biarin mereka berdua dulu. Nanti baru kita porotin." ucap Lita yang memancing Leo untuk menoyor kepalanya.
***
Holaaa
Aku update lagi
Jangan lupa vote dan komen yaa
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory✔️
Teen FictionSemua orang pasti ingin merasakan indahnya masa remaja bersama orang-orang yang kita cintai. Dan akan selalu bisa mengenangnya di dalam memori yang manis. Begitupun dengan Lita. Selalu ingin agar memori masa lalunya kembali:)
