29||RINDU

6 2 0
                                    

Rindu tidak akan pernah bisa dibayar dengan uang. Rindu akan hilang dengan sendirinya jika sudah bertatap muka
💄

"Lita! Gue pulang!" teriak Leo di depan rumah Lita.

Ceklek

"Astaga. Ngapain ke sini? Masih inget punya temen?!" sinis Lita.

"Ya iyalah. Lo kan sahabat terbaik gue." ucap Leo kemudian memeluk Lita.

"Lepas ih." Lita melepaskn pelukan Leo secara paksa. "Lo tu nggak sih? Gue nyariin lo udah kayak orang setres tau nggak! Gue khawatir banget yo. Mana lo pergi nggak bilang-bilang. Lo kira gu—" Leo menutup mulut Lita dengan tangan kanannya.

"Ssst. Diem deh. Cerewet amat." ucap Leo sambil melepas bekapan tangannya di mulut Lita.

"Tangan lo bau Yo. Ya gue kesel lah. Lo pergi nggak bilang-bilang. Mana nggak ngabarin lagi. Gue hampir telat sekolah tau nggak karena nungguin lo. Lo ngeselin." ucap Lita panjang lebar.

"Udah?" ucap Leo yang daritadi hanya diam.

"Ih Leo. Lo tuh ngeselin banget tau nggak." ucap Lita kemudian hendak masuk ke dalam rumahnya namun tangannya dicekal oleh Leo.

"Iya sorry-sorry gue salah." ucap Leo merendah. "Sorry udah buat lo khawatir. Sorry nggak ngabarin lo dulu. Sorry udh hampir buat lo telat. Sorry ud—" Lita membekap mulut Leo dengan tangannya.

"Iya, tapi kalok lo lagi kayak gitu, gue pastiin bakalan marah sama lo." ucap Lita serius.

Senyum Leo mengembang mendengar kata-kata Lita itu. Entah mengapa perasaannya menghangat mendengar bahwa ada seseorng yang sangat khawatir dengannya.

"Iya sorry." ucap Leo sambil mencubit hidung Lita cukup lama.

"Lepas Yo!" sentak Lita yang membuat Leo tertawa.

"Ayo ke rumah gue. Mama sama Papa udah nungguin." ajak Leo.

"Go!"
***

Malam ini Lita makan malam di rumah Leo. Inipun karena permintaan Ratna dan Daniel. Disinilah Lita duduk saat ini. Di meja makan kediaman keluarga Alan.

Sudah ada Bang Aldo, Sarah, Roy, dan Leo. Tentunya dengan Lita juga. Lita tersenyum melihat keakraban keluarga ini. Ia jadi sangat merindukan Mama dan Papanya.

“Lit, dimakan ya. Maaf tante cuma masak ini.” ucap Sarah sambil tersenyum.

“Iya tante, ini udah lebih dari cukup kok.” sahut Lita sambil mulai melahap makan malamnya.

“Sekolah kalian gimana? Ada masalah?” tanya Roy.

“Nggak ada om.” sahut Lita.

“Sekolah kita mah selalu sehat kok Pa. Bersih lagi.” gurau Leo.

Lita mendelik mendengar jawaban Leo yang nyeleneh.

“Kamu ini. Udah besar juga. Masih aja kayak anak kecil.” ucap Roy.

Leo hanya tertawa kecil mendengar omongan Papanya. Leo memang begitu jika sudah bertemu dengan kedua orang tuanya.

“Kamu mau ngelanjutin sekolah dimana Lit?” tanya Sarah pada Lita.

“Nggak tau nih tan. Masih belum kepikiran.” sahut Lita.

“Kamu mau dimana Yo?” kini giliran Leo yang ditanya oleh Sarah.

“Dimana aja asal ada Lita.” sahut Leo tenang sambil menyantap makanannya.

Wajah Lita bersemu merah mendengar jawaban Leo yang membuat jantungnya berdebar seribu kali lebih cepat. Lita blushing.

“Kampret modus banget lo.” desis Aldo.

“Kamu ini ada-ada aja.” ucap Sarah sambil terkekeh geli.

“Udah-udah, lanjutin dulu makannya. Ntar sambung ngobrolnya.” ucap Roy yang diangguki semuanya.

Makan malam pun berakhir. Kini di ruang tengah hanya ada Aldo, Lita, Leo dan Sarah. Sedangkan Roy entah pergi kemana.

“Aldo gimana kuliah kamu?” tanya Sarah pada Aldo.

“Baik Ma.” sahut Aldo singkat.

“Oh ya Lit, kakak kamu gimana kabarnya?” tanya Sarah.

“Bang Brian baik kok Tan.” sahut Lita.

“Tante juga punya kabar nih buat kamu. Tante dua hari yang lalu ketemu sama Mama kamu. Dia bilang bakalan pulang seminggu lagi.” ucap Sarah yang membuat Lita tersenyum lebar.

“Beneran Tante? Haa kok Mama nggak ngabarin aku sih?” Lita mendengus kecewa.

“Jangan kesel gitu. Mama kamu lagi sibuk banget makanya nggak bisa ngabarin kamu.” terang Sarah.

“Ah iya sih, Mama kan sibuk banget.” ucap Lita.

“Mama kamu juga bawa kabar gembira. Pasti kamu suka.” ucap Sarah antusias.

“Apa tan?”
***

Yey aku update
Jangan lupa vote dan komen yaa
See you:)

Memory✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang